"Ah, aku berada di mana?"
Sebuah tempat yang mengesankan! Sial, tapi ini bukan duniaku. Ini adalah dunia sihir! Tunggu, aku terjebak di dalam tubuh seorang pemuda hina yang memiliki sihir sama sekali.
Bodoh, kenapa aku ini mencintai seorang putri kekaisaran sedangkan aku bukan siapa-siapa?
Ahahaha tidak masalah, mari kita genggam dunia ini menggunakan sebuah kecerdasan yang luar biasa. Tidak apa-apa aku tidak memiliki sihir, tapi aku memiliki sebuah seni yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Ini adalah dunia yang dipenuhi oleh pedang dan juga sihir. Kau tidak punya sihir? maka kau akan dikucilkan. Tapi mari kita lihat, bagaimana pemikiran dunia modern diterapkan di dunia yang tidak pernah menyentuh sains yang menakjubkan. Juga, mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan dan perkembangan teknologi yang luar biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon arachanaee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecerdasan Modern
Kazuto pun bangun dalam keadaan bingung. Dia merasakan tubuhnya benar-benar sangat sakit setelah dia seperti membentur benda-benda yang cukup keras. Kebingungannya juga terjadi saat dia menyadari bahwa dia berada di tengah-tengah hutan yang gelap dan tidak ada pencahayaan sama sekali.
Tubuhnya basah, dan dirinya sedang berada di pingiran sungai. Namun beberapa bagian dari tubuhnya juga lecet hingga membuat dia harus sedikit merasakan rasa sakit. Dalam pikirannya, tidak, Kazuto sepertinya sudah menjadi orang yang berbeda.
“Parah banget, ledakan di laboratorium ini kayanya ngebuat diriku tidak sadar dan bermimpi di tempat yang aneh.”
Kazuto, dia tidak mengerti mengapa dia berada tempat lain begitu saja? di tempat hutan yang gelap dan bukan sebuah ruang tempatnya experimen. Dia berpikir, apakah ini adalah alam baka? Atau alam mimpi?
“Kazuto Vingarden? Tunggu, siapa ini? kok tiba-tiba aku punya ingatan orang lain? tunggu, kenapa aku sadar bahwa aku bermimpi? Tidak mungkin! Ini bukan mimpi, aku, aku bertransmigrasi ke dunia lain!”
Kazuto tiba-tiba mendapatkan sebuah ingatan yang cukup random di dalam kepalanya. Dia sedikit linglung ketika baru saja menyentuh kepala. Pikiran seseorang dari dia kecil, sampai berada dalam ranah dewasa tiba-tiba berada di pikiran Kazuto yang membuat Kazuto sama sekali tidak mengerti.
Dia duduk sejenak, mengambil napas yang segar untuk mencoba tetap tenang. Melupakan rasa sakit yang ada pada fisiknya.
Tapi .... meski dia sudah berusaha melupakan rasa sakit pada fisiknya, dalam hitungan setik dia merasakan rasa sakit dalam hatinya. Dia tersentak dan menyentuh dadanya, rasanya cukup sesak. Air matanya juga mulai meleleh saat dia tampaknya bisa mencerna bahwa dia berada di tubuh orang lain yang beranama Kazuto Vingarden.
“Orang gila mana yang mencintai seorang putri kekaisaran sementara kau adalah rakyat jelata.” Batinnya ingin menertawakan dirinya sendiri. sekarang dirinya bisa menerima bahwa dirinya telah bertransmigrasi “Ah sepertinya aku harus memperbaiki tata bahsaku. Ini bukan lagi Bumi Yang berisi bahasa gaul tidak baku, Kazuto.”
Dia sedikit tak senang ada yang membawanya dengan sengaja ke alam semesta lain. Masalahnya, dia masih memiliki keluarga di sana! Kecelakaan besar itu, ah sialan, Kazuto sedikit menyesal karena dia terlalu ceroboh dalam melakukan eksperiman diluar nalarnya. Namun bagaimana lagi, tidak ada waktunya untuk menyesal. Bertransmigrasi di dunia lain, sepertinya itu menjadi sebuah tantangan yang luar biasa bagi Kazuto. Apalagi dia tidak memiliki sihir, hanya mengandalkan kecerdasan modernnya sekarang.
“Beristirahatlah dengan tenang. Untuk sementara waktu sambil mencari kebenarannya, aku tidak akan membuatmu berada di titik paling rendah lagi. Aku akan membuktikan bahwa kau bukanlah orang sederhana yang tak perlu lagi dikhianati. Kazuto. Mari kita taklukkan dunia ini dengan sebuah kecerdasan yang luar biasa.” Kazuto tersenyum sambil berdiri. Tubuhnya mungkin sedikit mengalami rasa sakit yang membuat dia tak mampu untuk berjalan.
Lagipula dia merasa seperti jatuh dari dua tempat, yaitu jatuh dari langit dan juga jatuh karena dikejar oleh prajurit.
“Lagipula kenapa kau mencintai seorang putri kekaisaran? orang bodoh mana yang melakukan hal hina seperti itu?” Kazuto hampir menertawakan dirinya sendiri.
