NovelToon NovelToon
Istri Pilihan CEO

Istri Pilihan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Icha mawik

Jatuh cinta pada pandangan pertama, membuat Shakala Fathan Elgio Genova, berusaha untuk memperjuangkan cintanya pada Zakira. Gadis manis yang ia temui tanpa sengaja di perusahaannya. Zakira adalah salah satu karyawan di perusahaannya.
Namun, sayangnya saat ia mengutarakan niatnya untuknya melamar gadis itu. Terjadi kesalahpahaman, antara Fathan dan Mamanya. Nyonya Yulia, yang adalah Mamanya Fathan. Malah melamar Nabila, yang tidak lain sepupu dari Zakira. Nyonya Yulia, memang hanya mengenal sosok Nabila, putri Kanayah dan Jhonatan. Mereka adalah rekan bisnis dan keluarga mereka memang sangat dekat.
Nyonya Yulia juga mengenal dengan baik keluarga bakal calon besannya. Akan tetapi, ia tidak pernah tahu, kalau keluarga itu memiliki dua orang anak perempuan. Terjadi perdebatan sengit, antara Fathan dan sang Mama yang telah melakukan kesalahan.
Nabila yang sudah lama menyukai Fathan, menyambut dengan gembira. Sedangkan Zakira, hanya bisa merelakan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha mawik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8.

Tidak memerlukan waktu lama, Zakira kini sudah berada di depan pintu ruangan bos besarnya. Ia menarik napas panjang dan lama kemudian membuang perlahan. Ia pun memberanikan diri, untuk mengetuk pintu.

Tok....

Tok....

Tok....

Soni membuka pintu dan mempersilahkannya masuk. Zakira terkejut, saat melihat keberadaan manager dan sekretaris bos nya juga berada di sana. Sandra berdiri di sebelah Rusdi sang manager yang tidak lain adalah kakak iparnya Sandra.

Zakira perlahan melangkah maju.

"Anda memanggil saya, Tuan?" tanya Zakira.

Fathan tidak menjawab, ia malah memperhatikan Zakira dengan lekat. Pemuda tiga puluh dua tahun itu, segera tersadar dan melirik ke arah Soni.

"Kemarin, ada beberapa tamu yang datang ke perusahaan ini. Dia memberikan ini, didalamnya ada syarat dan juga rencana untuk bekerja sama." Soni memberikan map itu pada Zakira.

Zakira melirik ke arah Sandra yang menatapnya tidak suka.

"Ini maksudnya, bagaimana?" tanya Zakira.

"Pak Fathan meminta kamu, untuk membantu membaca dan menjelaskan isinya," jawab Soni.

"Tapi, kan itu tugasnya Mbak Sandra," ucap Zakira polos.

"Saat ini, dia sedang diberi tugas lain oleh Pak Fathan," kata Soni beralasan.

Ini adalah perintah Fathan, ia ingin membuktikan sendiri kemampuan Zakira seperti yang diceritakan Imam, security perusahaan kemarin.

Zakira masih menatap bingung ke arah Soni. Pandangan matanya pun, kini beralih lurus ke depan pada seseorang yang masih bergeming di posisinya. Dengan anggukan kepala tipis dari Fathan, membuat Zakira segera meraih map itu dan mulai membaca isinya.

Setelah beberapa saat membaca, Zakira mengangguk dan mulai menjelaskan isi dari map tersebut. Dengan lugas Zakira menjelaskan pada orang-orang yang berada di ruangan itu. Senyum tipis kembali terbit di wajah kaku Fathan, melihat keahlian gadis yang membuatnya penasaran saat pertama kali datang.

"Selesai!" Zakira menutup map dan mengembalikannya pada Soni.

"Terimakasih." Soni menerima dan meletakkannya ke atas meja.

"Apa, saya sudah boleh kembali, Pak?" tanya Zakira.

Soni menoleh ke arah bos nya. Fathan hanya mengangguk kecil, Soni membalas dengan hal yang sama.

"Kamu boleh kembali," jawab Soni.

Zakira membungkuk hormat, kemudian berjalan meninggalkan ruangan atasannya. Suasana suram dan dingin kembali menyelimuti ruangan itu. Fathan dengan wajah dan tatapan dinginnya menatap pada dua orang di depannya.

"Bisa kalian jelaskan?" tanya Soni.

"Maafkan saya, Pak Soni, istri saya yang meminta saya memasukkan adiknya untuk bekerja di sini," ucap Rusdi terbata.

"Lalu? Bagaimana bisa, kamu memberikan jabatan itu padanya? Padahal kamu tau, kalau untuk bisa menjadi sekretaris dari pak Fathan, syarat utamanya adalah menguasai bahasa asing?" cecar Soni.

Rusdi menoleh ke arah Sandra sekilas. Wanita itu tampak gugup dan ketakutan. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Sandra menukar map miliknya dengan milik orang lain," jawab Rusdi.

"Siapa?" Kali ini Fathan angkat bicara. Suaranya yang tegas dan berat. Membuat Rusdi kembali gelagapan.

"Za ... Zakira, Tuan," jawab Rusdi.

