NovelToon NovelToon
The King Final Sunset

The King Final Sunset

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:950
Nilai: 5
Nama Author: Mrs Dream Writer

Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.

Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.

Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.

Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.

Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suasana Istana Menegang

Kabar tentang kemenangan Zharagi di medan perang dan di lembah jebakan sudah lebih dulu tiba di istana. Para pejabat tinggi kerajaan sibuk menyusun laporan dan menyambut kedatangan Raja. Namun, suasana di kediaman Ratu Hwa terasa berbeda.

Ratu Hwa berdiri di balkon istana selatan, memandangi kerumunan pelayan yang sibuk. Senyumnya tipis, tetapi matanya menyiratkan kekhawatiran. Lady Ira berdiri di belakangnya, membawa secarik gulungan surat.

"Yang Mulia, laporan terakhir dari lembah sudah sampai," kata Lady Ira pelan. "Jebakan itu gagal. Panglima Tarei dan pasukannya berhasil menghancurkan semua penyusup sebelum Raja tiba di tempat tersebut."

Ratu Hwa menutup matanya sejenak, seolah menahan amarah. "Jadi, Tarei kembali menjadi pahlawan. Zharagi akan semakin mempercayainya, sementara aku di sini terus dianggap hanya seorang Ratu yang menjaga istana."

Lady Ira mendekat, nada suaranya lebih lembut. "Yang Mulia, kita masih memiliki rencana lain. Hwa Mei Li kini hanya butuh selangkah lagi untuk menjadi pengasuh resmi Putera Mahkota. Itu berarti kita punya akses lebih besar untuk mengawasi langkah Raja."

Ratu Hwa mengangguk perlahan. "Ya, Mei Li harus memastikan Putera Mahkota tetap dalam kendaliku. Aku tidak akan membiarkan Selir Agung yang sudah mati itu terus memenangkan permainan ini."

Sementara itu, di salah satu ruangan kecil di istana selatan, Hwa Mei Li, calon pengasuh Putera Mahkota, sedang berdiri di depan Lady Ira. Mata Mei Li memandang lantai, seperti berusaha menghindari tatapan tajam atasannya.

"Mei Li," suara Lady Ira tegas namun terkendali, "kau tahu tanggung jawab yang ada padamu sekarang. Pengasuhan Putera Mahkota bukan hanya tugas biasa. Ini adalah ujian kesetiaanmu kepada Ratu Hwa."

Mei Li mengangguk, suaranya hampir berbisik. "Saya mengerti, Lady Ira. Saya akan melakukan apa pun yang diperintahkan."

Lady Ira mendekat, matanya menelisik wajah Mei Li. "Ingatlah, ini bukan hanya tentang menjaga anak itu tetap hidup. Kau harus memastikan dia tumbuh dengan pandangan yang sesuai dengan keinginan Ratu. Jangan biarkan pengaruh Raja terlalu mendominasi pikirannya."

Mei Li mengangguk lagi, meskipun hatinya terasa berat. Dia tahu, apa pun yang dia lakukan sekarang adalah demi menyelamatkan keluarganya yang tersisa. Tetapi di sudut pikirannya, bayangan Raja Zharagi yang melihatnya di perjalanan ke perbatasan terus mengganggunya.

Di sisi lain, Raja Zharagi akhirnya tiba di gerbang utama istana. Suara genderang dan sorak-sorai rakyat menyambut kedatangannya. Ia turun dari kudanya dengan langkah mantap, tubuhnya masih dibalut baju perang yang penuh bekas pertempuran.

Di aula utama, para pejabat kerajaan sudah berbaris, siap menyambut Raja dengan pujian. Tarei dan Jarek berdiri di barisan depan, ekspresi mereka penuh hormat.

Namun, Zharagi tidak langsung melangkah ke arah mereka. Matanya beralih ke arah balkon istana selatan, tempat Ratu Hwa berdiri dengan senyuman palsu.

“Ratu Hwa,” suara Zharagi menggema di aula, tegas dan dingin. “Aku akan berbicara denganmu setelah ini. Pastikan kau siap.”

Ratu Hwa menegakkan tubuhnya, senyumnya tak goyah, tetapi di dalam hati dia tahu ini bukan pertemuan biasa.

Setelah menyelesaikan penyambutan resmi, Raja Zharagi memasuki ruang singgasana. Para pejabat yang masih berada di aula mengikuti di belakangnya, tetapi suasana berubah sunyi saat dia melangkah menuju kursi kebesarannya.

Zharagi tidak langsung duduk. Ia berdiri di depan singgasana, menatap ke arah para pejabatnya, termasuk Tarei dan Jarek. Sorot matanya tajam, menunjukkan bahwa ia telah mengetahui sesuatu yang penting.

