Briyan seorang pemuda tampan berumur 27 tahun, dia hanya hidup bersama ibunya, dia belum pernah sama sekali bertemu dengan Ayah kandungnya, Ibunya Saraswati selalu menyembunyikan tentang siapa ayah kandung Briyan sebenarnya
Sampai suatu hari Briyan bertemu dengan Liliana dia adalah anak angkat dari seorang laki-laki kaya raya. Hubungan Briyan dan juga Liliana tidaklah mudah, kakak dari Liliana mencoba menghancurkan hubungan Liliana dengan kekasihnya, belum juga Adrian ayah angkat Liliana juga tidak menyetujui hubungan mereka.
Adrian belum mengetahui bahwa Briyan adalah anak kandungnya, dia menyuruh Liliana untuk mengakhiri hubungannya dengan Briyan karena menurutnya Briyan hanyalah pemuda miskin yang hanya menginginkan hartanya saja.
Hingga suatu hari, akhirnya Adrian mengetahui bahwa sebenarnya Briyan adalah anak kandungnya dengan Saraswati
Bagaimanakah kisah selanjutnya? Yuk kawal cerita ini sampai selesai😊
Jagan lupa tinggalkan jejak kalian ya readers........
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Berhenti Bekerja
"Lilian apa kamu sudah makan siang?" sebuah pesan dari Briyan yang terlihat di layar ponsel milik Lilian, disana Lilian tersenyum membaca isi pesan dari kekasihnya.
"Belum?" jawaban singkat dari Lilian.
"Kenapa? apa kamu sedang sakit?" nampak Briyan mengkhawatirkan keadaan Liliana.
"Aku tidak sakit, nanti aku pasti makan, apa kamu sudah makan?" balas Liliana.
"Aku baru saja makan siang bersama pak Gunawan, oya, jangan lupa segera selesaikan pekerjaanmu ya?"
Belum sempat Lilian membalas pesan dari Briyan tiba-tiba saja tangan mamanya sudah langsung mengambil ponsel miliknya.
"Mama?" Liliana sangat terkejut setelah tahu tiba-tiba saja Casandra langsung mengambil ponsel miliknya.
"Lilian? Kenapa kamu masih berhubungan dengan anak miskin itu? bukankah mama sudah melarang mu?" nada keras terdengar dari mulut Casandra yang mulai geram setelah membaca pesan dari ponsel Lilian.
"Maafkan Lilian ma, Lilian benar-benar mencintai Briyan?" suara pelan Lilian mencoba memberanikan diri menjawab pertanyaan mamanya.
"Apa? cinta? apa kamu tahu keluarga kita keluarga terhormat, siapa Briyan? dia hanya karyawan biasa. Dengar Lilian minimal kamu harus bisa menikah dengan seorang bos kaya raya agar keluarga kita semakin terpandang, bukan malah dengan anak miskin itu !" Casandra mulai kesal.
"Tapi ma?" Casandra langsung menatap tajam kearah lilian, lilian tak bisa berkutik lagi, dia tahu semakin dia melawan sudah dipastikan Casandra akan murka.
"Dengar! mulai sekarang sudahi hubungan mu dengan laki-laki itu! kalau tidak, kamu akan tahu akibatnya!" Casandra segera melempar ponsel milik Liliana keatas tempat tidur dan segera keluar dari kamar itu.
Setelah kepergian mamanya Lilian segera mengambil ponsel miliknya yang sudah tergeletak di atas tempat tidur, dia segera melihat ke layar ponselnya, benar saja Briyan pasti mengkhawatirkan nya.
"Lilian? apa kamu baik-baik saja?" terlihat sebuah pesan dari ponsel miliknya, Lilian segera membalas pesan dari Briyan.
"Maafkan aku Briyan, mungkin kita tidak bisa melanjutkan hubungan kita." sebuah pesan mengejutkan untuk Briyan yang baru saja membacanya.
"Putus? ada apa dengan Lilian? kenapa tiba-tiba saja dia memutuskan hubungan ini?" Briyan langsung mencoba menghubungi Lilian, dia ingin menanyakan soal keputusan sepihak nya.
Sudah berapa kali Briyan mencoba menghubungi Lilian tapi sayang, ponsel milik Lilian sudah tidak aktif lagi, Briyan mulai mengkhawatirkan keadaan kekasihnya, dia masih mencoba berfikir positif atas keputusan Lilian.
"Mungkin Lilian sedang tidak mau di ganggu, ya sudah besok aku tanyakan langsung padanya." Briyan segera memasukkan ponselnya kedalam laci mejanya.
**
Di tempat lain..
Casandra baru saja sampai di kantor milik suaminya, tapi sayang suaminya ternyata sedang ada rapat bersama rekan bisnisnya, dia terpaksa harus menunggu beberapa jam untuk bertemu dengan suaminya.
Satu jam berlalu akhirnya terlihat wajah Adrian muncul di balik pintu, dengan cepat Casandra segera berdiri menunggu suaminya masuk keruangan itu.
"Sayang, kenapa kamu kesini?" ucap Adrian datar.
"Apa kamu tidak suka aku kekantormu?"
"Bukan begitu, bukankah biasanya kamu paling malas kesini? sekarang tiba-tiba saja kamu sudah ada disini, apa ada sesuatu?" Adrian segera duduk di kursi kerjanya, sementara Casandra masih berdiri menatap kearahnya.
"Mas, apa kamu tahu, ternyata putri kita masih berhubungan dengan Briyan?" Adrian langsung menoleh kearah istrinya.
"Bukankah sudah aku larang?"
