Ema harus membayar setimpal dengan apa yang di lakukan oleh bosnya untuk menyelamatkan dua adiknya dari orang tua yang Toxic
Gadis itu berpikir jika dia hanya perlu bekerja lebih keras di perusahaan Grey namun salah pria itu mengincar hal lain dari gadis itu
.
.
Grey tertarik pada Ema gadis sederhana dengan mental kuat, namun latar belakang pria itu membuat dia tidak bisa meresmikan hubungannya menjadikan Ema sebagai kekasih gelapnya
Pria itu harus menikah dengan perempuan sempurna juga
.
.
Bagaimana keputusan Grey? sedangkan Ema yang sudah tersudut oleh keluarga tunangan Grey hingga gadis tu memutuskan akan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon natural, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis yang Cerdas
Pagi yang cerah menyinari kota, Ema dengan semangatnya membersihkan semua area tempat dia bekerja gadis itu dengan cept mempelajari situasi di kantor hingga membuat Lina tidak perlu mengawasinya lebih detail
"Gadis itu...ku dengar dia juga sambil kuliah di Universitas ternama, kenapa dia berakhir seperti ini ya?". Juleha menggeleng-geleng kepalanya merasa jika Ema tidak seharusnya bekerja seperti mereka
"Biarkan saja dia, toh dia harus menghidupi adik dan dirinya sendiri jika dia sudah lulus dia pasti mendapatkan pekerjaan yang lebih layak"
"Hmm kau benar, dia bahkan tidak tinggi hati meski di puji oleh pak Sebastian aku cukup menyukainya".
"Sudah-sudah ayo bekerja, sebentar lagi CEO pasti akan datang kau tahu sedetail apa dia".
Kedua orang itu mulai bekerja mengerjakan pekerjaan yang seharusnya mereka lakukan sejak tadi tapi mereka malah mengagumi Ema yang bekerja dengan rajin
Semuanya sudah beres mereka kembali keposisi mereka menunggu karyawan tingkat atas datang dan bekerja, Ema mendapatkan perintah seperti biasa
Gadis itu membuatkan secangkir kopi untuk Agung, pria itu menyukai cara Ema membuat kopi karena menurutnya Ema membuat campuran yang pas antara gula dan kopi
"Ini pak..". ucap gadis itu, namun Agung tampak tidak menghiraukan dia lalu Ema menggeser kopi itu kesudut takut jika tiba-tiba pria itu tidak sengaja menyenggol kopi itu.
Dia memperhatikan pria paruh baya yang sangat sibuk dengan dokumen di hadapannya lalu kembali kekomputer didepannya tampaknya pria itu sedang merevisi sebuah laporan
Ema menatap berkas di sana dia mengerti mengenai apa isi dokumen itu karena dia adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
"Anda akan tidak akan mendapatkan hasil yang pas jika menambahkan nilai ini, hasilnya akan error terus".
"Kau tahu..?". tanya Agung yang sedikit pasrah "Huh aku sudah muak, Presdir meminta revisi hari ini akan menjadi masalah besar jika ini tidak selesai"
"Apa saya bisa membantu bapak? saya Mahasiswa Ekonomi Bisnis mungkin saya bisa membantu sedikit". Jelas Ema, Agung yang sudah pasrah hanya bisa mengangguk
Ema mulai mengotak-atik komputer dan melihat dokumen dia mengambil pena mencoret bagian yang salah lalu memperbaiki data di komputer
"Nah benar... anda tidak bisa menambahkan supply meskipun itu sedikit ketika seluruh barang belum di tempat meski masih di perjalanan beberapa ton masi ada dalam perjalan anda harus menambahkannya sekitar tiga hari sesuai waktu di sini"
Jelas Ema menunjukan titik kesalahan pada Agung pria itu terlonjak kaget saat dia menghabiskan waktu dua hari untuk merevisi laporannya Ema malah menyelesaikannya dalam hitungan menit
"bravo...". Puji pria itu membuat Ema tertawa pelan
"heh gadis kampung.. apa yang kau lakukan? kau pikir ini taman bermain bisa-bisanya kau mencampuri urusan karyawan seperti kami!".
Inez yang entah datang dari mana menyampari Ema dan Agung dengan nada juteknya seperti biasa
"Pak Agung juga, kenapa memberinya ruang huh? tahukan kalau pak Grey marah itu bagaimana?"
