Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28 Semakin Sesak.
"Kamu jangan terus membela diri dan tidak punya kepentingan untuk membela dia!" tegas Lara
"Aku bilang hentikan semuanya. Aku sudah mengatakan apa yang terjadi bukan kesalahan Vanisa. Aku yang membuat situasi seperti ini ada. Jadi aku mohon tolong hentikan!" tegas Arvin.
Lara dan Ronald terdiam.
"Tidak ada pembahasan untuk hal ini lagi. Aku yang akan menyelesaikan semuanya dengan media. Aku berharap Mama dan Papa bisa paham dan jangan menyalahkan orang lain!" tegas Arvin.
Arvin menggenggam tangan Vanisa yang sangat dingin dan langsung mengajaknya berdiri yang tidak mengatakan apa-apa lagi mereka berdua keluar dari ruangan itu.
"Arvin Mama belum selesai bicara!"
"Jangan mengorbankan karir kamu hanya untuk semua yang tidak jelas seperti ini!" Lara berteriak-teriak yang pasti masih kedengaran Arvin dan juga Vanisa. Tetapi Arvin tidak peduli dan tetap melanjutkan langkahnya.
"Anak itu benar-benar," Ronald juga sama yang terlihat begitu sangat kesal.
Vanisa dan Arvin yang kembali sampai rumah. Seperti biasa Vanisa akan berjalan terlebih dahulu dengan wajahnya yang murung.
"Vanisa!" panggil Arvin yang membuat langkah itu terhenti.
Vanisa hanya melihat sebentar, dia bahkan tidak berniat untuk menulis sesuatu di ponselnya.
Vanisa yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung memasuki kamarnya. Arvin yang terdiam di tempatnya membuka tangannya yang sejak tadi terkepal dan ternyata alat pendengar Vanisa sejak tadi dipegangnya.
"Dia mendengarnya!" batin Arvin.
Saat memenuhi undangan itu sepertinya Arvin sudah tahu jika orang tuanya akan marah-marah dan sengaja melepas alat pendengar Vanisa dan siapa sangka saat Arvin memanggil Vanisa dan mendengar yang artinya Vanisa memang mendengar.
"Berarti tadi...."
Arvin mengusap mulutnya kasar dan memijat kepalanya yang sudah bisa menduga Vanisa mendengar semua apa yang dikatakan kedua orang tuanya dan pantas saja wajahnya begitu murung dan terlihat sakit hati. Bukan karena tidak tahu apa-apa dengan gerakan mulut itu tetapi pada kenyataannya dia mendengarnya dan menyakiti hatinya.
"Jangan-jangan Vanisa selama ini memang bisa mendengar," batin Arvin dengan menduga-duga.
"Astaga...." ucapnya yang tampak tidak percaya.
***
Vanisa yang keluar dari kamarnya yang memakai pakaian tidur.
"Pemirsa calon pebisnis muda kita. Arvin Wijaya Utama diduga menjalin kedekatan dengan seorang wanita lain yang bukan istrinya," langkah Vanisa terhenti ketika melihat berita di televisi yang membuatnya langsung menoleh ke arah televisi.
Benar apa yang dikatakan Lara media sekarang sudah membahas tentang foto-foto mereka yang didapatkan di taman bermain bersama Mahira.
"Nyonya Lara telah memberikan klarifikasi bahwa wanita yang bersama tuan Arvin bukanlah selingkuhannya, mari kita mendengarkan langsung penjelasan dari nyonya Lara,"
"Tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka. Seperti biasa Arvin hanya memantau cucu saya saat bermain," ucap Lara yang memberikan klarifikasinya saat dikerumuni wartawan.
"Apa wanita yang bersama cucu Anda itu sangat dekat dengan cucu Anda?"tanya salah satu wartawan.
"Benar sekali. Karena memang sejak awal saat cucu pertama saya lahir, dia sudah ada dan sering membantu menantu saya. Tetapi apapun itu harus tetap diawasi bukan dan keberadaan Arvin di sana bukanlah suatu hal yang besar karena bagaimanapun Arvin tidak bisa membiarkan bagian dari keluarga kami dibebaskan untuk bersama orang asing walau hanya sekedar bermain," jelas Lara.
"Apa sebenarnya wanita itu hanya babysitter?" tanya salah satu wartawan pria yang menyimpulkan.
Vanisa sungguh terkejut melihat berita itu dan apalagi saat wartawan itu bertanya. Lara hanya mengeluarkan senyum saja yang memang tidak secara jelas mengatakan ia atau tidak. Tetapi dari ekspresinya seolah memberikan pernyataan kepada wartawan jika Vanisa hanya baby sister.
Melihat dan mendengar semua itu membuat jantungnya bergetar begitu kencang, sangat tidak terduga seperti apa posisinya di dalam keluarga itu yang sudah mengorbankan hidupnya untuk pernikahan menggantikan Kakaknya.
