NovelToon NovelToon
SISTEM DEWA NAGA TERKUAT

SISTEM DEWA NAGA TERKUAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan / Dunia Lain
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Dimas Seorang pekerja supir truk yang gak sengaja menabrak pekerja kantoran, tapi anehnya pandanganya gelap dan dia muncul didunia lain.

Sistem dewa naga terkuat menemani perjalananya menuju puncak kekuatan, dengan berbagai misinya Dimas mendapatkan berbagai harta yang sangat kuat.

Bagaimana perjalanan Dimas, Ikuti kisah keseruanya.

Gas... gua bakal up tiap hari sesuai mood, mungkin 2 chapter sampai 5 chapter perhari, kalau lagi mood bisa lebih.

Maaf jika ada kesalahan pada cerita, karena author hanya manusia, bukan nabi Boy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 34 - Sekte Pedang Jiwa menghilang

Angin berembus kencang di atas langit kota Batu Hitam. Aura membunuh menggetarkan udara saat pemimpin dan para tetua dari Sekte Pedang Jiwa mengambang dalam formasi menyerang. Sorotan mata mereka tertuju pada satu orang: Dimas. Sosok yang kini berdiri dengan tenang, mengenakan pakaian sederhana, namun auranya memancarkan tekanan yang bahkan membuat langit terasa lebih berat.

Long Bing berdiri di samping Dimas, tak bersuara, namun aura dewi naganya begitu kuat hingga membuat udara di sekitarnya bergetar. Namun kali ini, dia memilih diam. Dimas melangkah maju satu langkah dan memandang para tetua dan pemimpin sekte dengan ekspresi datar. Suaranya tenang namun jelas, terdengar sampai ke telinga setiap orang di sekitar.

"Sebelum kalian menyerang, aku ingin tahu satu hal..."

Pemimpin sekte menatap tajam ke arah Dimas, rambutnya berwarna perak, jubah putihnya berkibar tertiup angin, dan di punggungnya tersampir pedang panjang dengan ukiran naga hitam. Matanya menyala dengan kemarahan yang telah lama disimpan.

"Kau membunuh muridku," katanya tajam. "Wu Dong."

Dimas terdiam sejenak, pikirannya menelusuri kembali perjalanannya. Nama itu... familiar. Dia mengingat seorang pria dari kerajaan Wu, seseorang yang begitu sombong dan percaya diri dengan kekuatannya. Wu Dong, Void Refinement tahap lima, yang menantangnya dan akhirnya mati di tangannya. Itu adalah momen yang memicu kehancuran kerajaan Wu.

Sekarang semuanya masuk akal. Sekte Pedang Jiwa, yang memiliki hubungan erat dengan kerajaan Wu, ternyata menjadikan Wu Dong sebagai salah satu murid intinya. Dan kematian Wu Dong telah menjadi bara dendam yang dipelihara hingga saat ini.

"Jadi... ini semua karena Wu Dong?" tanya Dimas tenang. "Seseorang yang menantangku, dan mati karena kesombongannya sendiri?"

"Dia muridku," teriak pemimpin sekte. "Dan kau harus membayar dengan nyawamu!"

Mata Dimas menyipit. Wajahnya masih tenang, tapi dalam hatinya, dia sudah menentukan jawabannya. Jika pertarungan ini adalah bentuk balas dendam, maka dia tidak akan lari.

Para tetua sekte bersiap, masing-masing mengangkat pedangnya. Aura mereka menebar ke segala arah, membelah langit. Namun Dimas tak gentar. Tubuhnya yang telah diperkuat oleh sistem, hasil dari perpaduan tubuh naga dan peningkatan fisik ekstrem, menjadikannya tak tertandingi bahkan oleh mereka yang telah mencapai ranah Ascencion Realm puncak.

"Ayo," ucap Dimas pelan. "Kalau itu keinginan kalian."

Dengan sekejap, pemimpin sekte dan para tetua melesat maju, membentuk formasi segel naga langit. Teknik pamungkas Sekte Pedang Jiwa. Pedang-pedang mereka menyala dengan qi yang tajam dan berkilauan. Namun saat mereka hampir menyentuh tubuh Dimas, dia hanya mengangkat dua jarinya.

Qi naga sejati menyelubungi jarinya. Dan dalam sekejap, setiap serangan itu terhenti. Bahkan waktu terasa melambat bagi mereka yang menyaksikan. Dimas, tanpa menggunakan pedang, hanya menangkis dengan jari-jarinya. Dia bahkan meniru teknik yang digunakan oleh para tetua itu.

"Menarik..." gumamnya. "Ternyata sistem memberiku kemampuan untuk meniru teknik seperti ini."

