Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...
BRUK...
Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.
Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.
Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan
Sesampainya dirumah, Mas Shaka membantu istrinya melepas helem dan sepatu kemudian dengan hati hati memapahnya ke kamar.
"Mas bikinin teh anget bentar," Mas Shaka bergegas ke dapur, berharap teh hangat bisa meredakan sedikit rasa mual istrinya.
Tidak lama ia kembali dengan segelas teh hangat di tangannya. Shaka terkejut mendapati istrinya tengah menangis tersedu sendu.
Dengan lembut tangan Mas Shaka meraih pipi Bella, ia menyeka air matanya serta memberikan pelukan hangat yang nyaman, istrinya mulai menangis dengan keras dalam dekapan Shaka.
Entah apa yang terjadi dengan Bella, tangisannya seperti meraung begitu dalam, tersirat kesedihan yang menerjang hatinya.
Dekapan Mas Shaka adalah penawar terbaik bagi Bella saat ini. Dengan sabar suaminya membiarkan Bella menangis sambil sesekali mengusap lembut rambut panjangnya, ia sadar bahwa Bella memiliki alasan dibalik tangisannya namun, Mas Shaka menunggu Bella bercerita atas kemauannya sendiri.
Hampir setengah jam Bella menangis, ia tanpa sadar juga terlelap di pelukan sang suami.
Cup
Kecupan manis mendarat di kening Bella, di pandangnya dalam dalam wajah sang istri mengingatkan bagaimana pertemuan pertama mereka.
Saat itu pagi di bulan Juli, seorang gadis remaja terlihat memanjat gerbang belakang sekolah bersama dua gadis sebayanya. Jam masih menunjukkan pukul 09.00 Wib seharusnya pelajaran masih akan berlangsung sampai pukul 14.00 Wib, kuat dugaan mereka berniat bolos di jam pelajaran.
Laki laki dari gedung disebelahnya mengamati sambil tersenyum melihat aksi tiga sekawan tersebut.
Gadis dengan kacamata terlihat kesusahan menaiki gerbang, tubuhnya lebih gemuk dari dua temannya.
"Buruan ntar kepergok tukang ngadu!", seru satu remaja perempuan yang sudah berhasil melewati gerbang.
Mereka bertiga adalah siswi dari bangku kelas 10 Bahasa namun, tidak memiliki kelas yang sama. Ketiganya berpencar dengan anggota kelasnya masing masing, tapi entah kenapa mereka bertiga seperti magnet yang selalu bisa kompak, termasuk saat ini, mereka sedang mencoba bolos dari sekolahan.
Brukkk...
Gadis kacamata berhasil melewati gerbang, mereka dengan santai berjalan, bukan tanpa alasan, mereka memiliki tujuan menuju salah satu Mall baru di pusat kota.
Sebelum pergi mereka menyempatkan mengganti pakaian di kos Bella agar lebih leluasa berpergian nantinya.
Mereka tiba di persimpangan jalan, menunggu Si Kacamata meminjam motor dari pedagang asongan kenalannya.
PIM PIM PIM
"Astaga!."
"Saori gak usah norak!." Gadis dengan gelang hitam melotot ke arahnya.
Sosok gadis berkacamata hanya cengengesan, tentu dua temannya terkejut mendengar suara klakson dari arah berlawanan, klakson di motor tersebut juga terasa sangat berisik tidak seperti klakson motor biasanya.
"Hemmm...." Imbuh gadis bertopi sambil geleng gelang kepala.
Gadis kacamata yang akrab di panggil Saori sebenarnya memiliki nama Nur Salsabilla, dan gadis yang barusan menegurnya adalah Ayakasi alias Bella dan satunya lagi bernama Maya.
Bella dan Maya saling menatap.
"Gak ada yang lain kah?"
Mereka tidak menyangka bahwa sepeda motor yang mereka naiki begitu memprihatinkan, hanya ada satu sepion, bahkan kondisi body motor dibilang sangat parah, membuat Bella sedikit berpikir.
"Yang penting nyalaaa, buruan bestiee!!."
Dengan modal sepeda motor butut, trio sekawan ini segera menuju tujuan mereka, Mall Graha Alaksa.
"Mundur dikit Ayaaa... nggak duduk saya lohh!." Protes Salsa.
"Maya noh yang harusnya mundur!." Balas Bella menyiku tangan Maya.
"laghhh... gimane gimane?, noh mundur lagi wasalam dong, bego!." Omel Maya mencubit paha Bella, ia berasa pantatnya mentok di ujung jok motor, bahkan nyaris jatuh.
