Kita tidak pernah tau takdir apa yang akan menghampiri hidup kita kelak. Semua skenario sudah Allah atur sesuai kapasitas masing - masing.
Saatnya diatas siapapun mengaku saudara,teman atau apalah. Tapi saat kita terpuruk mana tadi yang mengaku saudara. Semuanya perlahan pergi menjauh.
Begitulah kehidupan Keluarga Derel,pasca pendemi merubah segalanya. Saat kedua orang tuanya telah tiada kakak dan adik - adiknya seakan tidak mengenal dirinya lagi.
Dulu waktu ia punya semuanya kakak dan adiknya rajin datang kerumah berkumpul. Itu semua tinggal kenangan. Bagaimana kehidupan Derel dan keluarganya selanjutnya?akankah ia kembali sukses? apa yang terjadi pada orang - orang yang menghina dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Sinta dan Derel pun belum sempat sarapan apapun dari kemaren sore. Mereka berdua sibuk kesana kesini mengurusi kepulangan jenazah ibu dari rumah sakit menuju jakarta.
Hanya sebotol air putih yang sempat Sinta minum. Mau membeli makanan takut uangnya tidak cukup untuk membeli perlengkapan jenazah mertuanya.
Untung ada tetangganya yang ikut membantu dirinya,kalau tidak ia bingung bolak balik sana sini mengurus ini itu.
"Mas Ari makasih ya sudah mau membantu saya." ucap Sinta terharu.
"Sama - sama mbak. Hanya ini yang bisa saya bantu." kekeh Ari menyerahkan sebuah kantong kresek ketangan Sinta.
"Ini apa mas?" tanya Sinta saat melihat Ari mengulurkan tanganya menyerahkan kantong kresek pada dirinya.
"Saya tau mbak Sinta belum makan kan? Lebih baik mbak Sinta makan dulu,biar ada tenaganya." ujar Ari memaksa Sinta menerima pemberiannya.
"Makasih mas." sudut mata Sinta berkaca - kaca,ia tidak menyangka orang yang tidak punya hubungan apa - apa dengan dirinya saja begitu pedulinya dirinya.
Sinta membuka kantong itu dan mengeluarkannya. Satu bungkus nasi kuning lengkap dengan lauknya mengungah selera dan membaut cacing di perutnya meronta - ronta minta diisi.
Saat akan menyendok nasi Sinta teringat akan putranya. Apakah mereka sudah makan ? lalu ia menghubungi Dafa melalui ponselnya.
"Assalamualaikum, bu. Ada apa?" suara Dafa di ujung kabel.
"Waalaikumsalam, kamu dan adek sudah makan belum?"
"Sudah,bu. Tadi aku dan adek pulang kerumah mau ganti baju selain sarapan berdua sama adek."
"Beneran kamu ga bohong?"
"Sumpah aku ga bohong bu. Ibu dimana?" tanya putra sulungnya.
"Ini ibu lagi di TPU bentar lagi ibu kesana. Ayah sudah datang belum?" tanya Sinta.
"Sudah bu,baru saja ayah sampai bersama beberapa petugas puskesmas."
"Ya udah ibu matiin dulu ya,kalau ayah tanya bilang ibu bentar lagi kesana."
"Baik,bu. Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. "komunikasi terputus seketika.
Sinta kembali melanjutkan sarapannya yang tertunda sembari menunggu surat - surat rampung. Ari merasa kasihan melihat Sinta. Sudah hampir jam sepuluh baru sempat sarapan.
Selesai membeli perlengkapan jenazah Sinta langsung membawanya kerumah adik mertuanya,tante Ida.
"Lama amat sih,emang beli kemana sih?" hardik salah seorang sepupu suami.
"Tadi ngurus surat kuburan dulu, kak." Sinta menjawab dengan sopan.
"Masa ngurus gitu aja lama,udah tau mayit mertuanya mau segera dimandikan, kan jadi w lama karna nungguin kamu." sarkas sepupu Derel sembari mencibir.
"Maaf kak." sudut mata Sinta mengembun dan hampir saja menetes jika tidak segera buru - buru ia hapus dengan ujung jilbabnya.
Hari yang melelahkan bagi Sinta dan Derel. Setelah pemakaman ibu. Semua kelurga besar kembali kerumah adik mertua,tante Ida.
Semua keluarga langsung makan nasi bungkus yang sudah dibeli oleh salah satu pengurus perkumpulan keluarga besar yang baru saja datang.
Dafa dan Dhani beserta Derel juga sudah mengambil jatah mereka. Pada saat Sinta mau mengambil bagiannya ia kalah cepat dengan adik iparnya.
"Ini untuk suami aku kak." ujar mercy melenggang membawa nasi jatah Sinta. Padahal jatah suaminya sudah ia ambil dari tadi. Sinta hanya mengurut dada melihat tingkah iparnya.
" Dek,sini kita makan bareng. " Ari memanggil istrinya ,ia tau pasti istrinya juga lapar. Bukannya tidak mau menegur adiknya tapi ia malas ribut dengan adiknya ,makanya ia memilih diam saja dari tadi. Ia tidak mau ditengah duka ada pertengkaran.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Alhamdullilah akhirnya thor bisa up bab 2,jangan bosan untuk membaca karya2 thor ya kk😊😘😘😘🙏🙏
Ditunggu like dan koment😊😘🙏
klu Darel selamat
malah tokoh utamanya dimatiin...
ke ce wa... left..
ya ngak seru klu Darelnya meninggal.. Thor