Lanjutan Kings and Queens.
Amira Léopold, putri kesayangan Raja Arsyanendra Léopold adalah pemberontak sejati. Opa dan ayahnya sudah pusing dengan kelakuan putri Badung itu hingga suatu hari Amira nekad terbang ke New York dan ingin berkeliling Amerika dengan mobil ... sendirian. Tentu saja Arsya dan Sean ngereog hingga mengirimkan kepala keamanan kedutaan Belgia buat mengawal Amira. Putri Badung itu mengeyel tidak mau ada pengawal tapi Grady Daughetry adalah pengawal terlatih dan tetap mengawal kemana Amira pergi. Hingga keduanya sadar sama-sama saling jatuh cinta
8th generation of klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Grady Daugherty
"Kita naik ini?" Amira melongo saat melihat mobil Mustang convertible bewarna merah dan berbeda dengan mobil nissan suv yang dipakai sebelumnya.
"Tuan putri, saya tahu anda sudah memesan mobil sewa supaya tidak terlacak tapi anda kurang hati-hati hingga terlacak oleh kami."
Amira mengumpat dalam hati karena dia masih amatir untuk urusan kabur mengabur serta menutupi jejak. Harusnya tanya Oom MK atau Oom Junjun... Tapi nanti malah ketahuan, berabe ! Nggak tanya saja sudh terlacak !
"Jangan mengumpat tuan putri. Tidak cocok!" senyum Grady membuat Amira menyipitkan matanya. "Saya tahu anda ingin ke California lewat jalur darat dan Thomas sudah menemukan anda memesan BMW convertible untuk perjalanan jadi kenapa tidak memakai mobil saya saja?"
"Ini mobil kamu?" tanya Amira.
"Kenapa princess? Tidak percaya?" balas Grady sambil memasukkan semua koper Amira ke dalam bagasi.
Amira memajukan bibirnya membuat Grady menghitung sudah berapa kali tuan putri bandel ini selalu melakukan itu kalau sedang gusar.
Sepertinya kebiasaan tuan putri seperti itu. Bibirnya makin seksih saja .... Grady menggelengkan kepalanya karena mulai memikirkan yang aneh-aneh soal Amira. Ingat G, dia itu tuan putri, keturunan bangsawan, putri kesayangan Raja Arsyanendra!
"Oke, Grady Daugherty ... Show me what you got ( tunjukan kemampuan kamu )," ucap Amira sambil berjalan masuk ke kursi mobil Mustang itu. "Sangat Amerika, huh?"
"Jika anda memang ingin menikmati acara keliling Amerika dari New York ke Los Angeles, tanpa acara tidur dengan banyak pria," tekan Grady dengan mata tajam ke mata biru abu-abu Amira, "Harus menggunakan mobil buatan Amerika untuk lebih menjiwai."
Grady lalu duduk di kursi pengemudi dan mulai menyiapkan GPS nya. "Apa anda yakin langsung berangkat tanpa harus istirahat dulu?"
"Jalan Daugherty!" perintah Amira dengan gaya princessnya.
"Yes, princess." Grady menjalankan mobil Mustangnya keluar dari parkiran mobil apartemen.
***
Istana Brusels Belgia
"Amira kabur?" seru Sean Léopold heboh lalu melirik ke arah istrinya, Zinnia. "Macam siapa ya?" sindir pria yang masih ganteng meskipun sudah tidak muda lagi.
"Macam siapa Sean?" balas Zinnia dengan wajah polos membuat Sean menyipitkan matanya sebal ke istri cantiknya.
"Untung aku cinta mati sama kamu, Zee," ucap Sean gemas.
"Ampun deh anak itu!" Arsyanendra sambil berjalan mondar mandir dengan wajah kesal.
"Disaat kamu selalu bilang 'Asya pikir-pikir dulu', putrimu langsung kabur tanpa berpikir du kali," kekeh Violet membuat Arsyanendra semakin manyun.
"Amira sama siapa Sya?" tanya Sean yang sebenarnya super khawatir dengan cucu perempuannya yang super bandel terlepas Amira bisa bela diri dan menembak. Tapi Amira sering impulsif!
"Konsulat Jenderal Belgia sudah mengirimkan Grady Daugherty sebagai pengawal anakku," jawab Arsyanendra.
"Grady cakap kok mas," timpal Avaro, adik Arsyanendra. "Dia bisa bela diri, menembak dan ... Cukup ganteng."
Arsyanendra melengos. "Semoga tidak stress dengan Amira."
"Sya, daddy kok lebih khawatir dengan Grady dibandingkan ke Amira..." Sean menatap putra sulungnya.
"Nanti aku siapkan psikiater dan psikolog buat Grady!" jawab Arsyanendra gemas. Ampun deh putriku.... Apa gara-gara Violet hamil Amira, aku ribut dengan duo dokter jagal itu jadi kebawa ke putriku? Ampun deh !
***
Dalam Mobil Mustang Hitam
Grady menyetir mobilnya dengan gaya santai sementara Amira sibuk bermain ponselnya untuk mengabari keluarganya di New York bahwa dirinya baik-baik saja. Opanya, Omanya, Oom, Tante dan para sepupunya sudah ribut macam tawon termasuk Shaqeer Peterson yang sedang menyelesaikan pendidikan di FBI dan Kenneth Ferguson di MI6.
