Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 7
Menurutmu,apa kita harus datang?"tanya Raisa
"Tidak masalah,ayo kita bersiap-siap."ajak Satria
Raisa tersenyum dan berjalan mengikuti Satria dibelakangnya,satria menutup pintu.Mereka berdua bersiap-siap akan menghadiri penikahan Isna saudara sepupu Raisa.
Sean tidak bisa ikut karena masih harus mewakili meeting,Satria telihat gagah dengan tampilan setelan tuxedo warna hitam,sementara Raisa terlihat anggun dengan balutan longdress warna senada.
"Ada toko bunga didepan,apa kita perlu membelinya?"tanya Satria
"Dia tidak suka bunga,tapi suka uang."jawab Raisa
"Kamu tunggu disini,biar aku urus semua."kata Satria
"Iya."kata Raisa singkat
Satria masuk kedalam toko bunga meminta kepada penjualnya untuk membuatkan satu buket bunga yang terbuat dari uang,beruntung penjualnya memiliki stok meski nominalnya tidak besar.
Satria kembali masuk kedalam mobil,meletakkan buket bunga dibelakang kemudi.
Melihat istrinya merasa tidak gembira Satria mencoba membuka keheningan dengan obrolan kecil.
"Yang,kamu kok diem gitu?kamu berat ya pergi kesana?"tanya Satria
"He hem."jawab Raisa
"Apa perlu kita balik,kita pergi nonton."tanya Satria
"Gak papa,lanjut saja."jawan Raisa memegang lengan suaminya
Jauhnya perjalanan karena harus berputar melingkari sebuah bukit kecil diwilayah perkampungan.Rumah Abah sudah terlihat meski tidak ada pesta besar,namun tamu tetap berdatangan.
Raisa dan Satria berjalan beriringan diantara para tamu yang hadir,Raisa membawa buket bunga yang ternyata uang lembaran seratus ribuan,Raisa menggandeng tangan suaminya.
Acara sudah dimulai saat Raisa dan Satria sampai dirumah,Umi menyambut anaknya dengan perasaan bahagia melihat putrinya sangat cantik malam ini.
"Anak Umi,kamu cantik sekali malam ini."kata Umi
"Benar Mi,dia memang sangat cantik."kata Satria meraih bahu Raisa
"Ayo masuk."ajak Umi
Raisa masuk menyalami Abah dan memberikan buket bunga kepada Isna,bukannya senang Isna malah bertambah kesal melihat suami Raisa lebih tampan dan kaya raya.
Tidak ada ucapan terimakasih dari mulut Isna yang ada hanya gerutu kecil,Ramadhan memandang kearah Isna dengan pandangan lebih kesal.
"Sudah cukup jangan menggerutu terus."kata Ramadhan
"Diam kamu!"kata Isna
"Bukankah ini maumu,mengapa kamu terus memandang suami Raisa?apa karena dia lebih tampan?atau karena dia lebih kaya?kamu suka sama dia?"tanya Ramadhan
Isna tidak menjawab pertanyaan Ramadhan yang kemana-mana,pandangannya fokus ke Raisa yang diperhatikan oleh suaminya bahkan sesekali dia memandang Raisa dengan mesra.Bagaimana bisa Raisa mendapat laki-laki lebih baik dari Ramadhan?yang dia ingat dia mengacak memilih laki-laki dalam video yang tersebar.
"Isna."sapa Abah
"Ah iya Bah,ada apa?"
"Ajak suamimu makan."kata Abah
Isna hanya pergi ngeloyor tanpa menjawab,mengambilkan makanan buat Ramadhan.
Raisa melihat wajah Isna memancarkan kekesalan,entah apa lagi yang membuatnya bisa begitu berubah ekspresi.Apa kerana kedatangan Raisa,atau malah karena Satria?
Raisa menggelengkan kepala menampik bayangan yang melintas dikepalanya.Satria sejak dari tadi melihat tingkahnya hanya tersenyum.
"Sayang kamu gak lapar ya?"tanya Satria
"Ah iya sebentar aku ambilkan makanan."jawab Raisa
Satria duduk didekat Abah dan ikut nimbrung diantara para tamu yang hadir,karena yang lain sudah makan Satria ijin makan bersama Raisa didalam kamarnya.
"Kamu gak makan?kok cuma di lihatin?"tanya Satria
"Ah iya, Bos."jawab Raisa
"Disini jangan panggil aku Bos,gak enak sama Abah,nanti dikira kita kawin kontrak."kata Satria
Raisa malah melamun tidak mendengar apa kata suaminya,pandangannya kosong kedepan meski tangannya sesekali memainkan sendok dan piring.
