Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HARI PERTAMA SEKOLAH
8 tahun yang lalu
"Perkenalkan, saya Naomi Naziha, pindahan dari SMA ponpes Al Huda." Naomi yang berdiri di depan kelas, memperkenalkan diri setelah diberi kesempatan oleh guru.
Ini hari pertama Naomi di sekolah baru setelah 6 bulan di pesantren. Setelah melalui banyak proses dan debat panjang dengan kedua orang tuanya, akhirnya dia dipindahkan ke sekolah umum. Mungkin mereka sudah lelah sekaligus malu karena selama 6 bulan, Naomi sudah kabur 3 kali dari pesantren.
Mendengar Naomi pindahan dari pondok pesantren, anak-anak yang lain langsung bisik-bisik. Di sekolah itu memang tak banyak siswi yang berhijab, hanya segelintir saja, karena sekolah umum, bukan MA ataupun sekolah berbasis agama.
"Diharapkan kalian semua bisa menerima Naomi dan berteman dengannya. Tunjukkan jika sekolah kita ini, sekolah beradab, tak ada bullying pada siswa baru. Ingat! Tak ada bullying," tekan Pak Yusuf.
"Siap, Pak," sahut hampir semua siswa di kelas.
Naomi sedikit lega melihat vibes di kelas ini. Orang-orangnya tampak humble. Semoga saja bukan hanya kelihatannya tapi mereka memang welcome padanya.
Setelah sesi perkenalan selesai, Naomi diminta Pak Yusuf untuk duduk di sebuah kursi yang kebetulan kosong.
"Mercella, panggil aja Cella," teman sebangku Naomi memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan begitu Naomi duduk di sebelahnya.
"Naomi, panggil aja Nom. Biasa dipanggil gitu soalnya. Ini, emang kosong kursinya, atau yang punya gak masuk?"
"Emang kosong, orangnya mati kemarin."
What! Mata Naomi langsung membulat sempurna dan mulutnya terbuka lebar. Bulu kudunya seketika merinding disko.
Cella menutup mulutnya menahan tawa melihat ekspresi Naomi. "Becanda kali."
Naomi bernafas lega sambil mengusap dada. Melepas tas ransel di punggungnya lalu menyandarkan di sandaran kursi.
"Eh, kenapa lo keluar dari pondok?"
"Gak betah." Naomi mengeluarkan buku dan alat tulis dari dalam tas.
"Kenapa? Orangnya galak-galak, atau apa?"
"Bukan masalah orangnya sih, tapi aku gak bisa kalau dikurung gitu, gak boleh kemana-mana. Selain itu, aku gak betah kalau gak pegang HP."
Cella tak bisa menahan tawanya kali ini, sama seperti Naomi, dia juga sudah kecanduan gadget. Mungkin bukan hanya mereka, masih banyak lagi remaja seusia mereka yang juga kecanduan gadget.
"Marcella, Naomi, ngobrolnya lanjut nanti saja," tegur Pak Yusuf. "Kalau saya masih denger kalian ngobrol, gantiin saya di depan, kalian yang jadi guru."
Naomi dan Cella langsung kicep. Keduanya menunduk sambil menahan tawa.
Jam istirahat yang ditunggu akhirnya datang juga. Sepertinya bukan hanya Naomi yang excited dengan teman-teman dan lingkungan sekolah barunya. Cella, gadis manis itu tak kalah excitednya dengan Naomi, dia tanpa diminta, terus nyerocos menceritakan tentang sekolahannya. Sebenarnya dia juga belum fasih juga sih tentang sekolah, mengingat dia juga masih kelas X dan baru sekolah satu semester.
Lapar, membuat Naomi dan Cella akhirnya melipir ke kantin. Rame banget, hampir seluruh stan makanan antri.
"Disini makanannya enak-enak, terutama pas snack time kayak gini." Istirahat pertama, memang kebanyakan menunya hanya camilan, baru nanti istirahat ke dua, makanan utama. "Salad buah, piscok, dan aneka puding disini enak-enak, recommended banget." Cella masih antusias mengenalkan tentang sekolah.
Naomi mengedarkan pandangan, tapi tak ada yang menarik perhatiannya. Pada akhirnya, dia memilih untuk beli smoothie kiwi yang kelihatannya super segar.
