Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat senjata
Semenjak kehadiran Antasena hari hari Ki Supa dan Nyai Damah menjadi berwarna,tiap hari tidak henti hentinya kedua orang tua itu selalu bercanda dengan bayi kecil itu.
Ki supa dan Nyai Damah sebenarnya selama ini sering mengeluh karena sudah dua puluh tahun menikah namun tidak juga dikaruniai keturunan.Mereka kadang berpikir bagaimana nasib tuanya mereka nanti jika tidak mempunyai anak,siapa yang akan merawat mereka jika mereka sudah tua dan tidak berdaya.Itulah yang menjadi beban pikiran kedua orang tua itu.
Namun tanpa disangka atau di duga ternyata jerit hati mereka didengar tuhan dengan mengirimkan mereka bayi mungil yang lucu dan menggemaskan.Hal itu membuat kehidupan Nyai Damah dan Ki Supa berubah total penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan serta bergairah.
"Kang aku yakin anak itu bukanlah anak sembarangan orang melihat dari peti dan pernak pernik yang ada bersamanya,"ucap Nyai Damah pada suatu malam.
Ki supa menarik nafas, sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding dekat jendela.
"Saya pikir juga demikian Nyai, tapi dengan kita menemukan anak itu sepertinya tuhan sudah berkehendak untuk memberikan dia pada kita .Siapapun orang tua bayi itu kita tidak usah terlalu memikirkannya.Karena dia sekarang sudah bersama kita,itu berarti dia sudah menjadi anak kita Nyai,"jelas Ki Supa.
"Kakang tidak salah berkata seperti itu,namun jika sudah dewasa nanti kita perlu menceritakan semua kebenarannya kakang ,kalau dia itu bukan anak kandung kita,"ucap Nyai Damah.
"Itu sudah pasti Nyai ,tapi sepertinya kita terlalu dini untuk membahas hal itu saat ini,"ucap Ki Supa.kemudian berdiri dan melangkah keluar.
"Kakang mau kemana?"tanya Nyai Damah.
"Melanjutkan pekerjaan ku yang sudah lama ku tinggalkan Nyai, sekarang aku menjadi bersemangat kembali setelah ada Antasena,"ucap Ki Supa.
"Jangan terlalu bersemangat kakang Jaga kesehatanmu,"pesan Nyai Damah.
Namun Ki Supa tidak menyahuti omongan istrinya itu,ia terus melangkah ke belakang menuju ke sebuah rumah kecil yang letaknya sekitar lima puluh tombak dari rumah tadi.
Ki supa berdiri mematung ketika sampai di depan rumah kecil yang terbuat dari bambu dan atap ilalang.Meskipun rumah itu tampak tua namun masih berdiri kokoh dan tidak lekang oleh waktu.Setelah merasa cukup puas memandangi rumah itu.Ki Supa kemudian membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam.
Untuk menerangi ruangan itu Ki Supa menyalakan tiga lampu yang terpasang di dinding rumah sehingga suasana di ruangan itu menjadi terang.
"Sudah lama sekali tempat ini tidak pernah saya masuki,"gumam Ki Supa,seraya memandangi langit langit ruangan itu yang dipenuhi oleh sarang laba-laba.
Ki Supa kemudian membuka peti kayu yang lama disimpannya,peti itu sudah berdebu dan karena sudah terbengkalai sejak lama.
Panjangnya peti itu sekitar sepuluh jengkal dan mempunyai lebar lima jengkal . Walaupun sudah lama sekali peti itu ditinggalkan namun masih untung karena terbuat dari kayu yang tebal dan juga keras.
Dari dalam peti itu Ki Supa mengeluarkan potongan potongan besi berukuran lima jengkal yang berjumlah empat biji.
Ki Supa kemudian menyalahkan perapian untuk menempa besi besi itu dan sambil menunggu api itu membesar Ki Supa membuka gulungan yang terbuat dari kulit rusa.Dalam gulungan itu terdapat gambar pedang yang akan dibuatnya.Sebuah pedang berukuran sedang dengan gagah kuning keemasan yang berbentuk paruh elang.
"Setelah kehadiran Antasena tidak ada alasan lagi bagi ku untuk tidak menyelesaikan pedang ini."ucap Ki Supa.
Setelah melihat perapian membesar Ki Supa kemudian membakar besi sampai merah membara kemudian menempanya.Traaaang....!!! traaaang.....!!!! traaaang....!!!!
Suara besi berdentang pun memecah kesunyian malam yang sunyi hingga sampai terdengar jauh ke seluruh hutan.
Nyai Damah yang mendengar bunyi besi dipukul itu mengerti kalau suaminya itu sedang membuat senjata yang dulu sempat dihentikan.
Sejak malam itu Ki Supa mulai lagi membuat senjatanya yang dulu sempat dihentikannya.Ia melanjutkan pembuatan senjata itu untuk bekal Antasena di masa mendatang.Karena ia yakin anak yang ia temukan itu suatu hari nanti akan menggemparkan seantero jagat persilatan.Ki Supa berkeyakinan seperti itu karena mengetahuinya dari tanda alam beberapa waktu lalu.