Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Sora akhirnya bangkit dari tidurnya, dengan langkah tertatih dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi. Sora merasakan perih di area selangkangannya, mungkin karena mereka melakukannya terus menerus hingga satu malam suntuk.
Sora membersihkan badannya yang terasa lengket, banyak tanda merah di tubuhnya, sebagai bukti kalau dirinya baru selesai melakukan malam panas yang ia yakini bersama Kevin.
Ia mengira Kevin bangun terlebih dahulu agar tidak ada seorang pun yang melihatnya bersama dirinya.
Setelah tiga puluh menit, Sora keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang terlihat lebih segar.
"Lihat saja, aku akan melihatmu menangis darah Aurora" gumam Rosa dengan senyum sumringah.
Sora memakai pakaiannya, setelah ia pergi meninggalkan kamarnya, ia menaiki lift turun ke lantai bawah. Di depan lobby sebuah taksi sudah menunggunya.
Setelah Sora masuk kedalam taksi, perlahan sopir pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan area hotel.
Sora mendengus kesal, taksi yang ia tumpangi terjebak macet. Jarak tempuh kerumahnya yang seharusnya tidak lama menjadi lama akibat macet.
Setelah dua jam perjalanan, akhirnya taksi yang di tumpangi Sora tiba di rumahnya. Wanita itu keluar dari taksi setelah membayar ongkosnya.
Sora melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah, ia melihat keluarganya yang sedang asik menikmati sarapannya.
"Pagi semua" sapa Sora dengan wajah ceria.
"Pagi sayang, kamu dari mana aja jam segini baru pulang? papa dari semalam nyariin kamu" tanya Bimo.
"Sora menginap di hotel, sudah lelah malas pulang ke rumah" ucap Sora beralasan.
"Tidak apa sayang, tapi lain kali beritahu kami terlebih dahulu, supaya kami tidak khawatir" ucap Dena seakan tidak mengetahuinya. Ibu dan anak itu sangat pandai memerankan perannya.
"Kamu sudah sarapan belum nak" tanya sang oma
"Belum oma, Sora tak sempet makan di hotel tadi, Sora buru-buru pulang kerumah, takut kalian nyariin" kata Sora sok manis di depan keluarganya. Padahal aslinya tidak seperti itu.
"Duduklah, kamu harus makan terlebih dahulu" titah Bimo kepada putri kesayangannya. Hasil buah cintanya dengan Dena, cinta pertamanya.
Dena menarik kursi kosong dan mempersilahkan putrinya untuk duduk, dia juga mengambilkan nasi beserta lauk untuk putrinya.
"Makanlah sayang" ucap Dena dengan penuh perhatian.
Dena sebenarnya sudah tidak sabar ingin menanyakan rencana yang sudah ia susun semalam bersama dengan putrinya. Namin, dia menahannya karena masih ada suami dan mertuanya.
"Papa berangkat ke kantor dulu ma" pamit Bimo usai menyelesaikan sarapannya. ia mencium kening sang istri.
Bimo dan lainnya seakan melupakan kejadian semalam, kejadian yang begitu menyakitkan bagi Aurora namun tidak bagi keluarganya.
"Habiskan sarapanmu sayang, setelah itu istirahat , papa akan berangkat ke kantor terlebih dahulu." ucap Bimo dengan penuh perhatian kepada putrinya.
"Baik pa, tenang saja Sora pasti akan menghabiskan semua makanan yang ada di piring Sora" ucap Sora dengan suara lembut.
Setelah berpamitan dengan keluarganya Bimo langsung berangkat kekantor dengan menggunakan mobil yang ia kendarai sendiri.
Sedangkan sang oma dan opa langsung pamit untuk pulang ke rumahnya sendiri. Kini di rumah itu tinggal berdua, Dena dan Sora.
"Bagaimana rencana kita semalam sayang" tanya Dena.
"Beres ma, Kevin begitu menggairahkan ma. Sora sangat menikmati permainannya" jawab Sora vulgar. Dia sudah tidak punya malu lagi di depan mama nya, yang menyuruh dia menjebak kakak iparnya sendiri.
