"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"
Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.
Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPS. 12. Tante
Dara masih duduk di meja makan sendirian, suasana malam yang sangat sepi membuat dia memikirkan segala hal aneh yang terjadi.
'Puzzle kah?? Apa mimpi - mimpi aneh itu sebener nya petunjuk?' Batin Dara.
Matanya masih terus menatap kearah kamar yang terus tertutup itu, sampai tiba - tiba..
"Non Dara liat apa?"
Dara sampai tersentak kaget ketika pundak nya di tepuk bi Lastri, bi Lastri malah terkekeh karena Dara suka kagetan.
"Jangan ngelamun non, udah malem." Ujar bi Lastri sambil terkekeh.
"Kaget aku bi.." Ujar Dara, bi Lastri makin terkekeh.
"Yo jangan ngelamun non, nanti kerasukan. Bibi ke kamar eyang dulu yah, kalo non Dara butuh sesuatu ada bi Endang, di atas." Ujar bi Lastri.
"Eh, atas?? Bukan nya ini rumah nya cuma satu lantai?" Tanya Dara.
"Iya, satu lantai tapi kamar bibi ada di atas. cuma buat kamar bibi sama gudang sebenar nya." Ujar bi Lastri.
"Oke bi." Sahut Dara
Bi Lastri lalu pergi masuk kedalam kamar eyang, Dara yang kini duduk sendirian pun akhirnya bangun dan menuju ke dapur. Di dapur memang ada sebuah pintu dan semenjak datang kesana Dara tidak pernah melihat semua isi rumah itu.
Dara membuka pintu yang berada di dapur itu dan ternyata itu adalah sebuah garasi.. Dara memang melihat pintu Garasi dari luar tapi dia tidak pernah masuk kedalam. Saat Dara menyalakan lampu di dalam garasi itu terdapat satu mobil yang di tutupi sarung dan ya, ada tangga besi menuju ke atas.
"Ternyata tangga nya di sini.." Gumam Dara.
Saat Dara sedang melihat - lihat, Dara merasa ada seseorang berada di belakang nya, Dara pun menoleh ke belakang tapi ternyata tidak ada siapa - siapa. Merasa merinding, akhir nya Dara pergi dari dapur dan berjalan masuk kedalam kamar nya.
Jam sudah menunjukan tengah malam lewat, sekitar jam 2 dini hari Dara terbangun setelah mendengar suara seperti suara bola yang menggelinding dan memantul di lantai. Dara bangun dan mengucek matanya, dia duduk dan melihat jam, lalu melihat ke sekeliling kamar nya.
"Dug! Dug! Dug! Dug!"
Dara masih dengan jelas mendengar ada suara bola tenis yang memantul dan menggelinding, ia pun melihat dari mana sumber nya tapi tidak ada. Karena tidak ada bola yang mengeluarkan bunyi tadi, akhir nya Dara pun mengambil gelas di nakas untuk minum, tapi..
"Yah, abis.." Gumam Dara.
Dara pun turun dari ranjang dan keluar membawa gelas kosong di tangan nya, dia berjalan menuju dapur di mana di sana ada dispenser air.
"Teng!"
Dara tertegun saat mendengar ada suara tuts piano yang berbunyi, dia yang semula sedang menuangkan air sampai mematung sejenak untuk menajamkan pendengaran nya.
"Teng!"
Dan ya.. Itu suara tuts piano. Dara menelan ludah nya mendengar itu, sangat mustahil bibi - bibi menekan tuts piano di jam 2 dini hari. Tiba - tiba saja Dara merasakan meremang seluruh badan, dia mempercepat menuang air lalu dia buru - buru berjalan keluar menuju ke kamar nya.
"Dari mana, ndok?"
Dara nyaris jantungan dan hampir saja menjatuhkan gelas di tangan nya saat tiba - tiba mendengar seseorang menyapa nya.
"Astagfirullah, tante.." Ujar Dara sambil mengelus dada nya.
Ternyata itu adalah tante nya yang menggunakan dress merah hati, tante nya sedang duduk di meja makan dan tersenyum menatap Dara.
"Kaget ya?" Tanya tanya tante nya, Dara pun mengangguk.