"Ahahaha.... "
Maya dan Bella tertawa bersama, "harusnya sih sopirnya noh harus kecilan dikit deh." Cletuk Bella.
"Kalo ngomong suka bener lu." Sambung Maya.
Mereka berakhir tertawa bersama, sampai tiba tiba ditengah perjalanan, pengemudi mobil Avanza hitam membunyikan klakson berulang lagi, kini mereka sejajar mobil Avanza hitam.
Kaca mobil perlahan diturunkan, sosok di samping pengemudi itu mengintip dibaliknya.
"Temenku jatuh cinta sama yang tengah, namanya El Shaka Mahardika!." Seru penumpang laki laki dari mobil Avanza tersebut.
"hih, najis bahlul!!, Salsa dan Maya kompak menjawab, "freak!." Imbuhnya.
"Norak lu Om!." Sambung Bella.
Salsa menambah kecepatan motornya, mencari jarak dengan mobil tersebut.
"Gak jelas banget sih, sumpah!." Ucap Bella.
"Buta kali ya, naksir sama Ayakasi." Ledek Salsa.
"Apaan sih, norak!, brondong banyak pemirsa." Jawab Bella cemberut.
Tiga gadis remaja tersebut berhenti di sebuah bengkel, kali ini pemilik bengkel tersebut adalah kenalan Maya, ia menitipkan motor butut tersebut agar lebih aman.
Sekitar lima puluh langkah lagi mereka akan sampai ke Mall, mereka memutuskan sisanya untuk berjalan.
Ditengah perjalanan mereka bertemu kembali dengan mobil Avanza hitam yang tadi. Mobil hitam tersebut mendadak berhenti.
"Dik, nih orangnya,El Shaka Mahardika, gimana ganteng kan?." Celoteh laki laki plontos yang lebih tua.
Dari dalam Avanza hitam tersebut, laki laki tadi terus menunjuk sosok di bangku belakang yang ia panggil Shaka.
Sosok Shaka ternyata laki laki tampan, bahkan sekejap terperangkap dalam pandangan Bella, wajahnya jauh lebih muda dari dua rekannya di jok depan.
"Hadehh... Mereka lagi." Keluh Maya dan Salsa.
Ceklek
Di luar dugaan, sosok bernama El Shaka Mahardika malah turun dari mobil, dia menuju arah Ayakasi alias Bella yang malah terpaku, pandangan mata Bella tidak bisa berbohong dia terpesona.
"Hai...."
"Hai-," balas Bella.
CIE... CIE...
Riuh suara didalam mobil, seperti pemadu sorak.
"Kenalin, Shaka..," ucapnya mengulurkan tangan memperkenalkan diri, berusaha menjabat tangan Bella.
"KITA NGGAK NANYA!." Balas Salsa dan Maya kompak.
Tiba tiba...
"Aku Bella... ." Ucap Bella memperkenalkan diri juga, ia membalas menjabat tangan Shaka.
Begitulah awal pertemuan Shaka dan Bella, Dimulai dari Bella yang bolos di jam pelajaran sekolah dan sosok Shaka yang tanpa ragu mengajak Bella berkenalan.
Setelah beberapa kali pertemuan mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih yang serasi. Meski tidak banyak waktu yang bisa mereka habiskan untuk saling mengenal satu sama lain, sedikitpun tidak menjadikan celah masalah di dalam hubungan mereka. Mengingat jenjang pendidikan mereka berdua berbeda, kesibukan menjadikan alasan keduanya lebih banyak berbicara di sosial media.
Rasanya waktu berlalu begitu cepat sejak pertemuan itu, kini gadis itu adalah istrinya.
Wanita cantik, mandiri, dan ceria.
Kambali dari lamunan, Mas Shaka teringat semua belanjaan masih diluar, ia dengan pelan membaringkan tubuh istrinya ke bantal, membalutnya dengan selimut lalu bergegas menuju garansi.
Sambil melihat isi belanjaan didapur Mas Shaka berusaha memasak sesuatu untuk istrinya.
Ia memilih beberapa sayuran untuk membuat sup. Mas Shaka tampak cekatan seakan ia sudah terbiasa memasak didapur. Tidak perlu waktu lama sup sudah siap.
"Semoga Bella suka." Ucapnya lirih.
Ia membawa baki berisi sup tersebut ke kamar. Berniat membangun Bella untuk makan.