NovelToon NovelToon
Become Mafia'S Wife

Become Mafia'S Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:87.6k
Nilai: 5
Nama Author: Salvador

Dena baru saja selesai menamatkan novel romance yang menurutnya memiliki alur yang menarik.

Menceritakan perjalanan cinta Ragas dan Viena yang penuh rintangan, dan mendapatkan gangguan kecil dari rival Ragas yang bernama Ghariel.

Sebenarnya Dena cukup kasihan dengan antagonist itu, Ghariel seorang bos mafia besar, namun tumbuh tanpa peran orang tua dan latar belakang kelam, khas antagonist pada umumnya. Tapi, karena perannya jahat, Dena jelas mendukung pasangan pemeran utama.

Tapi, apa jadinya jika Dena mengetahui sekelam apa kehidupan yang dimiliki Ghariel?

Karena saat terbangun di pagi hari, ia malah berada di tubuh wanita cantik yang telah memiliki anak dan suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Suka?

...****************...

“Senang? Habis menghubungi mantan pacar kamu?” Tanya Gevan dengan suara dinginnya.

Laki-laki itu mengukung Araya yang duduk di tepian kasur dengan kedua tangannya yang sudah mencengkeram seprei begitu erat.

Araya terlihat mengerjap beberapa kali, “Aku gak ngomong sama dia,” elaknya langsung.

Sedangkan wajah Gevan masih tak menunjukkan persahabatan, “bohong, kamu bahkan nyebut nama bajingan itu.”

Araya menghela nafas kecil, ia tidak tahu Gevan mendengar mulai dari mana. Percakapannya di telpon yang bahkan hanya berlangsung dua menit itu.

“Aku hubungin telepon rumahnya karena temen Ghariel mau nginap di sini, jelas aku harus minta izin ke orang tuanya dulu,” Araya menjelaskan ucapannya sejenak, “temen Ghariel, itu Viena. Dia anak Romeo.”

“Jangan sebut nama laki-laki lain di depan aku, Araya.” Peringat Gevan dengan suara rendahnya.

Araya langsung mengangguk kecil menanggapi, tak ingin menambah masalah, “yang angkat telepon tadi juga pelayan rumahnya kok, bukan dia.” Tambah Araya.

Gevan masih menatapnya lurus, “Kamu sayang sama anak bajingan itu?”

“Emm, suka mungkin?” Jawab Araya tak yakin, ia memang menyukai Viena yang menggemaskan.

“Lebih sayang dia daripada Rayvandra?”

Araya menggeleng tegas, “Enggak dong. Posisinya jelas beda, Ghariel anak aku. Itu bukan sesuatu yang bisa di bandingin, Gevan. Viena ya Viena, sedangkan Ghariel anak aku.” Jawabnya.

Gevan menjauhkan wajahnya, tapi beralih duduk di samping sang istri dan dalam satu tarikan membuat Araya berada di atas pangkuannya.

“Anak kita,” Ujar Gevan meralat.

Lengannya memeluk pinggang Araya erat dan menyandarkan wajahnya di bahu Araya.

Mungkin bagi Araya ia mempermasalahkan hal sepele, tapi bagi Gevan ini persoalan penting. Ia tidak ingin Araya kembali berubah haluan pada mantan kekasihnya itu.

Araya sudah memberikan lampu hijau untuk hubungan mereka. Gevan takut, jika istrinya itu malah kembali berubah pikiran dan kembali memiliki pikiran untuk meninggalkannya.

“Iya, anak kita,” gumam Araya mengusap tangan laki-laki itu, berharap membuat perasaan Gevan lebih membaik, “Bagi aku, Romeo bahkan gak berarti apa-apa, Gevan.”

“Ck, jangan sebut nama bajingan itu,” Peringat Gevan lagi, kali ini menatap istrinya tajam.

Kali ini Araya tersenyum kecil, ia tangannya naik mengusap wajah Pria itu, berhasil membuat Gevan memejamkan matanya. Araya mungkin tidak tahu betapa Gevan sangat menyukai sentuhan sang istri.

“Tapi, gak perlu sebut nama dia kayak gitu, Gevan.” Ucap Araya. Tatapan tak suka Gevan kembali ia dapat.

“Bagaimanapun, yang salah kedua belah pihak. Aku dan dia, bukan salah Romeo sendiri. Aku yang salah karena dalam kesadaran penuh malah menjalin hubungan setelah kita menikah—“

Cup

Gevan menyelanya dengan menempelkan bibir keduanya, cukup lama.