“Selama aku berada di medan perang, banyak hal terjadi di istana,” Zharagi memulai, suaranya berat namun jelas. “Dan beberapa di antaranya tidak sesuai dengan perintah yang telah kutinggalkan.”

Tarei menatap Raja dengan tenang, sementara Jarek sedikit gelisah. Di sisi lain, seorang pejabat senior dari kelompok pendukung Ratu Hwa mencuri pandang ke arah rekannya.

Zharagi melanjutkan, “Aku telah memenangkan pertempuran di perbatasan, bukan hanya karena kekuatanku, tetapi karena pengkhianat-pengkhianat itu terlalu meremehkan kecerdasanku. Kini aku ingin memastikan bahwa tidak ada pengkhianat yang bersembunyi di istanaku sendiri.”

Pintu besar di belakang ruang singgasana terbuka, menampilkan Ratu Hwa yang melangkah masuk dengan anggun. Gaun merah keemasannya menjuntai, dan mahkota kecil di kepalanya bersinar dalam cahaya lilin.

“Raja Zharagi,” Ratu Hwa berkata sambil membungkukkan badan dengan penuh hormat. “Selamat atas kemenanganmu. Kau telah membawa kebanggaan besar bagi kerajaan ini.”

Zharagi menatapnya dingin. “Ratu Hwa, aku menghargai ucapanmu, tetapi ada beberapa hal yang perlu kita bicarakan secara langsung.”

Ratu Hwa mengangkat alis, senyumnya tidak pudar. “Tentu, Yang Mulia. Apapun yang ingin kau bicarakan, aku siap mendengarkan.”

Zharagi mengisyaratkan kepada para pejabat untuk meninggalkan ruangan, kecuali beberapa orang terdekatnya, termasuk Tarei, Jarek, dan kasim istana. Setelah semua orang keluar, ia kembali menatap Ratu Hwa.

“Aku menerima laporan bahwa kau telah mengganti pengasuh Putera Mahkota tanpa persetujuanku,” kata Zharagi, suaranya tajam. “Apa alasanmu melakukan itu?”

Ratu Hwa tetap tenang. “Selir Agung telah tiada, dan sesuai hukum, tanggung jawab atas Putera Mahkota jatuh kepadaku sebagai Ratu. Penggantian pengasuh adalah keputusan yang kupikir terbaik untuk memastikan pengasuhan yang sesuai dengan protokol istana.”

Zharagi berjalan perlahan mendekatinya, matanya menyipit. “Dan kau memilih Hwa Mei Li, Bagaimana bisa seorang pelayan biasa mendapat kehormatan seperti itu?”

Ratu Hwa terdiam sejenak, tetapi Lady Ira yang berdiri di sampingnya menjawab. “Mei Li adalah pelayan berbakat, Yang Mulia. Dia memiliki latar belakang yang cukup untuk peran ini. Dan dia juga memiliki ASI yang memadai untuk Putera Mahkota."

"ASI? Maksudmu, dia juga akan menjadi Ibu Susuan dari Putera Mahkota? Ratu Hwa! Apa kau sadar apa yang sedang kau lakukan?" Zharagi membentak.

"Tentu saja, aku tidak punya pilihan lain karena tidak mudah menyiapkan ASI untuk Putera Mahkota, Yang Mulia."

Zharagi mendekat, nyaris berdiri di hadapan Ratu Hwa. “Aku tidak mengenal Mei Li. Kau pikir aku akan membiarkan ini berlalu begitu saja?”

Sementara itu, di kamar Putera Mahkota, Hwa Mei Li sedang menggendong Putera Mahkota yang terus menangis. Namun, pikirannya terus terganggu oleh apa yang mungkin terjadi di ruang singgasana.

Namun, di dalam hatinya, Mei Li tahu bahwa apapun yang terjadi dia tak memiliki pilihan selain mematuhi Lady Ira dan Ratu Hwa. Merekalah yang akan menentukan segalanya—bukan hanya nasibnya, tetapi juga keluarganya yang tersisa.

Di ruang singgasana, Zharagi akhirnya berkata, “Aku akan berbicara langsung dengan Mei Li. Jika dia tidak bisa menjelaskan semuanya, maka kalian berdua akan menghadapi konsekuensinya.”

Ratu Hwa tetap tenang di luar, tetapi dalam hatinya, ia tahu bahwa ini adalah langkah yang sangat berbahaya. Namun, ia juga tahu bahwa Zharagi bukanlah seseorang yang mudah dimanipulasi.

Zharagi memerintahkan kasim untuk memanggil Mei Li.

1
MDW
terimakasih
MDW
bentar lagi nih
Ahmad Fahri
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Mưa buồn
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!