Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7
Drtt!
Drtt!
Drtt!
Deringan ponsel terdengar begitu nyaring, membuat sang empu menggeliat di balik selimutnya yang hangat. Dengan mata yang masih mengantuk ia meraba setiap sudut kasurnya untuk mencari benda pipih yang terus saja berdering sedari tadi.
"Hmm, hanya alarm. " Gumamnya serak dengan suara khas nya.
Perlahan namun pasti, ia pun mulai mendudukan diri dari rebahan nya. Hari ini libur sekolah dan Emma berniat untuk bertemu seseorang di caffe. Semalam sore setelah pulang dari sekolah Emma memutuskan untuk menghubungi seseorang untuk bertemu dan mengatakan hal apa saja yang sudah terjadi.
Terdengar konyol memang, dan besar kemungkinan orang itu tidak akan percaya begitu saja atas apa yang sudah ia alami. Tapi apapun itu yang jelas Emma sudah bertekad ingin mengatakan yang sebenarnya, urusan percaya atau tidak biarlah menjadi belakangan saja.
Emma bergegas turun dari ranjang empuk nya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Beruntung hari ini Ella dan nenek lampir itu sedang tidak berada dirumah, jadi Emma lebih leluasa untuk hari ini.
Selang beberapa menit bersiap Emma sudah siap dengan pakaian seadanya. Celana levis panjang dipadukan dengan hoodie kebesaran nya, sneaker dan juga topi yang membuat penampilan sedikit tomboy.
***
"Mau kemana lo pagi pagi begini, Litha? " Tanya Aidan
"Pagi mata lo buta, noh liat. Jam berapa itu di dinding. " Ucap Litha sewot
Aidan pun menatap dinding yang tadi di tunjuk oleh Litha. "Ya jam 11 siang. Sorry namanya juga baru bangun. " Sahutnya santai dengan wajah lempeng
Litha memutar bola matanya malas, " Gue mau ke caffe, tadi malem ada yang ngirim gue pesen trus ngajak ketemuan. Katanya sih ada yang mau dibahas, " Ujar Litha dengan memakai sepatunya.
Aidan yang mendengarnya pun kembali bertanya. " Siapa? Cewe, atau cowo. " Ucapnya penasaran
Litha menghedikan bahu tanda tak tahu, " Entahlah. Cuma pesan bukan telpon, jadi gue nggak tau. "
"Penting? " Tanya Aidan kembali
"Hmm, seperti nya penting. Soalnya ini menyangkut kematian Hanna, " Ucap Litha lirih diakhir kalimatnya
"Hanna? Gue ikut! " Ucap Aidan cepat dan bangkit dari duduk nya
"Ya, terserah! " Sahut Litha
Lalu mereka berdua pun pergi dari markas dengan mengendarai motor masing masing. Padahal ada mobil dan mereka bisa menggunakan mobil itu, tapi mereka lebih memilih motor Untuk mendapat kan udara segar.
***
"Claraaa! " Teriak pria itu dengan lantang
Sang istri yang melihat suaminya pulang dengan keadaan emosipun segera menghampiri dan mengusap pelan lengan sang suami untuk menenangkan nya.
"Tenang lah mas, ada apa? Kenapa pulang pulang sudah dalam keadaan emosi seperti ini. " Tanya Sarah istri dari abiyan
"Bagaimana aku bisa tenang! Perusahaan ku hampir bangkrut, dan rugi ratusan juta rupiah, dan itu semua adalah ulah anak mu!" Hardiknya kesal
Sarah yang mendengar nya kaget bukan main. " Bagaimana mungkin bisa, mas. Apa yang sudah Clara lakukan hingga membuat perusahaan milik kita rugi hingga ratusan juta. " Ucap Sarah syok
"Panggil anak itu! " Tekannya dengan nada tegas
Sarah pun menyuruh kepala maid yang tak jauh dari mereka untuk memanggilkan putri semata wayang mereka.
Tok!
Tok!
Tok!
Ceklek
"Ya, ada apa bi? " Tanya Clara dengan mata yang sedikit sayu akibat kurang tidur, ditambah lagi efek dari alkohol yang belum hilang sepenuhnya.
Yah, malam tadi Clara dan kedua temannya Ela dan juga Angelina pergi satu bar dan bermabuk ria disana. Kali ini tidak untuk melayani para lelaki hidung belang melainkan hanya untuk bersenang senang semata.
"Tuan dan nyonya menyuruh nona muda kebawah. " Ucap kepala maid menahan nafas nya akibat bau Alkohol yang begitu menyengat
Ia sudah paham betul jika anak dari majikannya ini baru saja meminum minuman yang beralkohol, ingin menegurnya tapi ia sendiri pun sadar diri bahwa ia disini hanya lah pekerja.
"Hmm, " Ucap Clara malas dan kembali menutup pintu kamarnya.
Clara pun bergegas mencuci wajahnya serta menggosok gigi agar terlihat sedikit fresh. Setelah cukup bersih, ia pun bergegas turun untuk menemui kedua orang tua nya dibawah.
Clara sedikit heran, tumben sekali kedua orang tua nya menyuruh dirinya untuk turun dan bertemu, biasanya mereka tidak pernah melakukan hal begini jika tidak dalam hal yang begitu penting.
"Ada apa, ma pa. " Tanya Clara setelah sampai
Abiyan yang melihat putri nya pun, tak kuasa menahan amarahnya lagi. Abiyan lantas bangkit dari duduk nya dan menampar Clara hingga kepala Clara tertoleh kesamping
Plakkk!