Setelahnya mengusap rambut Araya pelan, “Aku tahu. Aku yang salah, Araya.” Ucap Gevan santai.

Ia sadar diri, ia lah yang posisinya sebagai perebut di sini.

Tapi Gevan sama sekali tak peduli. Selagi Araya bersamanya, peduli apa?

“Kita akhiri topik ini,” Ujar Gevan kembali meraup bibir tipis di hadapannya.

Araya sama sekali tak menolak, meladeni ciuman laki-laki itu walau ia masih cukup amatir.

Ia tak munafik, Araya menyukai bagaimana cara Gevan menciumnya. Bagaimana tangan laki-laki itu yang terus bergrilya tak mau diam, menyentuh pipi, lehernya dan terus turun ke bawah.

Tak lupa Gevan memposisikan tangan Araya agar melingkar di lehernya. Keduanya kini benar-benar berhadapan. Setelah beberapa saat saling berperang lidah, Gevan menjauhkan wajahnya, sedikit.

Mata yang biasanya menatap tajam itu kini menatap Araya sayu, “jangan tinggalin aku, Araya.” Lirihnya kemudian menenggelamkan wajah di leher sang istri.

Araya sendiri memainkan rambut laki-laki itu, apa Gevan sebegitu menyukainya?

“Akh,” Araya terpekik merasa gigitan di lehernya.

“Jawab, sayang.” Ucap Gevan teredam.

Araya sendiri tertawa kecil, pipinya bersemu, hanya bergumam panjang menjawab laki-laki itu.

Ia membawa wajah Gevan agar menatapnya, jemari lentiknya bermain dari alis tebal, hidung mancung dan terakhir mengusap bibir laki-laki itu.

“Kamu suka aku?”

Gevan terkekeh mendengar pertanyaan itu, berhasil membuat Araya terpana. Hal langka melihat Gevan bisa menarik sudut bibirnya sedikit saja.

Sampai ketika Gevan kini membaringkannya di ranjang dan langsung menindihnya, laki-laki itu menyeringai, “cukup suara manis kamu yang jadi jawabannya, Araya.”

Hingga selanjutnya laki-laki itu terus membuat tanda di lehernya, berhasil membuat Araya mengeluarkan suara manis kesukaan Gevan.

Araya tahu, malam ini ia tak akan bisa tidur dengan nyenyak.

***

“Jika Tuan Muda dan Nona sudah selesai sarapan, saya akan langsung mengantarkan kalian.” Ujar Bastian menatap dua anak berbeda gender itu.

Ghariel menatap Bastian dengan kesal, “Di mana Mama?” Tanyanya.

“Nyonya tengah bersama Tuan.”

Jawaban Bastian membuat Ghariel semakin kesal. Ini sudah terjadi beberapa kali, Mamanya tidak akan mengantarnya ke sekolah karena terjebak dengan Papanya.

Yang mana bahkan Ghariel atau pun pelayan lain tidak boleh menemui mereka ke lantai tiga sana. Itulah peraturan yang Papa jahatnya buat.

“Ayo El, nanti kita telat.” Ujar Viena yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

Ghariel menghela nafas, pada ia bersama Viena hanya di antar Bastian.

Padahal Ghariel ingin tantrum pada ibunya hari ini, tapi karena di sini ada Viena Ghariel tak ingin terlihat kekanak-kanakan.

Sedangkan di sisi Araya, ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia melihat di sekeliling, dan terkejut melihat ada Gevan yang sedang melihat ke arah luar kaca jendela. Dengan hanya menggunakan celana pendek sebatas lutut.

Ia baru mengingat dengan kejadian panas malam tadi. Tiba tiba pipi Araya bersemu merah mengingat hal itu.

Gevan membalikkan tubuhnya dan tersenyum lembut melihat Araya yang sudah terbangun.

Ia berjalan mendekati Araya . Segera Araya menundukkan wajahnya seraya menaikkan selimut untuk menutupi tubuh polos miliknya.

Gevan mengelus wajah Araya yang sedang memerah. Ia mengangkat dagu Araya dan langsung menjatuhkan bibirnya di atas bibir gadis itu.

Araya berusaha untuk tetap memegang selimut agar tubuh nakednya tetap tertutup. Agar tak memancing nafsu Gevan kembali.

Gevan melepaskan ciumannya dan menatap lekat lekat wajah Araya yang masih memerah malu “Teringat dengan pergulatan panas kita hmm?”

Araya tak menjawab. Ia hanya mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan rambut ke belakang telinga. Gevan terkekeh kecil melihat sang istri yang tengah malu itu.