"Yang,kok malah melamun sih."kata Satria mencolek pundak
"Heh."Raisa menoleh kearah Satria
"Ayo makan,kita pulang atau menginap disini?"tanya Satria
"Pulang saja."jawab Raisa
Satria menghentikan makan mendengar jawaban dari istrinya,biasanya seorang istri akan sangat senang tinggal dirumah orang tuanya namun tidak berlaku dengan Raisa.Dia memilih untuk pulang,entah mungkin lebih nyaman atau karena ada masalah besar disini.
"Ayo kita pulang takut kemalaman."ajak Satria
"Iya,Bos."kata Raisa
Kedua pasang pengantin baru itu menghabiskan makan dipiring mereka masing-masing.Selesai Raisa membawa piring kotor kebelakang,acara saat ini tidak sebanyak tamu kemarin pas pernikahan Raisa.
Raisa mendengar Isna dan Ramadhan berdebat,keduanya saling tuduh,Isna menuduh Ramadhan pura-pura mencintainya sementara Ramadhan menuduh Isna menyukai Satria saat tahu Satria yang menjadi suami Raisa.
"Kamu pikir aku tidak memperhatikan matamu kemana?matamu selalu menatap Satria."kata Ramadhan.
Raisa tidak mendengarkan lagi perdebatan mereka berdua,karena hanya akan menambah sakit hati.Satria keluar dari kamar kembali menemui Abah untuk pamit karena Raisa minta pulang.
"Ini sudah malam,apa tidak sebaiknya kalian menginap disini."pinta Abah
"Enggak Bah,aku yang minta pulang."kata Raisa meraih tas selempangnya
"Ya,sudah hati-hati dijalan."kata Abah
"Kami pamit ya Bah,salam buat Umi."kata Satria
Abah mengantar anak dan menantunya sampai kedalam mobil,memandangnya sampai mobil yang membawa putrinya menghilang ditelan gelap malam.
Malam pertama bagi Isna dan Ramadhan tidak ada acara romantis yang ada hanya tidur sendiri karena Ramadhan memilih tidur dilantai dengan beralaskan karpet dan Isna tidur di ranjang.
****
Satu minggu berlalu,Raisa sudah kembali pulih namun dia bosan terus berada dirumah.Saat hendak menghubungi suaminya yang saat ini bekerja dikantor tiba-tiba pintu diketuk oleh Bi Asih yang membawa paket untuknya.
"Mbak,ini paketnya."kata Bi Asih
"Ah iya,terimakasih banyak ya Bi."kata Raisa
"Iya sama-sama,bagaimana mbak udah baikan?"tanya Bi Asih
"Alhamdulillah sudah Bi."jawab Raisa
"Ya sudah Bibi kembali bekerja,nanti kalau butuh urut lagi panggil Bibi."kata Bi Asih
Raisa mengangguk tersenyum mendengar penuturan Bi Asih,begitu perhatiannya setiap hari selalu mengajaknya mengobrol meski hanya menanyakan keadaan.
Satria menghubungi istrinya,dia mengijinkan Raisa bekerja kembali karena saat ini butuh tenaga tambahan,terbukti Raisa kemarin berhasil menemukan kesalahan karena ketelitiannya.
"Sayang,bisa gak bantu aku dikantor siang ini."tanya Raisa
"Tentu saja."jawab Raisa
"Benarkah,kamu sudah baikan?"tanya Satria
"Iya sudah."jawab Raisa
"Bisa datang sekarang?"tanya Satria
"Bisa,kamu mau sekalian aku bawain sesuatu?"tanya Raisa
"Tidak usah,kamu datang bantu aku aja aku udah senang."jawab Satria
Karena mendadak Raisa langsung menyambar tas dan ponselnya,memesan taxi menuju kantor suaminya.Tidak kepikiran sama sekali kalau tadi pak sopir sudah menunggunya,karena saking senangnya bisa kembali bekerja.
Taxi yang ditumpangi Raisa masuk kedalam area gedung dan berhenti tepat didepan lobi.Saat keluar Rega melihat dari jauh Raisa turun dari taxi,dalam hatinya bertanya mengapa istri Presdir naik taxi.
Raisa membayar ongkos taxi dan masuk kedalam,dalam balutan blazer warna putih dia terlihat anggun.Rega yang melihat tertegun dengan kecantikan Raisa,berbeda dengan dirinya saat ini,wajah cantiknya sedikit kusam karena kurang perawatan,kurang tidur dan terlalu banyak makan makanan kurang sehat.
"Bagaimana ini?"tanya Rega dalam hati jari tangannya terus mengetuk stir mobil
Akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan akan kembali esok hari,setidaknya merawat diri dengan sisa uang yang masih ada bisa membuat kembali dia tampil dengan percaya diri.