Kejadiannya begitu cepat membuat mereka yang berada di ruang tengah itu terkejut. Apalagi Sarah. Selama ini Abiyan tak pernah main tangan bahkan membentak, dan ini kali pertama nya ia melihat sang suami emosi hingga tanpa sadar melayangkan satu buah tamparan pada anak mereka.
"Hebat! Ternyata putri yang selama ini aku bangga banggakan, aku kasihi, aku sayangi, aku manjakan, aku penuhi semua kebutuhannya. Ternyata tidaklah cukup dengan segala yang sudah aku berikan. Apa kau puas sekarang, ha! " Ucap Abiyan
Clara meringis sembari membeku. Tamparan ini adalah tamparan pertama baginya, "ap- apa papa baru saja menampar ku? " Ucap Clara sedikit tercengang
"Ya, aku baru saja menampar mu, bahkan tamparan itu tidak lah ada apa apanya dengan semua kekacauan yang telah kau buat, Clara! " Teriak Abiyan
"Mas, " Ucap Sarah menatap tak percaya pada sang suami
"Diam lah, Sarah! Ini juga salah satu kesalahan mu. Kau selalu berada dirumah tapi kau sama sekali tidak bisa menjaga pergaulan anak mu itu. " Hardik Abiyan
Sarah menautkan kedua alisnya. " Apa maksud mu, mas. " Tanya nya yang masih tak mengerti
"Kau lihat ini! " Ucap Abiyan memberikan ponsel miliknya.
Meski bingung, tapi Sarah tetap menerima ponsel itu. Setelah melihat isi dari video itu, Sarah pun terkejut melihatnya. Lalu ponsel itu terjatuh begitu saja, tangannya bergetar akibat video yang baru saja ia lihat.
Clara yang melihat itu pun terkejut bukan main. Pasalnya ponsel itu jatuh dan tergeletak begitu saja membuat Clara terdiam seribu bahasa. Ia menatap kedua orang tuanya dengan pandangan takut.
Plakkk!
Lagi, kepala Clara kembali tertoleh ke samping. Ia mendapat kan tamparan kedua dari ibu nya. " Clara! Apa apaan itu! " Sentak Sarah marah
"Hm ma, ak- aku bisa jelasin. Ii-itu video bohong, video itu hanya editan ma. " Ucap Clara terbata bata
"Editan dari mana ha! Sudah jelas itu video asli. Dan apa kau tau, akibat video tak Senonoh kau itu, perusahaan yang sudah aku bangun hancur begitu saja. Dan itu hanya karena video syur kau itu. Sekarang kita jatuh miskin! Miskin Clara!, " Buka Sarah yang menjawab melainkan Abiyan sendiri
Deg!
Clara membeku. 'Apa? Miskin? Tidak tidak tidak. Gue nggak mau jatuh miskin. Lagian siapa sih yang sudah memberikan video itu kepada papa, ah sialan! Seharusnya waktu itu aku segera mencari tau, siapa pelakunya. Aku kira hanya dengan menyogok para guru dan memberi tahu kan bahwa itu video dan foto editan maka semua akan beres, ternyata aku salah. 'Batin Clara tak menyangka
***
Caffe taria
"Sorry, lama nunggu. " Ucap orang itu sembari duduk
Mereka yang berada di meja itu menoleh ke sumber suara. Mata mereka melihat wanita yang bisa dibilang masih muda dibandingkan mereka berdua, kemudian mereka saling tatap dan kembali memandang orang yang baru saja tiba.
"Lo yang ngirim gue pesan? " Tanya Litha membuka suara
Gadis itu Emma, mengangguk membenarkan ucapan Emma. Sementara Aidan memilih diam, entah kenapa wajah datar yang Emma perlihatkan mengingat kan pada Hanna yang juga memiliki expresi sama, bedanya gadis yang berada dihadapanya ini adalah anak sekolahan.
"Terus, kok lo bisa tahu kalau dimeja ini kita? Apakah kita kenal?" Tanya Litha kembali
" Yah, gue kenal kalian semua dan gue tahu kalian semuanya. " Ucap Emma dingin
Aidan dan Litha saling pandang, kemudian Aidan mengangkat suaranya. " Oke, maksud dan tujuan lo kali ini apa? Dan kenal kita dari mana, sementara tidak banyak yang kenal tentang siapa kami. " Ucap Aidan dengan mata yang memicing
Emma yang melihat tingkah Aidan mendengus sebaliknya. "Oke langsung pada intinya saja. Gue nggak akan ngulangin perkataan gue dari awal, jadi pasang telinga kalian baik baik. " Ucap Emma menatap mereka berdua secara bergantian
Emma pun menarik nafasnya perlahan dan berusaha berkata sejujurnya. Ia tahu ini hal yang konyol dan tidak mungkin mudah dipercaya, tapi apapun itu nyatanya dirinya sendiri lah yang mengalami hal ini
"Gue Hanna, gue Hanna ketua mafia Flores. Gue belum mati, dan jiwa gue terjebak di tubuh bocah ini. Gue tahu kalian pasti tidak akan percaya dengan apa yang gue katakan sekarang, sama. Gue juga dari awal nggak percaya kalau gue hidup lagi tapi dengan tubuh orang lain. So ya, gue transmigrasi ketubuh bocah ini. Dan sebagai gantinya gue harus merubah sudut pandang orang orang terhadap bocah ini, semua bisa gue atasin sendiri. Tapi gue tetap harus memberi tahu kepada kalian kalau gue masih hidup, terlebih untuk membalas dendam gue dengan Andy. "Ucap Emma A,K, A Hanna
" Andy belum mati ditangan kalian kan? Cukup siksa saja jangan membuat ia mati dahulu sebelum gue yang turun tangan."
Deg!