damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tuan bram
"Siapa yang berani membuat kericuhan di tempat ini?!" Tanya tuan bram kepada semua orang yang ada di tempat ini.
"Waduh..." ucap sugi sambil melemparkan gagang botol wine yang sudah rusak ke samping.
"Bosnya sudah muncul..." imbuh sugi dalam hati.
"Siapa orang yang berani membuat kericuhan di tempat yang aku lindungi?!" Tanyanya lagi dengan dingin.
Seketika itu juga semua orang yang ada di dalam bar ini langsung memandangi sugi.
"Oh, jadi kamu manusia rendahan yang berani membuat kericuhan di tempat in!" Terlihat tuan bram berjalan mendekat ke arah sugi yang berdiri di sebelah sana.
Suasana menjadi sangat tegang pada saat ini.
"Uhuk.." salah satu dari lima babi masih batuk darah di lantai, meski begitu ia masih bisa memasang senyuman jahat kepada sugi, "hehe, mampus kamu! Apakah kamu tidak tahu, beliau ini adalah tuan bram! Salah satu penguasa di tempat ini, sekaligus pelindung tempat ini!"
"Tuan bram?!" Tanya sugi dalam benaknya sambil memandangi pria gempal yang ada di hadapannya.
Salah satu babi lainnya terlihat mengusap darah dari pelipisnya, kemudian berucap, "bahkan kami 5 bos besar saja harus menaruh hormat kepada tuan bram, dan siapa sangka kamu berani membuat kericuhan di tempat yang beliau lindungi."
Babi yang ketiga langsung bersujud ke arah tuan bram, kemudian berucap, "tuan bram, berikan kami keadilan, tuan kami hanya ingin bersantai di tempat ini, menikmati sajian yang sudah kami pesan... namun tiba tiba orang ini datang dan mengacau."
Seketika itu juga keempat babi lainnya mengikuti apa yang di lakukan oleh babi ketiga. Akhirnya mereka berlima bersujud ke arah tuan bram.
"Kami lima bos besar memohon keadilan kepada tuan bram! Tolong berikan keadilan untuk kami, tuan."
"Tegakan keadilan untuk kami tuan bram!"
Sementara itu ketiga senior eric yang selama ini meringkuk ketakutan di bawah meja kini keluar.
Mereka bertiga langsung berucap, "mampus kamu sugi, beraninya kamu mengacau di tempat ini! Kamu tidak akan menyangka kalua tuan bram ada di tempat ini bukan?!"
Ketiga senior eric langsung memanfaatkan suasana untuk menyerang sugi secara verbal.
Sementara itu eric sendiri tampak ketakutan sekali, "mati kami.... kami tidak akan bisa lolos!" Ucapnya dengan tubuh yang gemetar.
Namun sugi sendiri mencoba untuk tenang dan mencari solusi untuk keliar dari dalam masalah ini.
Tuan bram memandangi sugi dengan ekspresi meremehkan, "aku benar benar tidak menyangka orang sekecil kamu memiliki nyali sebesar ini.."
"Nak, apakah kamu tahu, ada banyak sekali pepatah kuno yang memberi saran....
Jangan bermain api jika tidak ingin terbakar. Jangan memakan apa yang tidak bisa kamu kunyah."
"Bisa bisanya orang selemah kamu membuat kericuhan di tempat yang aku lindungi!"
Pada saat ini sugi tampak menggertakan giginya dengan begitu marah.
Namun siapa sangka tuan bram malah tertawa melihat sugi yang marah, "hahahaha! Lihatlah ini nona kanaya, ssmut rendahan ini terlihat marah!"
"Hahaha!"
"Hahaha!"
Nona kanaya dan yang lainnya terlihat tertawa terbahak bahak, mengikuti tawa keras dari tuan bram.
Dari sudut pandang tuan bram ini, sugi yanga marah tidak lain tidak bukan sangat mirip dengan anak kecil yang marah.
Sangat menggemaskan.
Tuan bram menghentikan tawanya, kemudian ia berucap ke sugi, "karena kamu tampak sangat menggemaskan dan telah memberikanku hiburan, maka aku akan memberikanmu tiga kali kesempatan untuk memukulku!"
"Pukul aku tiga kali, kalau kamu tidak bisa menumbangkanku, maka giliran aku yang akan mencincangmu menjadi banyak bagian dan memasang kepalamu di depan pintu, sebagai peringatan yang lainnya agar tidak membuat kericuhan di tempat ini!" Ucap tuan bram dengan penuh keyakinan.
