Beberapa belas tahun yang lalu, di kota bilangan depok telah hilang seorang anak kecil, disebuah hutan bambu.
Semua orang tampak sibuk membawa barang_barang yang bisa di pukul, untuk menimbulkan suara_suara yang nyaring.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bu Sumi Berusaha Memanggil Anaknya
👹 Happy reading👹
"Ibuuu... bu sumi terkejut saat mendengar ada suara yang memanggilnya, itu suara imam anaknya tidak salah lagi seorang ibu pasti sudah hafal betul dengan suara anaknya.
"Imam ini ibu nak ayo pulang sama ibu, kata bu sumi kali ini ia sudah tidak sanggup menahan air matanya untuk tidak keluar.
"Ibuuu.. tiba_tiba imam anaknya muncul dari balik bayangan tersebut, ibu sumi sudah hampir berlari saat melihat buah hatinya ada beberapa langkah disamping kirinya. Tapi niatnya untuk langsung mendekati imam harus ia tahan, karena ia melihat sebelah tangan imam masih ada dalam bayangan.
Seperti sedang dipegang oleh seseorang atau sesuatu.
"Ibuuu... teriak imam sambil mengulurkan tangan kanannya, anak itu setengah meronta seperti ingin melepaskan diri dari sesuatu yang memegangi tangan kirinya.
Jika bukan karena perintah pak ustad yang mewanti_wantinya untuk tidak langsung menghampiri anaknya, niscaya saat itu bu sumi langsung sudah berlari memeluknya.
Pak ustad sempat berpesan jika ingin ia harus menerima imam, bukan memberinya atau yang lebih mudahnya ia harus membiarkan imam yang mendatanginya bukan malah sebaliknya. karena hal itu akan berakibat fatal untuk imam, pak ustad dan semua orang yang ada dirombongan masih terdiam.
Nampaknya semua orang dalam keadaan mencekam seperti ini terlihat patuh untuk tetap diam, kontras sekali kondisinya pada saat mengumumkan tentang pengajian rutin di lingkungan.
Banyak warga yang tau malah berpura_pura tidak tau, yang mendengar juga pura_pura tidak mendengar.
"Hhaahh saat ini bukan waktu yang tepat untuk seorang ustad mengeluh, mudah_mudahan bu sumi ingat pesanku yang terakhir. gumam pak ustad dalam hati sambil kembali mempokuskan diri pada wanita yang akan menghadapi sesuatu yang ada diluar akal sehat.
Srruukkk..
Suara pistol mainan yang dilemparkan bu sumi ke depan anaknya itu, membuat pak ustad menganggukan wajahnya.
"Ternyata wanita itu masih ingat akan pesanku.. ucap pak ustad lirih.
"Imam itu mainan kesayangan kamu nak, ambillah berikan ke ibu.. suara bu sumi kembali menyadarkan orang_orang yang ada di dalam rombongan untuk kembali waspada. semua pandangan kembali berpusat pada bu sumi..
Setelah beberapa saat bu sumi melemparkan pistol mainan kesayangan anaknya tersebut, tiba_tiba bayangan yang sedari tadi memegang tangan kirinya imam menampakan diri. Bu sumi tercekat melihat sesosok makhluk yang sangat menyeramkan, keluar dari bayangannya sambil memegang tangan buah hatinya.
Beberapa orang dalam rombongan begitu terkejut, sebagian yang lain mengucap istighfar bahkan ada yang menutup mata karena tak mau melihat sosok seperti itu apa yang saat ini di dekat bu sumi.
Pak ustad langsung memasang kuda_kuda untuk lebih waspada, keselamatan ibu dan anak yang ada di depannya merupakan tanggung jawabnya. Makhluk yang berambut panjang dengan wajah menakutkan yang ternyata yang sedang memegangi tangan kiri imam.
Kedua bola matanya merah menyala melotot tak berkedip memandang bu sumi dan pistol mainan yang tergeletak ditanah, hidungnya hanya tersisa setengah bagian sisanya berupa rongga yang dipenuhi ulat. mulutnya yang lebar dipenuhi air liur yang berbau sangat busuk.
Tampak gigi_giginya yang runcing tertanam digusinya, kulitnya seperti karet berlepit karena keriput yang kalah aneh adalah dua buah dadanya yang besar dan panjang menggantung hampir menyentuh tanah.
Dari bawah pusar sampai setengah betisnya tertutup bulu_bulu panjang yang kasar.
"Kembalikan anak saya, saya mohon.. ucap bu sumi dengan terbata_bata. dari suara dan wajahnya jelas terlihat rasa takut mulai mengikis keberaniannya.
Makhluk yang orang sebut dengan panggilan kalong wewe itu, mendenguskan nafasnya yang berat sepertinya dia mengerti dengan ucapan bu sumi. Sesaat dia menoleh ke anak laki_laki yang masih dia pegangi tangannya, sorot matanya yang semula tajam dengan anehnya mulai melemah saat melihat imam.
Perlahan makhluk itu menggendong imam, lalu dia tatap anak yang baru beberapa jam bersamanya dengan tatapan yang sendu. bukan tatapan seorang pemburu pada mangsanya ada kasih sayang yang tersirat dimata kalong wewe itu, kepada anak yang ada di gendongannya.
Bu sumi yang awalnya merasa cemas, dengan keselamatan anak semata wayangnya merasa aneh melihatnya begitu pula dengan pak ustad. kewaspadaan yang semula ia tingkatkan, mulai di kendurkan kembali baru kali ini dia melihat sesosok mahluk gaib yang berprilaku layaknya seorang ibu. yang tak rela untuk melepaskan anaknya.
Setelah beberapa saat mahluk itu menatap imam dengan sendu, kejadian selanjutnya tak kalah mengejutkan dengan lembut mahluk itu memberi kecupan di kedua pipi imam.
Anak itu dengan polosnya malah menyentuh wajah menyeramkan yang ada di depannya, harusnya anak sekecil itu seharusnya setidaknya menjerit ataupun meronta. namun kenyataan berkata lain, dengan raut wajah yang menampakan kesedihan mahluk itu kembali menurunkan imam ketanah.
"Imam sini sama ibu nak, sini.. kata_kata bu sumi membuat imam menoleh kearahnya. perlahan anak kecil yang baru berusia 6 tahun itu mulai melangkah mendekati ibunya, bu sumi yang sudah siap menyambut merentangkan kedua tangannya dan airmata yang menumpuk di pelupuk matanya harus tertumpah saat imam kembali berada dalam pelukannya.
Berkali_kali wanita itu menghujani buah hatinya dengan ciuman.
"Alhamdulillah ya Allah, ucapnya berkali_kali sesaat bu sumi menatap mahluk yang telah menculik anaknya meski anak itu telah berada dalam pelukan ibu kandungnya.
"Aku akan tetap terus mengawasi anakmu, jaga ia baik_baik suatu saat aku akan kembali menemuinya...
Bu sumi tercekat saat mendengar suara seorang wanita di telinganya, tatapannya bertemu dengan kalong wewe yang saat itu juga menatapnya.
"Apa mungkin mahluk itu yang barusan berucap, tanyanya dalam hati. beberapa saat kemudian mahluk itu mengangkat telunjuk tangannya yang berkuku panjang nan hitam, dan pistol mainan imam yang tadi tergeletak ditanah sudah berpindah tangan kalong wewe itu. Sekali lagi mahluk itu menatap sepasang anak dan ibu yang ada di depannya, sebelum akhirnya ia melesat terbang meninggalkan mereka.
Bersambung.....