"Iya, aku pikir siapa." Ujar Dara.
Dara lalu berjalan menghampiri tante nya dan dia salim tangan untuk yang kedua kalinya, dan masih sama seperti yang pertama kali Dara salim, tangan tantenya terasa dingin.
'Kok dingin.' Batin Dara.
Jika dingin nya wajar, Dara tentu tidak heran, tapi ini sangat dingin.. Tante nya tersenyum menatap Dara tanpa berkata apapun..
"Tadi tante yang neken tuts piano?" Tanya Dara, dan tantenya mengangguk masih tersenyum.
"Iya, tante kangen main piano." Ujar tante nya.
Dara lalu duduk di seberang meja makan, di depan tante nya. Dara sangat kagum dengan kecantikan tante nya, wajah nya..
'Eh..'
Dara lalu baru menyadari satu hal setelah dia melihat di belakang tantenya terdapat foto tante nya bersama ayah Dara dan eyang nya saat masih muda dulu.
'Wajah nya nggak menua?' Batin Dara.
Karena wajah tante nya yang sekarang duduk di depan nya ini sama dengan wajah di foto..
"Jangan takut sama tante ya ndok, tante nggak akan mencelakai kamu, sebalik nya.. tante akan menjaga kamu." Ujar tante nya tiba - tiba.
Mendengar itu Dara tentu terkejut, di kepalanya memutar pertemuan pertama nya dengan sang tante dan pakaian nya selalu sama.. tangan dingin dan wajah cantik namun pucat, Dara takut sekarang.
"Tante.."
"Shhh.. Jangan takut, tante sayang sama kamu kok. Jangan merasa kamu sendirian lagi ya ndok." Ujar tante nya.
Tiba - tiba tante nya bangun dan menghampiri Dara, tantenya memeluk Dara yang sedang kebingungan sekarang, tapi dari pelukan itu Dara tiba - tiba merasakan kenyamanan. Dan entah kenapa Dara memeluk balik tante nya.
"Cah ayu.." Ujar tante nya sambil mengusap - usap kepala Dara.
"Mama sama papa nggak sayang Dara, tante.." Adu Dara, entah kenapa dia kembali tidak bisa menahan air matanya.
"Dara punya tante yang sayang sama Dara." Ujar tante nya.
Tanpa Dara sadari, bi Lastri saat ini sedang berdiri di balik tembok, bi Lastri menyentuh dadanya sambil menahan tangis, ia lalu kembali masuk kedalam kamar eyang.
KE ESOKAN HARINYA..
Dara sedang menemani eyang berjalan - jalan untuk berjemur, kali ini entah apa yang bi Lastri lakukan, dia meminta Dara untuk memasang sesuatu yang di bungkus kain hitam kecil dan meminta agar Dara mencantolkan nya di baju nya.
Bi Lastri bilang itu adalah jimat penangkal agar tidak ada makhluk halus yang ikut dengan Dara, meskipun Dara sedikit merasa aneh tapi dia menerima nya saja dan memasang nya di balik kaos nya. Hanya saja bi Lastri berpesan supaya jimat itu jangan di bawa masuk kedalam kamar mandi, itu pesan nya.
"Bi, kalo boleh tau itu rumah siapa?" Tanya Dara.
Dara kembali melihat rumah kosong di seberang sungai yang kemarin, dan dia tidak bisa menahan rasa penasaran nya untuk bertanya, apalagi dia melihat seseorang yang menembus ke dinding rumah itu.
"Itu dulu nya rumah eyang putra, eyang putra seorang dalang per wayangan dulu non, jadi dulu rumah itu adalah tempat untuk menyimpan alat musik dan segala keperluan nya eyang putra." Sahut bi Lastri.
"Rumah itu kosong bi?" Tanya Dara dan dengan wajah sedih bi Lastri mengangguk.
"Ayo pulang Lastri, sudah cukup jemuran nya." Ujar eyang, tiba - tiba.
"Oh, njeh eyang." Sahut bi Lastri.
"Dara.. Eyang mau bicara sama kamu." Ujar eyang nya, dan Dara mengangguk.
"Iya eyang." Sahut Dara.
BERSAMBUNG
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?