Dia mengakuinya. Jika dia menjadi Kazuto yang ini, dia tidak akan bodoh seperti menyakiti diri sendiri dengan mencintai seorang putri kekaisaran. Itu adalah seni menyakiti diri sendiri terburuk yang dia ketahui.
Tempat tersebut gelap, dirinya bahkan tidak tahu ada dimana. Hal yang dia perlu lakukan adalah menyalakan api. Ini mudah, penemuan pertama yang ditemukan oleh sepanjang peradaban manusia, adalah api.
Pada akhirnya, dengan mengandalkan cahaya rembulan, dia mencari ranting-ranting pohon, daun-daun kering untuk dijadikan bahan bkar api. Masalah yang paling utama adalah, Kazuto tidak pernah menyalakannya secara manual. Ini adalah hal yang merepotkan.
Dia tidak pernah sejengkel ini saat menggesekkan sebuah kayu untuk menghasilkan energi panas untuk menyalakan sebuah api.
“Sialan, argghhh!”
Kesabarannya mulai habis saat dia lelah sendiri, namun tidak ada sebuah percikan api yang menyala yang membuat dia naik pitam. Emosi? Dia melompat-lompat emosi, kehilangan kesabarannya. Tapi saat itu juga, dia mulai mencoba untuk tenang.
Dia membuat beberapa serpihan kayu yang dia taruh di dalam lubang kayu. Kemudian, dia menggosokkannya dengan penuh kesabaran. Walaupun agaknya ada emosi sedikit yang membuat dia merasa tidak nyaman. Ini tidak berhasil.
Sialan, dia berpikir sejenak. Bagaimana mungkin dia bisa membangun sebuah peradaban dengan konsep modern jika dirinya menyalakan api saja tidak bisa? Hidup di perkotaan tentu saja membuat Kazuto tidak pernah melakukan hal demikian. Hidupnya hanya belajar mengenai teori dan juga teori menenai apapun itu, sehingga dalam praktiknya, Kazuto jarang sekali untuk melakukannya,
Kazuto adalah seorang yang memiliki kecerdasan yang luar biasa di Universitasnya, Universitas dengan almameter yang salah satunya ada di Jepang dan menjadi terkenal di seluruh dunia. Namun, sepertinya kecelakaan itu cukup membuat universitas tersebut kehilangan Hidden Gem. Tapi, siapa yang peduli sebenarnya jika universitas tersebut kehilangan orang yang tidak bisa menyalakan api sederhana yang menjadi temuan tertua peradaban manusia?
“Ini hanya api! Aku menyerah.” Ungkap Kazuto merasa sangat cemberut.
“Ini hanya api!” Ungkapnya sekali lagi, tapi kali ini dia penuh dengan semangat. Dia mengambil batang kayu lagi, kemudian dengan penuh tenaga, dia memutarnya dengan cara menggesekkanna ke telapan tangan. Sementara ujung kayu bergesekan dengan kayu lain yang telah dia lubangi sedikit ditambah ada serbuk kayu di dalamnya.
Setitip bara api pun terceipta dari gesekan panas itu. Kazuto merasa senang kegirangan ketika temuan pertamanya berhasil diciptakan. Bara api itu dia tiup dengan perlahan-lahan, kemudian membesar dan semakin membesar ketika dia beri dedaunan kering. Hingga pada akhirnya, api pun menyala.
Tampak jelas, dari balik cahaya api, Kazuto mengeluarkan banyak sekali keringat. Api unggun yang seharusnya menghilangan dari udara dingin sepertinya percuma karena Kazuto sendiri sudah bergerak terlalu berlebihan sehingga udara dingin pun dia lawan. Paling tidak api ini bisa bertahan lama hingga esok ketika dia membubuhi daun dan ranting kering, sehingga udara dingin tidak menggersunya.
Kazuto berjalan menyisiri hutan selama masih dijangkau cahaya api. Dia cukup lapar sehingga dia berusaha mencari apapun yang bisa dia makan, bahkan serangga sekalipun tidaklah masalah.
Sorot matanya tertuju pada sebuah jamur yang tumbuh di atas batang kayu yang kala itu masih tersoroti cahaya api. Dia tidak senang terlebih dahulu karena harus mengidentifikasi apakah jamur ini beracun atau tidak?
Jamur beracun terkadang memiliki warna yang sangat mencolok dan juga kontras. Kadang ada juga yang memiliki bau yang tidak sedap dan juga berlendir. Spora yang aneh dan tidak sesuai dengan warna jamurnya, bisa saja itu adalah ciri jamur beracun pula. Namun saat ini, Kazuto harus tersenyum saat seekor semut berjalan di atas jamur berwarna putih itu sehingga dapat diidentifikasi bahwa jamur ini aman dikonsumsi karena terdapat hewan yang menyentuhnya.
Jadi Kazuto mengambil semua jamur di situ dan dia berniat untuk membakar dan memakannya. Walaupun dia tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya. Jamur bakar pun dia hanya menonton dari kartun masa kecilnya dan itu tampak menggiurkan sehingga dia ingin memakannya.
“Arghh ternyata hambar!”
ayo mampir juga dinovelku jika berkenan