"Sudah kuduga," tebak Fathan . Ia menatap tajam ke arah Sandra, wanita itu menundukkan kepalanya. Keringat mulai membanjiri wajah cantik yang selalu dipoles make-up tebal.

Fathan mengepal tangannya. "Mulai saat ini, kau di pecat!"

Sandra terperanjat, sontak mengangkat kepalanya menatap Fathan.

"Maafkan saya, Tuan! Tolong, berikan saya satu keli kesempatan lagi," pinta Sandra mengiba.

"Aku tidak suka dengan pembohong dan orang yang suka memanfaatkan orang lain," tegas Fathan.

*****

Kabar dipecatnya Sandra dan penurunan jabatan Rusdi dari manajer kembali menjadi staf biasa pun tersebar luas. Berbagai anggapan dan spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyayangkan dan ada pula yang mensyukurinya. Pasalnya, kedua orang itu selama menjabat jabatan. Mereka biasanya berbuat sesuka hati, terutama Sandra. Ia selalu mengaku kalau memiliki hubungan dekat dengan bosnya itu, maka dengan sesuka hati ia memerintah karyawan lain untuk menuruti kemauannya.

"Sandra, udah dipecat. Kira-kira, siapa, ya penggantinya?" tanya Sinta, saat ketiganya di jam istirahat.

"Aku!" jawab Zakira asal.

"Apa? Serius, Za? Kamu yang bakal gantiin, si Sandra?" tanya Risma penuh semangat.

Zakira mengangguk asal, sembari menahan tawa. Risma menatap Zakira serius.

"Kamu serius, Zak?" tanya Risma lagi.

"Menurut kamu?" kata Zakira balik bertanya.

"Kamu bohong, kan? Zakira ...." Risma menepuk lengan Zakira karena kesal.

Sinta hanya menggelengkan kepalanya, melihat tingkah kedua sahabatnya. Tidak lama kemudian, seorang OB menghampiri mereka.

"Mbak Zakira, di panggil Pak bos," ujarnya.

Ketiganya terdiam, melempar pandangan satu dengan yang lain.

"Ada apa, ya Mas?" tanya Zakira.

"Gak tau, tadi Pak Soni cuma pesan untuk manggil Mbak Zakira," ungkap OB itu.

"Kali ini, masalah apa lagi, Zak?" tanya Risma panik.

Zakira hanya mengedikkan bahunya, tanda tidak tahu.

"Aku ke sana dulu, ya!" pamit Zakira.

"Za, kalau ada apa-apa, kasi tau, ya!" seru Risma dengan wajah khawatir, hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Zakira.

****

Dikediamannya, Kiano baru saja tiba. Kali ini, ia pulang lebih cepat dari biasanya. Ia merasa badannya sedikit tidak nyaman.

"Assalamualaikum," ucap Kiano.

"Waalaikumsalam," sahut Zavira. "Lho, Mas? Udah pulang?"

Wanita keturunan Timur Tengah itu, segera berlari menghampiri sang suami dan meraih tas kerjanya. Tidak lupa, Zavira juga membawa segelas air putih dan memberikannya pada sang suami.

"Terimakasih, Sayang," ucap Kiano lemas.

Zavira meraih gelas kosong dengan senyum yang terus tersungging diwajahnya.

"Kamu pijitin aku, ya! Badanku lagi gak enak," pinta Kiano.

Zavira meletakkan telapak tangannya di dahi Kiano.

"Kamu panas, Mas!" ujarnya, saat tangannya menyentuh dahi sang suami.

"Kiano kenapa, Vi?" tanya Kendra, yang baru saja kembali dari taman belakang.

"Mas Kiano demam, Dad," jawab Zavira.

Kendra berjalan mendekati putra sulungnya. Terlihat wajah Kiano yang memerah, dengan tatapan sayu. Kendra pun ikut memeriksa kondisi putra kesayangannya.

"Kamu demam, Nak?" tanya Kendra.

"Kayaknya, Dad! Kiano lemes banget," jawab Kiano.

"Za, bawa suami kamu ke kamar dan segera kompres dengan air hangat," ucap Kendra pada menantunya.

Zavira mengangguk dan memapah Kiano ke kamar. Kendra menatap lirih, perlahan ia mengusap pipinya. Kembali, ia teringat dengan wanita yang sangat ia cintai. Hummairah, belahan jiwanya yang pergi beberapa tahun silam.

Masih lekat di ingatan Kendra, bagaimana istri yang sangat ia cintai meninggal dalam pelukannya. Saat itu, kondisi Hummairah yang sudah lemah dan tidak ada kemungkinan untuk bertahan. Hummairah meminta Kendra, untuk memeluknya. Ia ingin hembusan napas terakhirnya, berada di dalam pelukan hangat sang suami.

Kendra sangat tahu betul, Hummairah akan cepat tertidur, jika dalam pelukannya. Setelah mengucap kalimat tauhid, Hummairah pun menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan Kendra dan keadaan tersenyum.

Dengan langkah perlahan, Kendra kembali ke kamarnya. Kamar yang sebelumnya dihuni oleh mendiang ayah mertuanya. Kemudian, ia bersama sang istri juga menghuni tempat itu. Kini, tinggal dirinya sendiri berada di kamar itu. Banyak kenangan yang terukir di sana.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!