menceritakan sepasang sahabat yang saling jatuh cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 21
Gisel dan Keyla sibuk memantau para pekerja yang yang telah di sewa oleh bang Revano,kedua nya memantau agar jika ada yang kurang mereka suka bisa lansung di ganti atau di perbaiki.
"Pak nanti bagian ujung di sana bisa kan tolong tambah cat nya pak,soalnya masih kurang seperti nya."ucap Gisel yang memang melihat hasil cat dinding yang ada sedikit kurang rapi.
"Baik Nona,yang bagian ujung memang masih harus di tambah satu layer lagi."ucap bapak itu yang di angguki oleh Gisel.
Gisel pun kembali mendekati Keyla, mereka duduk di kursi bagian tengah yang memang untuk istirahat.
"Sel ini gue udah order beberapa furnitur yang emang ga ada kalau kita beli di sini,ada nya cuma online."ucap Keyla yang sibuk dengan ponsel nya,melihat-lihat barang yang mereka butuhkan.
"Oke aja,lo tau kan mana yang emang kita butuhin,oh iya mending sekarang kita ke tokoh meja dan kursi Key."ucap Gisel membuat Keyla mendongak menatap Gisel.
"Kayak nya lo ajak bang Vano deh Sel,gue mau ketemu sama tukang interior sekarang, kan udah janjian juga."ucap Keyla yang memang ada janji dengan tukang interior.
"Aduhh ya udah,lo bawa aja mobil nya gue coba tanya bang Vano dulu. "ucap Gisel mengirim pesan kepada bang Vano dan tak lama bang Vano membalas pesan Gisel jika dia bisa dan akan menjemput Gisel sekarang.
"Gue tungguin sampai bang Vano datang, nanti gue kirim beberapa file nya sama lo."ucap Keyla yang di angguki oleh Gisel.
Tak lama bang Vano datang, Gisel dan Keyla berpisah jalan,Gisel pergi dengan mobil Gisel dan Gisel dengan bang Vano.
"Ini beneran ga ganggu kan bang.?"tanya Gisel meringis takut nya dia malah menganggu pekerjaan bang Vano.
"Aman,kan abang mu ini bos nya jadi aman oke."ucap Revano membuat Gisel mendegus.
"Bos iya si paling bos."ejek Gisel membuat Vano terkekeh.
Vano menjangkau kresek di kursi belakang dan memberikan kepada Gisel,yang mana isi nya minuman milk tes kesukaan Gisel dengan toping jelly.
"Wah tau aja kalau aku lagi haus bang."kekeh Gisel menusuk minuman itu dengan sedotan nya,dan menyesap nya.
"Jadi ini kemana dulu tuan putri.?"tanya Revano membuat Gisel tertawa dan mengatakan alamat tempat yang akan mereka tuju.
Tak lama mereka pun sampai dan segera masuk kedalam tokoh yang sangat besar itu,yang mana menjual berbagai macam furnitur.
Gisel mulai memilih meja dan kursi yang akan di pakai di cafe nya nanti,dan yang pasti nya harus terlihat bagus dan cocok dengan suasana cafe nya.
Revano sendiri duduk di sofa yang di sediakan untuk tamu,mata nya tak lepas dari Gisel yang tampak serius melihat bentuk barang yang akan dia beli apalagi saat Gisel sedang berbicara membuat mata Revano susah lepas dari Gisel.
"Cantik dan mempesona. "batin Revano mengangumi kecantikan Gisel yang penuh pesona itu,apalagi di tunjang dengan gaya feminim Gisel saat ini yang membuat kadar kecantikan nya bertambah.
"Dan ya Megan benar jika aku telah jatuh cinta dengan pesona Gisel,tak peduli mau bagaimana pun keadaan nya."batin Revano yang memang menyadari jika dia telah jatuh cinta kepada Gisel yang selalu dia anggap adik atau sahabat nya.
Revano sendiri tak tau entah sejak kapan dia mulai merasakan debaran aneh saat melihat atau berdekatan dengan Gisel tapi yang pasti Vano akui jika perasaan nya memang jatuh cinta.
"bang,Abang. "panggil Gisel membuat Vano tersadar dari lamunan nya.
"Kenapa hmm.?"tanya Vano menatap lembut Gisel.
"Ini ada beberapa rekomendasi dari mas nya,bagusan yang mana bang.?"tanya Gisel memperlihatkan gambar kepada Vano.
"Kalau interior nya seperti yang sudah di pilih,bagusan yang ini."ucap Revano menunjuk salah satu gambar yang cocok dengan interior dan dekorasi nanti nya.
"Bagus pilihan kita sama bang,aku juga milih ini."kekeh Gisel dan kembali mendekati mas yang bekerja di tokoh itu.
Tak lama pilih memilih pun selesai dan nanti akam Gisel kabari kapan barang harus di antar karena saat ini masih belum bisa di antar dan juga pembayaran telah lunas.
"Jadi abis ini mau kemana lagi Sel.?"tanya Revano saat kedua nya sudah berada di dalam mobil.
"Udah beres kayak nya bang,cuma tinggal nunggu ruko itu selesai aja."jawab Gisel membuat Revano menoleh dan mengangguk kan kepala nya.
Revano meraih tisu dan mendekati tubuh nya kepada Gisel,perlahan Vano membersihkan keringat Gisel yang di kening dan hidung gadis itu.
Gisel terpaku saat jarak nya dan Bang Vano sedekat ini,dan jika di lihat lebih lama dan dekat bang Vano itu sangat tampan apalagi di tunjang dengan karir dan juga usia nya yang sudah matang.
"Kenapa hm,apa abang tampan.?"tanya Revano menatap mata Gisel.
Gisel gelagapan dan wajah nya memerah karena ketahuan memperhatikan dan terpesona dengan bang Vano.
"ihh apaan sih bang."ucap Gisel yang berusaha mendorong bang Vano malah membuat tumpuan tangan bang Vano lepas dan bibir nya mengecup pipih Gisel.
Kedua nya sama-sama terpaku, apalagi Gisel yang se umur hidup nya tak pernah ada pria yang mengecup pipih nya,kecuali papa nya yang waktu Gisel masih sangat kecil.
Selama ini Gisel memang memiliki pacar tapi tak pernah sekali pun Gisel mau di kecup oleh pacar nya,untuk pegangan tangan saja Gisel rasa nya risih.
Jujur saja selama Gisel berpacaran selama ini tak ada yang benar-benar dengan hati atau Gisel jatuh cinta,tapi hanya sekedar untuk mengusir rasa sepi nya dan juga untuk sekedar teman yang bisa pergi jalan-jalan.
Gisel tak tau apa itu jatuh cinta,dari yang dia dengar jatuh cinta itu adalah perasaan yang sangat sulit di jelaskan,mungkin selama ini orang banyak berkata I Love you tapi apa benar tau apa maksud nya dari kata itu.
Entah lah Gisel pun tak tau apa itu jatuh cinta,karena selama berpacaran Gisel sendiri selalu tega meninggal kan atau pun saat putus bagi nya tak masalah dan tak ada kesedihan sama sekali.
Revano menarik diri dan kembali duduk dengan benar,jantung nya berdebar cepat saat merasakan pipih mulus dan kenyal Gisel.
"Sorry sel. "ucap Revano tak mau Gisel salah paham atas semua ini.
"Ga papa bang,aku juga salah main dorong aja."ucap Gisel separuh meringis.
sabar key.....liat kedepan jangan tengok ke belakang ...