Jika boleh jujur, Araya ingin mengakui betapa perkasa laki-laki ini di atas ranjang. Beruntung Gevan tak pernah memaksanya, sejak malam di mana mabuk baru kali ini laki-laki itu melakukannya lagi.

Araya tak bisa membayangkan jika harus meladeni Gevan yang tak kenal lelah itu setiap malam.

Gevan menarik selimut Araya pelan lalu berbisik “Kamu suka? Ingin melanjutkannya lagi?”

Araya menggeleng cepat “Tidak mau. Aku sangat lelah dan lapar, aku mau makan, Gevan.”

“Cium dulu.”

Araya menatap laki-laki itu sebal, bibir tebal Gevan semakin kelewatan, “Kamu udah mendapat banyak ciuman malam tadi.”

“Kalau begitu, kecupan.” Pinta Gevan lagi.

“Baiklah.” Dengan cepat Araya Araya mengecup bibir Gevan.

Gevan tertawa bahagia. Ia berbaring di sebelah Araya dan memeluk leher gadis itu. Tak lupa sebelum itu ia mengambil telepon. Dan menyuruh pelayan membawa makanan ke dalam kamarnya.

Mendengar suara dingin Gevan ketika menyuruh pelayannya. Membuat Araya membuka mulut dan berkat,a “Gevan, kamu terlalu dingin dengan pekerja sendiri.”

Gevan menduselkan wajahnya di wajah Araya “Memangnya kamu mau, aku berbicara kepada pelayan wanita dengan nada manja seperti ini.”

Baiklah, laki-laki itu semakin menggemaskan. Kemana wajah batu Gevan yang biasanya? Pagi ini ia semakin attractive.

Araya menggeleng cepat sambil menukik alisnya tajam, “Tentu saja tidak.”

Gevan meletakkan dagunya di bahu Araya, “Aku benar-benar menyukai kamu, Araya.” Ungkap Gevan mengeratkan pelukannya.

Araya sendiri tersenyum senang, laki-laki itu mau menyatakan dengan gamblang.

Padahal Araya tidak tahu, Gevan sulit untuk mengutarakan perasaannya. Tanpa Araya menginginkan validasi, perasaannya sudah jelas. Suka? Bahkan Gevan sendiri tak yakin dengan perasaan itu.

Ia suka, ia sangat mencintai Araya hingga perasaannya menjerumus pada obsesi yang mendalam.

...****************...

tbc.

Jangan lupa like nya sebelum lanjut♡

1
Darmanto Atok
next Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
Sulati Cus
mau cari misua yg kek gimana lg cb, di blg di cintai secara brutal itu menyenangkan
Dewi Yanti
suka dg cara negurnya gevan 👍,,
Bubu Zafa
bagus deh araya nya sadar
Etty Rohaeti
Alhamdulillah akhirnya Araya menyadari kesalahannya
mbuh
sbnrnya keren loh gevan
ga smua laki2 bs kek dy
bner2 kasih istri tahta tertinggi di hatinya
anak aja nmr 2
cb di konoha
istri mah media produksi anak aje
🍏A↪(Jabar)📍
next up banyak
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
sipuuttt
lagi thor, banyak² ...
Z House
sedih lah jadi El
Darmanto Atok
next Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
Bubu Zafa
harusnya anak kandung nya di beri perhatian...kalo kayak gini ghariel akan tetap jadi antagonist nya...harusnya dia sadar anak juga baru rapat ama dia bukan nya kasian dan mau nyenangi ragas doang....
Lay's
Araya jangan terlalu fokus mendamaikan protagonis dan antagonis dalam novel. Fokus aja ke Ghariel sebagai anaknya. Karena harus berbagi dengan saudara kandung aja sulit buat anak kecil, apalagi ini malah berbagi dengan orang lain
sipuuttt
araya sosok yg gakk peka
Qori Hasan
Luar biasa
anna
🥰🥰👍👍
Azlina85
Sweet
Nur Illiyyan
bibit pebinor muncul, kirain Reagan laki"baik ternyata sama swperti ibunya
Lay's
Udah baca dong ceritanya Altair. Sampe sekarangpun masih amazed sama kisah percintaan antara Altair dan Anthea. Perjuangannya itu loh, demi melawan takdir dalam novel ga main-main
Salvador: avv makasii♡♡♡
total 1 replies
Lay's
Jujur jawaban Gevan ini memang manis sekali sih. Tentunya mudah diterima dan dicerna oleh bocah cilik macem Ghariel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!