"Bagus sayang, kita tunggu bulan depan, nanti kita akan meminta pertanggung jawaban Kevin. Nanti setelah kamu menjadi nyonya Kevin Alexander, kamu harus bisa mendepak Aurora dari kehidupan Kevin. Mama tidak rela jika anak pembawa sial itu hidup bahagia" ucap Dena dengan wajah marah penuh dendam.
"Itu gampang ma, semoga aja bulan depan Sora sudah hamil. Dengan begitu Sora akan lebih mudah untuk meminta pertanggung jawaban kepada Kevin" ucap Rosa tak kalah liciknya dari sang mama.
*******
Sementara itu di hotel. Kevin dan Aurora baru saja menyelesaikan sarapannya, wajah Aurora terlihat cemberut kesal dengan suaminya. Pria itu meminta dirinya melayaninya di dalam kamar mandi.
"Jangan cemberut baby, bagaimana kalau kita jalan-jalan" bujuk Kevin sambil tersenyum geli melihat wajah lucu istrinya.
"Memangnya kamu tidak ke kantor" tanya Aurora seraya menoleh ke arah Kevin.
Kevin menggelengkan kepalanya, "Khusus hari ini aku akan menemanimu jalan-jalan" kata Kevin.
"Bagus, aku akan membalasmu tuan" batin Aurora
"Jangan harap kau bisa membalasku baby" ucap Kevin yang tahu isi kepala istrinya.
"Dia seperti dukun, yang tahu segalanya tentang apa yang aku pikirkan" batin Aurora
"Sok tau" Kilah Aurora dan meninggalkan meja makan yang ada di kamar hotelnya, dia naik ke atas ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana.
Kevin menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya, "Kenapa malah tidur, siap-siap gih. Sebentar lagi kita akan berangkat" ucap Kevin.
Aurora menghela nafas pelan, dia menganggukkan kepalanya patuh. Ia beranjak dari tempat tidur, dan memakai pakaian yang sudah di siapkan suaminya.
Kevin menunggu Aurora sambil mengecek email yang sudah masuk kedalam ponselnya.
Pria itu sengaja mengambil cuti, untuk menemani Aurora sekalian mendekatkan hubungannya dengan sang istri. Kevin ingin mencoba mengenal Aurora lebih dekat lagi.
Kevin menghubungi seseorang.
"Tarik semua saham kita yang ada di perusahaan Bimo, aku ingin melihat sejauh mana dia mampu mempertahankan kekayaannya yang tak seberapa itu" perintah Kevin kepada orang yang ada di sebrang sana.
"....."
"Baik, kerjakan jangan sampai gagal" ucap Kevin dan mengakhiri panggilannya. Ia menoleh melihat istrinya yang sudah rapih dengan pakaian yang ai belikan.
"Sudah baby" tanya Kevin tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari Aurora.
"Sudah tuan" jawab Aurora malu.
"Jangan pernah memanggilku tuan lagi baby" protes Kevin.
"Terus aku harus memangilmu apa" tanya Aurora bingung.
"Apa saja, yang penting jangan panggil aku tuan, karena aku bukan tuanmu. Aku ini suamimu baby, kamu bisa memanggilku sayang, honey, atau apapun itu" oceh Kevin seperti ibu-ibu komplek.
"Ya sudah, aku akan memanggilmu abang saja" ucap Aurora dengan santainya.
Membuat Kevin melototkan matanya jengkel. "Dari semua pilihan kenapa harus abang sih? aku bukan kang cilok, baby" seru Kevin.
"Bagaimana kalau mas?" tanya Aurora.
"Aku ini keturunan bule Aurora, bukan keturunan mas jawa. Lebih kamu panggil sayang aja" ucap Kevin.
"Iya iya iya, terserah kamu aja" ucap Aurora pasrah, "Kita jadi pergi tidak?" lanjut Aurora bertanya.
"Jadi, kita pergi sekarang" ajak Kevin sambil merangkul pinggang istrinya.
dena tahu diri sedikit kenapa sih😤😤😤😤
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..