Dalam sekejap, dia membalas dengan gerakan yang sama, bahkan lebih cepat dan lebih tajam. Pedang tak terlihat yang tercipta dari qi naga melesat menghantam para tetua dan pemimpin sekte satu per satu.

Para tetua terpental, beberapa dari mereka terluka parah hanya dalam satu serangan balasan. Namun mereka belum menyerah. Mereka bangkit, melesat kembali, dan kali ini melepaskan kekuatan pamungkas masing-masing: Jiwa Pedang Naga Hitam, Seribu Pedang Menangis, dan Segel Ilusi Pedang Surgawi.

Langit gelap oleh kekuatan dahsyat. Tapi Dimas tidak terintimidasi. Dia meniru ketiga teknik itu sekaligus, menggabungkannya dengan qi naga dalam bentuk sempurna. Saat serangan mereka datang, Dimas melepaskan serangan balik dengan teknik yang sama namun jauh lebih kuat.

"Apa...? Tidak mungkin!" teriak salah satu tetua sekte. "Dia menirunya... lebih sempurna dari kami!"

Ledakan qi mengguncang langit. Cahaya dan petir mengoyak udara. Tanah di bawah mereka retak dan hancur. Orang-orang di kota Batu Hitam hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Tidak ada yang berani mendekat. Bahkan penjaga kota yang biasanya sigap pun tak berani bergerak.

Long Bing hanya menatap dengan mata tajam. Dia tahu Dimas belum menggunakan seluruh kekuatannya. Dia masih menahan diri. Dia hanya... bermain-main.

Setelah beberapa serangan, para tetua sekte mulai panik. Mereka bisa merasakan bahwa kekuatan Dimas berada di luar akal sehat. Bahkan pemimpin sekte mulai ragu.

"Kita harus mundur!" teriak salah satu dari mereka.

Namun Dimas tidak membiarkan mereka pergi. Dengan gerakan cepat, dia memanfaatkan teknik pamungkas yang sama milik mereka, tapi dengan variasi yang lebih mematikan. Dia bergerak seolah menari, meluncur di antara mereka dan menghantam satu per satu.

Pemimpin sekte mencoba menyerang dari belakang, menusukkan pedangnya ke punggung Dimas. Tapi Dimas berbalik, menangkap pedang itu dengan telapak tangan kosong, dan menghancurkannya.

"Kau terlalu lemah... untuk membalaskan dendam muridmu," ucap Dimas datar.

Satu demi satu, para tetua sekte tumbang. Dan akhirnya hanya tersisa sang pemimpin. Napasnya terengah, wajahnya penuh luka dan jubahnya berlumur darah. Dia menatap Dimas dengan kebencian, namun di balik itu... ada rasa takut yang tak terbendung.

"Kau... siapa sebenarnya dirimu...?"

"Aku? Hanya seseorang yang tak menyukai kesombongan dan ketidakadilan," jawab Dimas.

Dengan satu pukulan terakhir, Dimas menggunakan teknik pemimpin sekte sendiri dan menghantamnya. Tubuh pemimpin itu terpental ke tanah, menciptakan kawah besar di luar tembok kota Batu Hitam. Hening. Tidak ada yang bersuara.

Shen Di, jendral dari kerajaan arsin yang pernah ingin menganggu Long Bing menatap kejadian itu dari kejauhan. Tangannya mengepal. Keringat dingin menetes di dahinya.

"Untung saja... aku tidak menyinggung orang ini sebelumnya," gumamnya.

Orang-orang di kota Batu Hitam yang menyaksikan dari kejauhan hanya bisa ternganga. Sosok Dimas kini telah menjadi legenda hidup. Dalam sekali pertempuran, dia mengalahkan seluruh puncak kekuatan dari Sekte Pedang Jiwa. Bahkan para tetua yang dikenal sebagai tak terkalahkan, semuanya tumbang tanpa mampu memberikan perlawanan berarti.

Long Bing melangkah mendekat, menepuk bahu Dimas pelan. "Kau benar-benar tidak menahan diri, ya?"

Dimas hanya tersenyum kecil. "Aku masih bermain-main kok."

Langit perlahan cerah kembali. Aura membunuh menghilang. Dan dengan itu, babak baru dalam hidup Dimas dimulai. Kini, bukan hanya kota Batu Hitam, tapi seluruh benua pasti akan mendengar nama Dimas.

Sang pembantai Sekte Pedang Jiwa.

Bersambung...

1
Rumah Pena
Campur oy
Rumah Pena: gak dapat kak.
Y&C: Halo kaka mau nanya dong..

Kalau novel yang belum kontrak dapat bagi hasil dari iklan ga ?
total 2 replies
Dean Adam
Ini Kultivator Atau Dunia Fantasy Barat, heran Gue
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!