Wajah Agung yang biasanya sangat ramah berubah menjadi dingin berhadapan dengan Inez dia kesal dengan revisinya baru selesai di tangan Ema tapi bisa-bisanya wanita seperti Inez malah menghina dewi penolongnya
"Diamlah Inez ini bukan urusan mu, urusi saja diri mu sendiri jangan sampai Pak Neon menegur mu lagi". ujar pria itu cek sambil menyusun dokumennya "Diri sendiri tidak terurus malah mengurusi urusan orang lain, pergilah dan cari pasangan hidup kau sudah terlalu tua untuk menjadi wanita single!".
beberapa orang yang mendengarnya tertawa dan senang karena Inez yang tersudutkan tidak banyak yang mau berhadapan dengan Inez karena tahu reputasi wanita itu
"Ema terimakasih bantuan mu, kembali lah ke tempat mu"
"Baik pak". ucap Ema dengan senang hati karena dia bisa membantu seseorang di sana
Hari Mulai Siang.
Agung bersiap setelah makan siang menuju lantai ruangan CEO mereka memberikan laporan revisi yang sudah dua kali di tolak oleh Grey pria itu bahkan sudah sedikit muak
"Ah kau lagi Agung..". Neon membukakan pintu untuk pria itu "Kau sudah memastikan semuanya benar?". tanya Neon
"Su..sudah pak, saya sudah memastikannya"
"Bagus, sekarang jelaskan dengan baik pada Grey"
Agung mengangguk dia sedikit gugup karena Grey menatapnya dengan tatapan tajam nya, ya mungkin pria itu juga sudah muak melihat Agung
Pria itu menyerahakn dokumen yang sudah dia print pada Grey, beberapa saat Grey mengangguk tanpa mencoret satupun data di sana
"Ini bagus, dan datanya sudah valid tapi bisakah kau menjelaskan mengenai ini?". tanya Grey pada pria itu menunjuk satu data
haduh Ema tadi sudah menjelaskannya tapi apa sebagiannya lagi ya?. "itu adalah data, dari tiga kapal pengangkut barang bermuatan daging di tanggal sekian pak...". jelas pria itu dengan sedikitnya hal yang dia ingat
"benar tapi bagian ini?". tanya Grey lagi, bukan Grey yang tidak mengerti tapi dia sendiri lebih suka menguji karyawannya untuk kejujuran mereka sendiri karena Grey tidak suka jika Karyawannya melempar tugas yang dia berikan pada orang lain
Agung terdiam dan menunguk dia memang mengerjakannya tapi untuk bagian revisi itu dia kurang paham karena Ema hanya menjelaskan garis besarnya tadi
"Kau tahu aku tidak suka hal seperti ini... kau mengerjakannya sendiri?"
"Untuk sebagian besarnya saya mengerjakannya sendiri pak tapi untuk bagian itu....". Agung berpikir sejenak "itu.. saya di bantu oleh Ema, Office Girl yang baru masuk bekerja kemarin"
Grey dan Neon terdiam karena laporan itu bukanlah laporan yang mudah terutama di kerjakan oleh karyawan paling bawah seperti Ema
"yang aku tahu dia memang Mahasiswa Ekonomi Bisnis yang beprestasi Grey, jadi mungkin saja... tapi ya ini juga sangat sulit untuk pemula seperti dia"
"panggil dia kesini"
Di Dapur Kantor.
Ema yang sibuk membersihkan piring dan gelas yang kotor di kagetkan dengan Lina yang datang padanya dengan wajah tegang
"Apa kau melakukan kesalahan fatal?" Tanya wanita paruh baya itu dengan serius
Gadis itu menggeleng karena tidak tahu apapun hari itu juga harinya berjalan dengan lancar-lancar saja tanpa kekurangan apapun dan komentar dari karyawan lain
"Pak Bastian memanggil mu untuk datang keruangan CEO".
"a...apa?". Apa aku berbuat salah? apa laporan yang ku kerjakan tadi salah ya? tidak mungkin aku sudah mengeceknya dua kali
"Cepatlah jangan membuat Presdir menunggu akan lebih parah jika kau diam seperti ini"
"Baik..." Mampus aku . Batin gadis itu berharap jika tidak terjadi sesuatu apapun padanya, di sana ada Bastian yang sudah menunggunya pria itu sama tegangnya dengan dirinya
"Neon menelfon ku untuk membawa mu keruangan CEO, kau membuat kesalahan?"
Gadis itu menggeleng keras . "Tidak pak!"
"Pelan kan suara mu, kau seperti membuat ku semakin curiga jujurlah nanti di ruangan CEO apapun pertanyaan mereka kau mengerti"
Ema mengangguk dia menjadi gemetar saat memasuki lift menuju lantai atas
novel ini itu sangat menarik. aku suka bgt sama novel ini
semangat kak buat episode selanjutnya
baca juga novel aku judul nya istri kecil tuan mafia /Smile//Smile/