NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Pengantin Pengganti

Terpaksa Jadi Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Pernikahan rahasia
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shania Nurhasanah

Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.

Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB EMPAT BELAS

Bara sedang menikmati makanannya bersama Sutrisno, sambil asik bermain ponsel berkirim pesan dengan istrinya.

"Mas bara, gimana mertuanya?" tanya Trisno sesudah menyimpan gelasnya ke atas meja.

Bara yang sedang mengunyah makanan segera menelan makanannya "Baik, sekarang udah mulai sadar."

"Maaf ya mas, belum bisa jenguk ke sana."

"Gak papa, gak perlu dijenguk juga. Cukup doa aja supaya bisa sembuh lagi."

"Amin, semoga cepat pulang ya mertuanya."

"Amin, makasih doanya."

"Mas, saya gak enak loh, karena mas sudah nolongin saya terus, masa pas lagi kena musibah saya diem aja enggak jenguk mertuanya."

"Gak usah, kalau mau balas budi nanti ada saatnya."

"Kapan, mas?"

"Lihat aja nanti." ucap Bara sambil melihat orang-orang berjas rapih melewati dirinya.

Namun ada yang mencolok diantara lainnya yaitu lelaki rambut klimis dengan perut bulat seperti hamil sembilan bulan.

"Lo tau Supri, itu siapa?"

Lalu Sutrisno melihat kearah yang dipandang bara "yang mana, mas?"

"Itu, yang perut bulat kayak bola bekel."

"Oh, itu pak Budi mas, manager pemasaran mas. Denger denger istrinya tiga masih muda kinyis-kinyis hebat betul carinya," ucap Sutrisno sambil berbisik.

"Hmm menarik," ucapnya dalam hati sambil mengusap dagu yang ditumbuhi bulu harus.

"Kok, lo tau tentang dia?" tanya Bara curiga dengan teman kerjanya ini.

"Kan saya udah lama disini, mas."

"Berapa lama, emang?"

"Tiga tahun ada kayaknya," jawab Sutrisno sambil berpikir.

"Berarti tau banyak disini?"

"Ya, lumayan lah udah tau semua."

"Gue belum tau banyak tentang elo deh, kayaknya"

"Iya lah mas nya jarang keluar rumah, sekalinya keluar cuman buat cari makan doang."

"Ya gimana, capek juga kerja ternyata."

"Lah, emang selama ini kerja dimana?"

"Poya poya gue," jawab Bara enteng.

"Iyah sih, keliatan mas nya cakep apalagi tangannya halus," ucapan Trisno membuat bara langsung bergidik.

"Bukan gitu maksudnya, mas. Saya juga masih suka cewek lah bukan yang batangan."

Sutrisno melirik jam di ponselnya menunjukkan waktu istirahat hampir habis, segera ia mengajak Bara beranjak masuk kedalam untuk kembali bekerja.

"Mas, ayo udah mau habis waktu istirahatnya," ajak Trisno.

"Iya, bentar," ucap bara yang masih menunduk memainkan ponselnya.

"Nanti jangan jangan kabur lagi kayak waktu itu," tuduh nya penuh selidik.

Bara memang kabur waktu itu, karena mertuanya yang masuk rumah sakit. Esoknya ia kena tegur dari HRD, kalau diulangi dia akan dapat surat peringatan. Namun Bara tidak takut kalau akhirnya dipecat, apalagi kartu yang disita Opa kini berada ditangannya kembali. Kini hidupnya tenang tampa akan kekurangan uang.

"Niatnya, gue mau kabur lagi," ucapan lempeng.

"Janganlah, nanti pulang saya sendiri dong, mas."

"Bawa aja motor, gue mau naik taxi cape juga bawa motor jarak jauh."

"Mas, gak takut saya bakal curi motornya?"

"Enggak, gue tau elo baik."

"Terharu aku dengernya, mas."

"Elah, jangan lebay."

"Tapi beneran ini. Motornya saya yang bawa pulang?" mendengar ucapan Trisno yang tak percaya dia meminjamkan motornya, langsung saja ia keluar kunci dalam saku celananya.

"Nih," ucap bara sambil menyimpan kunci motor dimeja.

"Alhamdulillah, terimakasih mas," ucap Sutrisno dengan raut binar senang, karena ia tak perlu naik ojek yang ongkosnya bikin kantong jebol cukup beli bensin satu liter, ada sisa kembalian untuk ia makan juga simpan dana darurat akhir bulan.

Tak terasa Bara sudah satu bulan lebih lamanya bekerja di pabrik Garmen Adiyaksa Group. Ia bekerja di bagian gudang yang bertugas menyortir barang yang masuk juga keluar. Opa membuat ia harus bekerja keras tak pelak harus membantu mengangkat barang barang berat untuk dipindahkan. Meskipun ia suka nge gym tapi tak pernah melakukannya setiap hari, tapi disini ia harus melakukan hampir setiap hari.