"Itu dia, tadi aku sudah memarahinya, apa tidak sebaiknya kamu tarik saja Lilian untuk bekerja di kantor ini saja?"
"Apa itu demi Lilian tidak bertemu dengan Briyan?"
"Tentu saja, kalau Lilian terus bertemu dengan Briyan, aku pastikan kalau kita akan punya besan miskin, apa kamu tidak malu?"
Casandra paling mudah membuat Adrian langsung berpihak kepadanya, dia langsung mencerca berbagai alasan kalau sampai Lilian masih berhubungan dengan Briyan.
"Ya sudah, atur saja mulai besok Lilian akan bekerja bersamaku." jawaban suaminya langsung membuat Casandra tersenyum bahagia.
Adrian tidak tahu kalau ternyata selama ini Casandra sudah menyembunyikan sesuatu tentang jati diri Lilian yang sebenarnya pada dirinya.
**
Pagi hari pun tiba...
Lilian sudah bersiap dengan pakaian kerjanya, ijin cutinya sudah selesai hari ini, sejak semalam dia menunggu datangnya pagi untuk segera menemui Briyan untuk menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi.
"Lilian, dengar papa, mulai hari ini kamu sudah tidak bekerja di kantor Gunawan lagi, papa sudah membuatkan surat pengunduran diri untukmu." Lilian yang baru saja turun dari kamarnya langsung terkejut mendengar ucapan papanya.
"Maksud papa? aku?"
"Maksud papa, mulai hari ini kamu akan bekerja di kantor papa." Suara Casandra yang baru saja datang membuat Liliana semakin bingung.
Sementara itu Daren yang sedari tadi duduk di meja makan langsung mulai kesal mendengar tawaran papa angkatnya pada Lilian.
Padahal selama ini dirinya sudah meminta ijin untuk bisa bekerja di perusahaan milik papanya tapi nyatanya selalu di abaikan begitu saja, tapi tidak dengan Lilian.
"Buat apa selama ini papa mengangkatku sebagai anak angkatnya kalau ternyata hanya Lilian lah yang mereka utamakan." kesal Daren.
"Tapi pa, papa tidak bisa begitu saja menyuruhku keluar dari pekerjaanku pa, masih banyak yang harus Lilian selesaikan sebelum Lilian keluar."
"Masalah itu mudah bagi papa untuk menyelesaikannya sayang, ikuti saja mau papa kamu ya?" Casandra selalu saja menimpali jawaban pada putrinya.
"Sekarang kita makan, dan kamu harus bersiap-siap berangkat bersama papa!" perintah Casandra pada Lilian.
Sementara itu Daren bertambah tidak suka melihat Lilian yang mulai diperlakukan bak seorang ratu dirumah itu.
Mau tak mau Lilian hanya bisa mengikuti perintah orang tuanya, dia tidak punya kuasa untuk melawan semua yang di perintahkan untuknya.
**
Di depan lobi perusahaan tempatnya bekerja, terlihat Briyan sedang mondar mandir menunggu kedatangan Lilian, dia sudah tidak sabar ingin menanyakan tentang keputusan Lilian yang begitu cepat memutuskan hubungan mereka.
"Lilian apa kamu lupa kalau hari ini cutimu sudah habis? kenapa kamu belum juga datang?" Briyan terus saja melihat ke arah jam tangan yang ia kenakan.
"Pak Briyan? bapak menunggu siapa?" tanya teman kerjanya.
"Itu? apa kamu sudah melihat Lilian datang? hari ini cutinya sudah berakhir seharusnya dia sudah datang."
"Lilian? apa bapak tidak tahu kalau Lilian hari ini sudah keluar dari perusahaan ini?"
"Apa? keluar? jangan bercanda kamu?" Briyan tidak begitu saja langsung percaya ucapan temannya.
"Apa bapak hari ini belum melihat email? disana sudah ada pengumuman kalau Lilian sudah resmi keluar."
"Apa?"
Dengan cepat Briyan langsung berlari menuju keruangannya, dia ingin segera melihat pengumuman yang menyatakan kalau Lilian benar keluar dari pekerjaannya di layar monitor miliknya.
"Ada apa Briyan? apa terjadi sesuatu?" tanya pak Gunawan yang baru saja datang.
"Pak, apa benar Lilian mengundurkan diri?"
"Kamu benar, semalam Ayah Lilian menghubungi saya, dia meminta ijin untuk meminta Lilian keluar dari perusahaan ini."
"Bapak langsung menyetujuinya?"
"Sebenarnya saya juga berat melepas Lilian, tapi apa kamu tahu? ternyata selama ini Lilian adalah putri dari pak Adrian pemilik perusahaan ternama itu."
"Apa? jadi Lilian itu anak seorang pengusaha kaya raya itu?" pak Gunawan sedikit heran pada Briyan, kenapa Briyan begitu terkejut mendengar ucapannya.
"Ya begitulah, tapi kenapa kamu begitu terkejut mendengar Lilian anak orang kaya?" Briyan hanya mampu menelan ludah tanpa bisa menjawab pertanyaan pak Gunawan.
"Selama ini Lilian membohongiku, dia bilang dia adalah anak guru honorer di kota ini, dia tidak pernah bercerita kalau dia anak orang kaya, tapi untuk apa dia menutupi semuanya kalau akhirnya dia memutuskan hubungan denganku dan juga pekerjaannya?"
"Briyan? kenapa kamu diam? sekarang lanjutkan pekerjaanmu hari ini kita ada rapat bukan?" Briyan langsung tersadar dari lamunannya dia segera mengalihkan urusannya dengan Lilian dengan memulai pekerjaannya.
Bersambung....