Dia dan Cella berdiri di belakang seorang siswa yang sedang menunggu pesanan. Tiba-tiba, 4 orang cewek menyerobot antrian mereka. Dengan gaya angkuh, menggeser badan Naomi hingga hampir jatuh lalu menempati tempatnya.
"Smoothies mangga, Pak," ucap salah satu dari mereka.
"Apa-apaan sih, antri dong, jangan main nyerobot aja," protes Naomi.
Keempat cewek yang sepertinya satu geng itu langsung menatap kearahnya. Mereka tersenyum mengejek sembari memperhatikan penampilan Naomi.
"Suka-suka kita dong," ujar cewek yang di dadanya terpasang name tag Liana.
"Ya gak bisa gitu. Gimana Indonesia mau maju jika SDM nya gak bisa menerapkan budaya antri."
"Udah, Nom, udah. Kita ngalah aja," Cella menarik lengan Naomi. Wajah gadis itu sedikit takut. Bersekolah disini 6 bulan, dia tahu persis siapa Amanda and the geng. Bisa dibilang, mereka cewek-cewek paling populer dan disegani di sekolah.
"Tuh, temen lo pinter," Amanda tersenyum miring dengan kedua lengan dilipat di dada.
"Gak bisa gitu dong, Cel. Kita harus mempertahankan hak kita, jangan mau dijajah," Naomi yang memang sedikit keras kepala, tak mau mendengar kata Cella. Menurutnya, kalau gak salah, kenapa harus takut.
"Lo gak tahu siapa kita?" tanya Ara.
"Kak Ara, Amanda, Liana, Thea, itu kan nama kalian." Naomi membaca satu persatu name tag mereka. Kenapa dia panggil kak, karena di lengan mereka ada bet bertuliskan XII. Tapi siapapun mereka, menyerobot antrian jelas bukan tindakan yang benar.
"Lo baru ya?" tanya Amanda.
"Iya."
Keempat cewek itu langsung ketawa. Cella berusaha menarik lengan Naomi untuk pergi saja dari kantin, tapi Naomi tetap kekeh tak mau pergi.
"Kayaknya, anak baru minta di ajak kenalan nih," Liana tersenyum penuh arti.
Amanda tersenyum, menarik smoothies mangga di tangan Liana lalu menyiramkan ke kepala Naomi.
Tawa seketika menggema di kantin.
Naomi syok dengan kejadian tiba-tiba dan diluar prediksi itu. Hijab putihnya langsung berubah warna jadi kuning ke oranye oranyean. Belum hilang kagetnya, dirinya didorong sampai terjatuh. Mereka berempat tertawa cekikikan sambil mengelilingi Naomi, pun dengan beberapa orang di kantin yang ikut berkerumun untuk melihat. Cella tampak bingung, tak tahu harus minta tolong pada siapa.
"Hei anak baru, gue kasih tahu ya. Di sekolah ini, kita yang paling berkuasa, jadi jangan berani melawan kami," ancam Amanda.
Naomi berusaha untuk bangun. Kembali berdiri dengan nafas memburu dan kedua telapak tangan mengepal.
Amanda mengangkat es coklat di tangannya sambil tersenyum penuh arti. Baru saja, seseorang yang ada di sebelahnya dengan suka rela memberikan minumannya pada gadis itu. Tak hanya Naomi, semua disana bisa menebak gerak gerik Amanda. Sebentar lagi, minuman tersebut pasti akan bernasib sama dengan smoothies mangga. Sebelum hal itu terjadi, Naomi menarik es coklat di tangan Amanda lalu menyiramkan pada gadis tersebut.
"Shit!" umpat seseorang yang wajah dan seragamnya basah karena es coklat.
Bukan, bukan Amanda yang kena siram. Cewek itu ternyata lebih pintar dari dugaan Naomi. Amanda berhasil mengelak, dan akhirnya, minuman tersebut mengenai seorang laki-laki yang baru datang dan ada tepat di belakang Amanda. Dia adalah Aiden, cowok paling ditakuti di sekolah itu.
tapi Gpp deh.
terimakasih atas cerita nya Thor, sukses selalu di karya2 berikutnyaa
jadi nom nom