Mata yang bergenang itu seolah ingin tumpah dengan rasa sakit hati yang luar biasa. Tiba-tiba saja televisi itu mati dan ternyata Arvin yang mematikannya.
"Tidak ada kesimpulan apapun klarifikasi yang dilakukan Mama. Aku akan mengadakan klarifikasi untuk menyelesaikan semua ini. Aku juga tidak tahu pada akhirnya Mama yang berbicara ke media dan sebelumnya aku sudah mengatakan aku yang akan menyelesaikannya," ucap Arvin.
Tidak ada tanggapan apa-apa dari Vanisa yang hanya diam saja, seperti orang bengong.
"Vanisa!" Arvin memegang kedua bahu Vanisa dan Vanisa yang langsung menepisnya dengan kasar.
Dari tatapan matanya benar-benar sangat muak dengan kehidupan yang saat ini. Dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung pergi dari hadapan Arvin.
"Vanisa!" Vanisa menghiraukan panggilan Arvin.
"Mama apa-apa coba membuat klarifikasi seperti itu yang menjadikan pikiran masyarakat berspekulasi kalau Vanisa seorang baby sister," ucap Arvin yang sekarang kelimpungan.
***
Lara, Ronald, Mitha, Mahira dan Mohan yang sedang berada di meja makan dengan sarapan bersama yang kebetulan Mohan dan istrinya memang sedang bertamu di rumah orang tuanya.
"Apa-apaan ini hah!" di tengah makan itu terdengar suara wanita dengan amarah yang menggebu-gebu membuat mereka menghentikan makan dan siapa lagi jika bukan Sarah.
Lara melihat besannya itu menghela nafas. Mohan dan Mitha saling melihat yang sudah bisa menduga jika akan terjadi keributan.
"Apa Anda tidak punya sopan santun masuk rumah orang tidak mengetuk pintu dan apalagi anak kecil di sini," sindir Lara.
"Bagaimana aku bisa memiliki sopan santun jika kau sembarangan mengatakan putriku seorang babysitter!" tegas Sarah dengan wajah memerah yang menatap tajam Lara.
"Apa aku mengatakannya!"
"Kau sebaiknya review kembali berita yang ada dan lihat baik-baik apakah mulutku mengeluarkan kata-kata seperti itu?" Lara kembalikan semua pertanyaan itu.
"Tapi kau biarkan para wartawan memiliki pikiran seperti itu dan seolah Vanisa hanya seorang baby sitter!" tegas Sarah.
"Karena aku tidak punya waktu harus menjelaskan semuanya," sahut Lara.
Sarah mendengus kasar yang benar-benar sangat marah dengan tingkah keluarga Arvin.
"Baiklah kalau begitu biar aku saja menjelaskan kepada wartawan siapa Vanisa," sahut Sarah menantang.
Lara mendengarnya kaget, Ronald menghela nafas dan berdiri dari tempat duduknya yang menghampiri Sarah.
"Tenanglah dulu. Mari bicara baik-baik dan selesaikan masalah ini dengan kepala dingin, ini hanya sebuah kesalahpahaman saja," ucap Ronald yang berbicara lembut sepertinya tidak ingin jika Sarah sampai mengambil tindakan seperti itu yang akan mempengaruhi karir Arvin.
"Bagaimana mungkin ini sebuah kesalahpahaman. Jika istrimu sengaja bertindak seperti ini. Aku sudah cukup sabar dengan tingkah kalian yang hanya mendiamkan putriku dan tidak berusaha untuk memperkenalkan dia kepada publik bahwa dia adalah istri Arvin!" tegas Sarah.
"Tapi kau juga harus menerima kenyataan, bahwa dia hanya pengganti sementara dan istri Arvin yang sebenarnya adalah Angela!" sahut Lara.
"Angela lari di hari pernikahannya yang jelas sudah tidak menginginkan putramu dan yang dinikahi Arvin adalah Vanisa, bukan Angela!" tegas Sarah.
"Kau yang tiba-tiba membuat kekonyolan ini, kau yang mengeluarkan ide ini sehingga semuanya terjadi seperti ini," sahut Lara.
"Menantu kami seharusnya putri kandung dari Daniel bukan anak bawaan dari istrinya yang asal usulnya tidak jelas!" lanjut Sarah.
"Jika aku tidak menyuruh putri kandungku untuk menikah dengan putramu dan maka keluargamu tidak akan selamat pada waktu itu akibat perbuatan Angela," tegas Sarah dengan penuh penekanan.
"Jangan sekali-kali kau mengatakan bahwa Vanisa anak yang tidak jelas!" lanjut Sarah dengan menatap tajam Lara yang seperti ada dendam pada Lara.
Bersambung ......
lalu siapa orang yg mengingunkan alvin jatuh ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku