Berawal perkemahan yang diadakan oleh sekolah membuat anak-anak terpilih memiliki kekuatan aneh.
Saat perkemahan berlangsung mereka tersesat karena disebabkan oleh kejahilan seseorang dan hal itu membuat mereka menjadi masuk ke sebuah gua hanya untuk berteduh. Rasa penasaran mereka yang tinggi membuat mereka memasuki gua hingga bagian terdalam dan menemukan sebuah danau tersembunyi di dalam gua.
Karena sesuatu, mereka tak sengaja masuk ke danau dan secara tiba-tiba membuat mereka memiliki kekuatan
Mampukah mereka mengendalikan kekuatan itu? Atau malah sebaliknya, hal itu menjadi bumerang bagi mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
"Welcome back in Indonesia" teriak seorang gadis yang baru saja berlari keluar dari bandara.
"Arin, jangan teriak dong" ujar anak laki-laki yang berhasil menyusul di belakangnya
Airin Mois Ratri Sanjaya, biasa di panggil Arin. Cucu perempuan satu-satunya dari keluarga Sanjaya.
"Maaf kakak, Arin cuma senang akhirnya kembali ke Indonesia setelah 8 tahun di Amerika" ujar Airin
Aaron Bleu Ambara Sanjaya, saudara kembar Airin yang biasa dipanggil Aron.
"Ya sudah, ayo ke parkiran. Tadi kakak lihat pesan dari papa, katanya Pak Tejo sudah datang dan menunggu di parkiran"
"Ayo kak"
Kedua anak itu pergi menuju parkiran bandara dan menemui supir keluarga yang sudah menunggu mereka. Dari kejauhan, mereka dapat melihat mobil keluarga mereka.
"Non Arin dan Mas Aron kan" ujar seseorang yang baru saja datang menghampiri si kembar
"Saya Tejo, saya diperintahkan tuan untuk menjemput aden dan nona. Mari non ... mas, saya bantu bawa barangnya" Pak Tejo membantu membawa barang bawaan dari Arin dan Aron.
"Makasih pak" ujar Arin dengan ramah
Setelahnya, mereka masuk ke dalam mobil keluarga mereka.
Selama perjalanan, Airin melihat jalanan yang sudah banyak berubah. Banyak gedung-gedung tinggi yang baru dia lihat. Airin memfoto jalanan yang dilihatnya.
"Dek, kita langsung pulang atau mampir ke suatu tempat dulu" tanya Aaron yang melihat adiknya begitu senang melihat jalanan kota.
Kegiatan favorit Airin sejak di Los Angeles 8 tahun lalu adalah fotografi Semua keluarga mendukung kegiatan yang dilakukan Airin.
"Dek, mau ke taman dulu?" tawar Aaron
"Boleh deh, kita kesana dulu ya"
"Pak, kita ke taman deket sini ya" pinta Aaron ke Pak Tejo
"Siap aden, kebetulan di dekat sini ada taman yang bagus."
...****************...
Di taman, terlihat begitu sepi. Mungkin karena hari ini adalah hari kerja membuat taman ini menjadi sepi. Airin fokus dengan kegiatan memfotonya, sedangkan Aaron hanya melihat saja.
"Kak, lihat deh. Bagus kan?" Airin menunjukkan hasil foto yang dia ambil menggunakan kameranya. Aaron yang melihat hasil fotonya hanya mengangguk setuju. Dirinya yakin dengan kemampuan adiknya dalam hal mengambil foto.
"Bagaimana dek? Sudah selesai?" tanya Aaron yang melihat adiknya hanya diam dan mengamati hasil gambarnya
"Sudah kak. Ayo pulang" Airin yang tak tega melihat kakaknya menunggu terlalu lama pun akhirnya mengakhiri kegiatan memfotonya.
"Iya, ayo dek" Aaron membukakan pintu mobil untuk Airin
Saat akan masuk mobil, Airin tak sengaja melihat seseorang yang sedang berkelahi dengan 7 orang preman.
"Kak, lihat itu. Sepertinya dia di keroyok" tunjuk Airin ke sisi seberang mereka
"Iya dek, dia di keroyok. Kakak bantu dia bentar ya. Kamu tunggu disini" perintah Aaron.
Setelah mengucapkan itu, Aaron segera berlari ke tempat pengeroyokan itu untuk membantu. Airin yang khawatir pun, melihat sekitar apakah ada yang bisa dia lakukan.
Secara tak sengaja, Airin melihat apotek dan warung yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Akhirnya pergi ke apotek itu untuk membeli obat dan plester untuk kakaknya dan orang yang di tolongnya itu.
...****************...
POV RASYA
"JAMBRET ... JAMBRET..." teriak seorang ibu-ibu yang baru saja di jambret.
Mendengar hal itu Rasya langsung mengejar penjambret itu dengan motornya. Setelah berhasil mengejar penjambret itu, Rasya langsung mengambil tas itu dan pergi untuk mengembalikan tas itu. Saat di perjalanan Rasya di cegat oleh sekawanan preman yang ternyata satu komplotan dengan penjambret yang dilihatnya tadi.
"Hei bocah ingusan, sok jadi pahlawan kesiangan lo" ujar preman itu
"Bukan urusan lo" ujar Rasya yang kemudian mengendarai motornya dengan begitu cepat
"Kabur dia, cepet kejar dia. Jangan sampai lolos" Para preman itu mengejar Rasya yang mengebut. Saat berhasil mengejar dan mengepung Rasya.
"Ke kejar kan lo. Sekarang balikin tas itu" Preman preman itu berusaha mengintimidasi Rasya. Namun Rasya hanya diam dan tak terintimidasi
"Kalau gue nggak mau, lo semua mau apa?" Rasya tak terintimidasi sama sekali, malah dengan berani menantang para preman itu.
"Berani juga bocah ingusan ini. Serang dia" ujar seseorang yang terlihat seperti pemimpin preman itu.
Perkelahian tak terelakkan. Perkelahian satu lawan tujuh orang. Rasya berusaha untuk bertahan dalam perkelahian itu. Saat perkelahian terjadi, tiba-tiba datang seseorang datang membantu.
POV RASYA END
"Heh, kalian beraninya main keroyokan. Lawannya sama anak kecil lagi" ujar Aaron dengan berani
"Wahh, mau jadi sok jagoan lo" ujar salah satu preman itu. Preman yang lain tertawa mendengar hal itu, seolah mengejek Aaron yang berlagak seperti pahlawan
Aaron menghiraukan preman itu. Dirinya melihat ke arah anak yang tadi di keroyok oleh preman itu.
"Are you okay? Masih kuat berdiri?" ujar Aaron yang melihat bahwa anak itu sudah terlihat mulai lemas.
"Nope, aku masih bisa berdiri dan melawan mereka" ujarnya
"Mereka siapa?"
"Mereka pencopet, gue berhasil ambil tas yang mereka copet dan ya mereka ingin tas itu lagi jadinya seperti ini" jelasnya
"Wahh, ga boleh gitu dong om. Kan itu bukan punya kalian"
"Jangan banyak omong kalian bocah" Kemudian preman-preman itu menyerang anak itu dan Aaron. Mereka berkelahi dengan sengit.
Airin yang melihat perkelahian itu merasa geram karena preman-preman itu melukai kakak kembarnya.
"Gue kerjain ah" gumam Airin
Airin pun segera mengambil ponselnya dan mencari sesuatu di dalam ponselnya. Setelah menemukan apa yang di carinya, dirinya pergi ke warung terdekat untuk meminjam sesuatu.
Wiuuuu .... wiuuuuu .... wiuuuuu
Terdengar suara sirine polisi yang cukup keras membuat para preman itu terkejut dan berlari pergi dengan tergesa-gesa.
Aaron yang melihat itu tertawa terbahak-bahak melihat ada preman yang jatuh karena takut mendengarkan suara sirine polisi.
"Mereka lucu banget, hihihihi" Airin tertawa kecil di tempat persembunyiannya karena melihat tingkah preman-preman itu
"Kakak" teriak Airin yang keluar dari persembunyiannya saat melihat bahwa preman-preman itu sudah pergi jauh.
Rasya menegang setelah melihat ke arah sumber suara. Sosok yang mirip dengan seseorang yang dia rindukan.
Aaron yang mendengar teriakan dari Airin pun melihat bahwa Airin sedang tertawa. Melihat ekspresi adiknya yang tertawa senang, membuat Aaron tau bahwa sirine tadi adalah perbuatan adiknya.
Aaron berlari mendekati adiknya bersama anak yang di tolongnya dan berkata, "Suara sirine itu pasti kerjaan kamu kan?"
"Hihihihi, habisnya aku kesel kakak mau di pukul. Jadi ya begitu deh" ujar Airin
"Kamu gapapa?" tanya Airin pada anak yang di tolong Aaron
"Aku baik-baik saja, thanks ya buat pertolongannya" ujar anak itu. Aaron dan Airin hanya mengangguk saja.
"Oh iya bentar, aku mau ngembaliin speaker dulu ke warung sana sama beli obat untuk obatin lukamu" Airin pergi ke arah warung dengan berlari kecil.
Aaron yang melihat itu hanya tertawa kecil dengan ide dan tingkah dari adiknya. Kemudian Aaron menuntun anak itu ke arah bangku taman.