Sugi memiliki tubuh yang biasa biasa saja. Sedangkan tuan bram adalah sosok yang bertubuh besar nan gempal. Tidak hanya itu, tuan bram juga di rumorkan memiliki beberapa kemampuan mistis.
Menyuruh sugi memukul tuan bram sama saja menyuruh anak kecil untuk memukul sebuah beton.
"Tiga kali pukulan?!" Tanya sugi dengan serius.
"Haha! Tiga kali pukulan! Kalau kamu tidak bisa mengalahkanku dalam tiga kali pukulan itu, maka aku yang mencincangmu!"
Tuan bram tampak berdiri tegap sambil memandang remeh sugi, "kamu bisa memulainya sekarang!"
Sugi menganggukan kepalanya. Tangan sugi mengepal dan...
Bugh!
Pukulan pertama mendarat di perut tuan bram. Tuan bram hanya terdiam sambil memasang wajah yang sama.
"Hahaha! Lihatlah itu!" Teriak rehan penuh dengan tawa, "apakah dia fikir dia bisa mengalahkan tuan bram dengan pukulan yang selemah itu?!"
"Haha! Memang bodoh dia! Lihat itu bahkan tuan bram sama sekali tidak bergerak! Tinju milik bajingan sugi ini sama sekali tidak ada rasanya!"
"Mati kamu bangsat!" Kelima babi itu tidak luput untuk mengutuk sugi.
Namun sayang seribu sayang semua orang yang meremehkan sugi, sama sekali tidak mengetahui alasan mengapa tuan bram pada saat ini hanya diam saja ketika mendapat tinju dari sugi.
Rohnya sedang lepas dari tubuhnya!
"Lolololo! Apa yang terjadi?!" Teriak tuan bram yang ketakutan melihat tubuh fisiknya yang berdiri kaku di depan kemudian ia dalam bentuk roh melayang ke belakang seperti layangan.
Tuan bram sendiri yang dalam bentuk roh tidak bisa mengendalikan tubuh rohnya yang melayang ke belakang. Semakin menjauh dari tubuh fisiknya.
Uniknya meskipun tuan bram dalam bentuk roh, dia masih bisa berkeringat dingin. Terlebih dia merasakan aliran waktu yang seolah melambat dan seolah berhenti.
Tuan bram semakik menjauh melayang ke atas.
Dari atas sini pemandanganya semakin aneh, entah mengapa dia bisa melihat aneka makhluk halus dari yang besar seperti genderuwo sampai kuntilanak, hingga para raksasa mengerikan yang tingginya bermeter meter.
Mereka semua tampak ketakutan dan banyak dari mereka yang bersujud ke arah sugi orang yang selama ini dia remehkan.
Kemudian tuan bram mendongak ke langit, seketika itu juga langit malam berubah menjadi hitam legam, tanpa ada rembulan.
Tidak sampai di situ ribuan pasang bola mata terlihat yang seolah siap memakan tubuh rohnya.
Tuan bram merasa di ambang kematian, tenggelam di dalam lautan tekanan mengerikan yang terpancar di tempat ini.
"To... to..."
"Am.. amp.."
Bahkan ia sampai sampai tidak bisa berkata kata, saking takutnya. Kata orang orang penyesalan akan muncul di saat seseorang di ambang kematian, dan itulah yang saat ini tuan bram alami.
Tuan bram benar benar di penuhi dengan penyesalan, seandainya dia tahu lebih awal. Meskipun dia memiliki ribuan tidak milyaran nyawa, tidak mungkin ia berani menyinggung sosok mengerikan yang menyamar menjadi manusia biasa ini!
Tiba tiba pada saat ini kekuatan tidak terlihat menarik paksa roh tuan bram dan langsung masuk ke dalam tubuh fisiknya.
Tuan bram tersentak ketakutan. Wajahnya langsung pucat sekarang.
"Hahaha! Dasar bodoh, cepatlah bersujud di hadapan tuan bram!" Teriak salah satu dari babi yang mengaku lima bos besar.
Sugi nampak kembali mempersiapkan tinjunya yang kedua.
Tuan bram makin pucat, ia yakin apabila ia terkena tinju yang kedua kalinya sudah pasti, rohnya akan musnah begitu saja.
"Tung... tung... tung... tung... tung.... sahur! Eh, tung... tunggu!"
Buru buru tuan bram langsung menjatuhkan dahinya ke lantai bar dan membantingnya berulang kali.
"Ampuni saya tuan!"
"Ampuni saya tuan!"
"Ampuni saya tuan!"
Keheningan langsung menyelimuti tempat ini.
oooooo