Bara ingat saat satu minggu pertama kerja ia langsung meriang dengan badan remuk redam, opa yang saat itu kunjungan kerja kesana hanya datang untuk mengirimkan makanan juga obat-obatan secara rutin. Saat ia sembuh Opa langsung berhenti melakukannya lagi untuk membuat cucunya kembali kapok seperti wajib militer untuk mendisiplinkan dirinya.

Untungnya sekarang ia sudah terbiasa melalui itu semua pekerjaan apapun ia bisa lakukan, angkat barang juga jadi bagian rutinitas yang tidak terlewatkan. Walau jiwa poya-poya tak mampu ia hilangkan namun itu sebagai reward hasil dari kerja kerasnya.

"Mas, kenapa malah ngelamun," ucap Sutrisno sambil menggoyangkan tangan didepan wajah Bara.

"Ah, enggak. Ngantuk aja kayaknya."

"Pasti, gara-gara jaga mertua?"terka nya.

"Iya kayaknya, kalau gitu gue mau ke air dulu cuci muka," ucap Bara sambil beranjak menuju toilet dekat kantin.

Saat hampir sampai toilet, ia melihat siluet seseorang sedang bicara ditelpon. Segera ia cari tempat untuk bersembunyi sambil bisa mendengarkan.

"Tenang saja nanti seperti biasa dikirimnya," ucap seseorang itu sambil tertawa dengan orang yang menelponnya.

...............

"Biasalah, malam hari Sabtu."

...........

"Ya, tunggu saja. Nanti saya hubungi lagi."

Ketika Bara ingin mendekat karena tak terdengar jelas obrolan yang dibahas mereka. Namun telpon langsung ditutup setelah itu orang tersebut berlalu pergi sambil bersiul senang menuju kantin lagi.

"harus siap siap jangan sampai terlewatkan" ucap Bara dalam hati sambil tersenyum smirk.

Tepukan di bahu menyandarkan Bara dari rencana yang sudah akan ia persiapkan, saat menoleh terlihat wajah Trisno di depannya.

"Mas Bara, kenapa lama?"

"Ini mau masuk ke dalam."

"Dari tadi, belum?" tanya Trisno yang ikut masuk ke dalam toilet untuk buang air kecil.

Terjadi keheningan beberapa saat selain air dari keran yang mengalir, setelah selesai dengan hajatnya mereka langsung keluar.

"Lo, ada waktu hari sabtu?"

"Mas Bara mau ajak saya malam mingguan, memang istrinya gak diajak pergi," cerocos trisno kepada Bara.

"Gue mau ajak lo, katanya lo mau balas budi sama gue."

"Ya udah sih mas sekalian cari cewek. Siapa tau ada yang nyantol dijalan."

"Wewe gembel maksud, lo?"

"Jangan lah, kalau gitu serem bukan nya seneng malah jadi takut diculik."

"Memang bagus supaya bikin tikus takut."

"Sekalinya ngomong langsung jleb di ati."

"Becanda gue, yuk balik kerja," ajak Bara sambil merangkul pundak Sutrisno yang hanya sebatas telinganya.

Setelah sampai ditempat kerja kembali, Bara langsung disibukan dengan mencatat kebutuhan logistik, mendata juga membantu teman yang membutuhkan pertolongan. Setelah hari beranjak senja dan urusan pabrik mulai dihentikan karena waktunya untuk kembali pulang ke rumah.

"Mas, saya antar sampai depan cari taxi," tawar Trisno, saat melihat Bara berjalan keluar pabrik.

"Gak perlu, udah ditunggu didepan taxi nya."

"Yang bener, mas?"

"Iya, itu.." ucap Bara sambil menunjuk taksinya berada disebrang jalan. Lalu ia segera menyebrang untuk sampai kesana dan setelah masuk mobil barulah bara melambaikan tangan kepada Trisno untuk berpamitan. Terlihat oleh Bara, Trisno didekati yang seingat dia rekan kerja dipabrik yang entah membicarakan apa.

"No, itu si Bara ya?" tanya rekan kerjanya

"Iya, Bud."

"Naik taksi?"

"Iya kan kamu lihat sendiri."

"Gayanya gak takut kantong jebol kan bayar taksi malah"

"Gak tau juga, aku."

"Halah! parah lu banyak gak taunya"

"Biarin!!"

1
Naila hana
sungguh teganya.. teganya.. teganya..
paksa hancurkan pernikahan anaknya..
Shania Nurhasanah
siap kak🤗...jangan lupa ikutin terus ceritanya ya😁😊
Naila hana
lanjut lagi dong..
Naila hana
lanjut dong..
Mawarti
ok bangett
Shania Nurhasanah: terima kasih sudah mampir kak🤗🙏
total 1 replies
Laqueno Sebaña
Ceritanya kreatif bener, thor! Keren abis. Jangan lupa terus berinovasi dalam menulis ya.
Shania Nurhasanah: terimakasih sudah mampir 🤗saya akan belajar lagi dan berusaha berkembang 😇🙏
total 1 replies
Ivy
Kehabisan kata-kata. 😶
Shania Nurhasanah: terimakasih sudah mampir kak🤗🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!