"Haaaahhh ... Pada ngereog!" gerutu Amira sambil menyandarkan kepalanya di headrest kursi mobil.
"Karena anda main kabur, princess."
Amira menoleh ke arah Grady. "Dengar, Darling, menjadi Princess itu capek! Tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun. Bahkan untuk berpacaran pun, banyak pihak yang macam mata-mata KGB meskipun KGB sudah tidak ada ! Aku itu ingin hidup normal, tidak ada jadwal harus kunjungan sana sini, tidak ada ..."
"Kita tidak bisa memilih dimana kita lahir, siapa orang tua kita dan seperti apa kehidupan kita. Orang lain melihat kehidupan princess enak tapi bagi princess itu menyiksa." Grady menoleh ke arah Amira. "Anda harusnya bersyukur, princess. Anda lahir di keluarga yang sangat mencintai anda dimana tidak banyak orang yang merasakan itu."
"Apakah kamu merasakan hal yang tidak mengenakkan, Grady Daugherty?" tanya Amira.
Grady hanya tersenyum rahasia.
Amira menyipitkan matanya. "Grady, kamu sudah membuat aku penasaran. Come on..."
"Tidak semuanya anda harus tahu, princess."
Amira bersedekap sambil memajukan bibirnya... Lagi. Grady melirik ke arah Amira. Princess satu ini memang menggemaskan! Sayang, bandelnya minta ampun!
Suara ponsel Grady berbunyi dan pria itu lalu menerimanya. "Selamat siang yang mulia pangeran Akira."
"Siang Grady. Adikku bersamamu?" tanya Akira melalui panggilan telepon di mobil Grady.
"Iya tuanku pangeran. Apakah anda ingin berbicara dengan tuan putri?" Grady menoleh ke Amira.
"Apa mas?" sahut Amira ogah-ogahan.
"Jangan membuat Grady migrain ya, dik."
"Kalau itu aku nggak janji!" balas Amira.
"Dik ...."
"Iya deh !" Amira manyun lagi membuat Grady tersenyum karena tuan putri satu ini hobinya manyun.
"Hati-hati Grady. Meskipun Amira tidak terlalu dikenal di Amerika tapi bisa saja ada yang mengenali adikku itu."
"Baik my prince," jawab Grady Daugherty.
Akira mematikan panggilannya dan Grady kembali konsentrasi menyetir.
"Anda seharusnya bersyukur, keluarga anda sangat memperhatikan anda," ucap Grady.
"Menurutmu begitu?" Amira menoleh ke pria ganteng yang memakai kacamata hitamnya.
"Keluarga anda panik, iya tapi mereka memberikan kepercayaan pada anda untuk menikmati acara kabur anda," jawab Grady.
Amira membenarkan posisi duduknya dan menatap Grady. "So, kamu umur berapa Grady Daugherty?"
"Lebih tua dari anda yang jelas, tuan putri."
"Aku tahu. 30?" tebak Amira.
"29 tepatnya."
"Tua amat!"
Grady tersenyum. "Kalau itu memang benar dibandingkan dengan anda yang baru 21 tahun."
"Berapa wanita yang sudah kamu tiduri?" tanya Amira tanpa basa basi membuat Grady melongo.
"Pertanyaan apa itu ?" Grady harus menenangkan jantungnya dengan pertanyaan tanpa filter itu.
"Aku hanya ingin tahu...."
"Itu urusan pribadi saya, tuan putri."
Amira mengangguk. "So, apakah menurut kamu, aku itu cantik?" tanya Amira sambil mengibaskan rambut hitamnya yang merupakan warisan dari Zinnia.
Harum shampoo dari rambut Amira tercium di hidung mancung Grady. Semoga aku tidak kena stroke di usia muda gara-gara mengawal putri manja satu ini.
"Anda memang cantik, tuan putri."
"Apakah kamu tertarik padaku?" kerling Amira membuat lidah Grady terasa kelu.
Ya ampun... Perjalanan dari New York ke Los Angeles membutuhkan waktu 41 jam non stop dan jika setiap negara bagian kita berhenti, bisa seminggu. Ini kita menuju New Jersey, belum melewati Pennsylvania, Ohio, Indiana, Illinois, Iowa, Nebraska, Colorado, Utah baru masuk California itu pun masih di San Diego dulu baru kota Los Angeles. Apakah aku tabah dengan putri satu ini.
"Tuan putri, memang kenapa? Alasannya?" tanya Grady Daugherty bingung.
"Aku ingin tahu rasanya bercinta."
Nyaris Grady menabrak jika dirinya tidak sigap sementara Amira tertawa kecil dengan mengerlingkan matanya.
Seru juga nih godain pengawal ganteng satu ini.
***
Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
mas arsya ga pkir2 dlu buat jmput amira????kl dia ga mau plang gmna????
bakalan mulus nih jalan Grady sama princess Amira, kalo yang ngomong queen mother pasti raja Arsya nggak bakal pikir pikir dulu 😅😅😅
yg sok jd phlwan....bknnya dpt pnghrgaan,mlah cma dpt malu doang kn....mna pnjra mnnti....
sokoooorrr.....
makanya mau melakukan apapun itu pikir pikir dulu seperti raja Arsya, padahal kebanyakan gedubrakan dulu pikir belakangan😅😅🤭