"Itu tadi siapa?"
"Dia adikku, lebih tepatnya adik kembarku"
"Oh.. kalian kembar. Baru kali ini aku melihat anak kembar secara langsung" ujarnya
Aaron yang mendengar itu hanya tersenyum sebagai tanggapan.
"Maaf ya kalian nunggu lama. Ini kalian minum dulu"
"Sini aku obatin kamu, maaf kalau sakit ya" ujar Airin
Airin mengobatinya dengan telaten dan perlahan karena takut menyakitinya. Setelah mengobati kakaknya dan orang itu, Airin membereskan sisa obat dan bungkus plester.
"Terima kasih ya atas pertolongan kalian" ujarnya
"Iya, sama-sama ..." Airin terdiam. Dirinya belum mengetahui nama anak yang ada di hadapannya.
"Ah iya, kita belum kenalan kan" ujar Aaron
"Kenalin gue Aaron, lo bisa panggil Aron dan ini adik kembar gue Airin lo bisa panggil dia Arin" jelas Aaron
"Arin" Airin mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan berkenalan.
"Nama gue Rasya" Rasya membalas uluran tangan Arin.
"Oke, Rasya. Salam kenal" ujar Aaron yang juga berjabat tangan.
"Ya udah, gue sama Arin harus balik dulu. Orang rumah pasti nyariin" ujar Aaron. Aaron dapat melihat Pak Tejo yang menunggu dirinya dan adiknya di samping mobil.
"Oh iya, makasih ya" ujar Rasya lagi.
Aaron dan Airin pun berpamitan pergi dan segera masuk ke dalam mobil.
Rasya hanya diam mengamati mobil milik Aaron dan Airin.
"Apakah Airin itu dia?" gumam Rasya.
Di mobil, Airin terdiam selama perjalanan. Aaron terheran melihat Airin terdiam setelah menolong Rasya tadi.
"Kamu kenapa dek?" Aaron khawatir. Dapat dilihat bahwa Airin sedang memikirkan sesuatu.
"Aku hanya merasa pernah lihat Rasya, tapi dimana ya?"
"Mungkin itu hanya perasaanmu saja. Kita aja baru pulang ke Indonesia setelah 8 tahun di luar negeri. Sudah jangan dipikirin"
"Iya kak, sepertinya begitu. Mungkin hanya perasaanku saja"
...****************...
Keluar dari mobil, Airin segera berlari masuk ke dalam rumahnya. Aaron hanya mengikuti Airin di belakangnya.
"Assalamualaikum Arin pulang dengan selamat di Indonesia. I'm back at home" teriak Airin
"Adik jangan teriak-teriak" ujar Aaron yang berada di belakang Airin
"Kalau nggak teriak ya bukan Arin namanya" ujar seseorang yang baru saja turun dari tangga. Dia adalah Adit, kakak sulung dari si kembar.
"Kak Adit, I miss you so much" Airin berlari menghampiri kakak tertuanya.
"Welcome back my sister" Adit memeluk Airin dengan erat
"Yang kembali bukan adik perempuan kakak aja, ya" ujar Aaron yang sedari tadi melihat kemesraan antara anak sulung dan anak bungsu keluarga Sanjaya
"Ahh, ada yang cemburu rupanya. Sini... kakak peluk" Adit melihat kehadiran adik laki-lakinya dan kemudian memeluk Aron dan Arin secara bersamaan.
"Aduh, anak papa pada pelukan. Tapi papa kenapa nggak diajak ya" ujar Papa yang baru saja datang dan melihat keharmonisan anak-anaknya
"Loh papa sudah pulang, tumben" Adit terkejut dengan kehadiran papanya. Kemudian melepas pelukannya dengan kedua adiknya.
Papa berjalan menghampiri anak-anaknya berada. Kemudian memeluk anak kembarnya yang baru saja pulang setelah 8 tahun di Amerika tempat orang tuanya tinggal.
"Si kembar kan pulang, jadi papa pulang cepat dong buat menyambut kepulangan anak kembar papa ini" ujar Papa sambil mengelus kepala kedua anak kembarnya yang berada di pelukannya.
"Hehehe, kangen papa" Airin bermanja di pelukan papanya
"Ya udah, sekarang kalian ke kamar dan istirahat. Nanti makan malam bersama dengan makanan kesukaan kalian bertiga" ujar papa
"Oke pa, kita ke atas dulu ya. Mau istirahat, kita capek banget" ujar Aaron
Dan perhatikan tanda baca dalam dialog ya.
kalo ada cerita dr tokoh lain, di luar tokoh utama, saranku kamu letakkan dipaling belakang.
perhatikan tanda baca dalam dialog ya
semangat kak