Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Pergi Untuk Selamanya
Satu tahun berlalu sekarang mereka sedang menghadapi ujian nasional. Suasana kelas yang hening karena sedang berlangsungnya ujian.
Teeeeet Teeeeet Teeeeet
“Baik anak-anak waktunya sudah habis, semoga hasilnya memuaskan dan kalian bisa lulus dengan hasil yang membanggakan” Ucap Pengawas
Mereka keluar dari ruangan secara tertib, sesampai di luar mereka bernapas lega, karena ujian telah selesai tinggal menunggu pengumuman.
“Aaakkkhh akhirnya selesai juga” Teriak Rizky
“Semoga kita semua lulus ya guys” Ucap Nayla
“Ke kantin yuk” Ajak Siska
“Ayo” Jawab mereka bersamaan
Nayla berjalan perlahan sesekali mengingat-ingat momen yang telah lalu, yang tak akan pernah kembali. Suasana SMA yang begitu berkesan di hati membuat Nayla tersenyum.
“Cepetan udah laper nih” Ucap Siska
Mereka pun memesan bakso dan es the, menikmati detik-detik terakhir setiap momen di sekolah. Karena setelah ini mereka semuaakan sibuk dan berpisah demi mengejar cita-cita mereka.
“Kamu jadi mondok Ky ?” Tanya Nayla
“Insyaallah, doakan saja ya” Jawab Rizky
“Kamu sendiri jadi kuliah kedokteran Nay ?” Tanya Rizky
“Pengennya sih gitu, aku akan cob acari beasiswa dulu kalau nggak dapat ya jadi perawat juga gak papa” Jawab Nayla
“Kita harus tetap komunikasi ya guys, meski pun kita pisah tapi kita harus tetap nyempetin untuk berkumpul” Ucap Siska
“Aku setuju, kita harus tetap jalin komunikasi” Jawab Sinta
“10 tahun lagi kita bakal kayak gimana ya ?” Tanya Siska
“Yang pasti harus udah jadi orang sukses” Jawab Rizky
“Jadi sukses menurut versi masing-masing” Tambah Nayla
Mereka pun berdiri lalu berpelukan. Biarlah di kata lebay atau pun alay mereka gak peduli.
*****
Nayla pulang ke rumah dengan suasana hati yang cerah tiba-tiba dibagai di sambar petir ketika Nayla melihat rumahnya di datangi banyak orang, ketika rumahnya di pasang bendera kuning. Dengan langkah yang bergeta Nayla berjalan sesekali menepuk pipinya dan meyakinkan dirinya. Bahwa semua ini hanya mimpi, dia hanya perlu masuk ke dalam rumah dan tidur lalu semua akan kembali baik-baik saja.
Nayla sampai di ambang pintu, Nayla melihat seseorang yang berkujur kaku di temani mamahnya yang terus menagis. Dia tidak berani mendekat, Nayla tidak mau menangis tapi air matanya mengalir terus menerus walaupun dia sudah menghapusnya.
“Pap, papah udah gak ada” Bisik seseorang yang memeluknya dari belakang, dia menoleh dan menemukan kakanya yang memeluknya dengan wajah sembab
“Kakak bohongkan ?” Tanya Nayla tidak percaya lalau dia melepaskan pelukan kakaknya dan mendekati mamahnya
“Mah” Panggil Nayla
Rasti menoleh dan langsung memeluk Nayla tangis Nayla pecah bersahutan dengan mamahnya.
“Papah udah gak sakit lagi, adek ihlasin papah ya sayang” Ucap Rasti sambil mengusap punggung Nayla sembari terisak
Setelah menguasai dirinya Nayla memberanikan dirinya untuk mencoba mendekat ke jenazah papahnya lalu membuka kain yang menutupi wajah papahnya. Nayla mencium kedua pipi dan keningnya, dan dia langsung memeluk yang terbaring di lantai.
Pelukan hangat yang tidak mungkinlagi dia rasakan, Nayla menangis menikmati pelukan terakhir yang tak bisa lagi terbalaskan. Semua orang yang melihat itu, memalingkan wajahnya tak kuasa mendengar raungan Nayla yang memilukan menyayat hati.
Karena stress memikirkan papahnya, Nayla pun tak sadarkan diri.
“Dek” Seseorang memanggilnya membuat Nayla membuka mata
“Papah” Ucap Nayla melihat papahnya yang terlihat masih muda sambil merentangkan tangannya
Dia berlari dan memeluk erat tubuh papahnya
“Bidadarinya papah” Ujar Handa sambil mengelus rambut Nayla
“Papah” Ucap Nayla sambil menangis
“Maafin papah yah sayang, papah gak pamitan sama kamu. papah gak mau kamu sedih” Ujar Handa sambil menuntun duduk di bangku taman yang indah
“Papah sangat percaya Nayla anak yang kuat, bantu kakak jagain papah yah dek” Pinta Handa dan Nayla menggelengkan kepalanya atas jawabannya
“Udah jangan nangis lagi, papah udah harus pulang” Lanjut Handa tiba-tiba berdiri, Nayla memegang erat tangannya agar tidak pergi lagi
“Papah plis pah, jangan tinggalin aku” Ucap Nayla memohon
Dan Handa meninggalkan Nayla masuk kedalam cahaya putih.
“Papah…” Teriak Nayla
Sahabat-sahabatnya yang mendengar teriakan Nayla karena mereka sedang ada di kamarnya Nayla, langsung membangunkan Nayla karena merasa khawatir.
“Nayla bangun, Nay” Ucap Mereka sambil menggoyangkan badan Nayla
Nayla membuka matanya dan melihat sahabat-sahabatnya berada di kamarnya.
“Papah hiks hiks” Nayla menangis
Siska dan Sinta langsung memeluknya dan ikut menangis.
“Yang sabar Nay. Biar om juga tenang di sana” Ucap Siska
Nayla masih menangis, walau pun mulut bisa berkata ikhlas tetapi rasanya seperti teriris.
Ceklek
“Dek, kamu gak mau nganteri papah pulang ?” Tanya Ali membuat Nayla mengangguk.
Nayla berjalan kea rah lemari mengambil baju dan berganti di kamar mandi. Nayla bersama sahbat-sahabatnya turun ke bawah, dia langsung memeluk Rasti mencoba untuk tidak menangis seperti pesan papahnya. Rasti tersenyum walau pun Nayla tahu senyum itu senyum yang menyayat hati, Nayla berjalan masuk ke dalam mobil yang membawa papahnya ke peristirahatan terakhirnya. Nayla di temani oleh Sinta di ambulan, tiba di TPU Nayla menguatkan diri ketika jenazah papahnya di turunkan ke dalam tanah mamahnya sudah jatuh pingsan karena sudah tak sanggup menyaksikan separuh jiwanya hilang di timbun tanah.
Ali ikut turun dan mengumnandangkan adzan dengan suara bergetar sebelum tubuh papahnya di tutup oleh tanah. Semua proses sudah selesai, Nayla meminta teman-temannya membawa dan menemani mamahnya di mobil.
“Aku sayang papah” Ucap Nayla berjongkok di samping makan papahnya
“Ayo pulang dek, sebentar lagi hujan” Ajak Ali
Nayla berdiri dan memeluk kakaknya, Nayla menangis.
“Ssssstttt sudah, papah gak bakalan suka lihat anak-anaknya nangis terus. Kita harus kasih mamah kekuatan, mamah yang paling kehilangan” Ucap Ali
Nayla mengangguk dan Ali merangkul bahu adiknya meninggalkan papahnya yang sudah tertidur dengan tenang di dalam tanah.