Nibiru tidak menyangka akan diputuskan pacarnya setelah berjanji akan menikahinya. Padahal hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, tetapi dengan mudahnya pria itu mengakhirinya.
Kalut akan sakit hati, Nibiru ditantang oleh seorang kuli bangunan tampan yang mempunyai identitas misterius untuk menikah dengannya. Berawal dari tantangan, berakhir di pelaminan, kisah cinta Nibiru dan Bumi dimulai saat ini.
Apakah pernikahan karena taruhan ini akan berjalan mulus ataukan justru berubah jadi petaka untuk keduanya ? Nantikan kisah Nibiru dan Bumi, dua planet yang seiras dan sama, memiliki makna yang sama sebagai tempat hidup manusia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang Diputusin
Nibiru terdiam, padahal baru dua kali ditelpon, itu pun baru ini dia menghubungi pacarnya. Lagian apa salahnya coba Nibiru menghubungi pria yang sudah menjalin hubungan bertahun-tahun dengannya.
"Iya aku memang gak pegawai kantor macam kamu! Tapi aku gak setolol itu sampai gak tahu jam kerja. Jangan menyudutkan aku Gus, aku cuma mau menghubungi kamu, lagian baru ini juga kan aku menghubungi kamu, sesibuk apasih kerjaan kamu!? Udah kayak bos aja!" Kesal Nibiru. Dia yang disudutkan oleh Agus malah jadi kesal karena ucapan Agus. Niatnya menghubungi baik-baik, Agus malah balas dengan pait-pait.
"Isshh pantek pantek...gitu amat pacar Lo Bir!" Bisik Daisy yang terheran-heran dengan sifat kasar Agus yang semakin hari semakin menjadi.
"Ck... Ya udah, ada apa? Kenapa kamu nelpon? Cepat bilang, aku lagi sibuk," ucap Agus dengan ketus.
"Emmm... Iya maaf aku udah marah. Aku cuma mau tanya, kapan pastinya kamu datang sama orangtua kamu, aku butuh kepastian Gus," tanya Nibiru.
"Ck.. selalu nanya ini, kamu bikin aku kayak laki laki yang cuma omong doang Ni! Kamu tuh gak ada sabarnya ya!? Kebelet nikah banget kamu, udah aku bilang kerjaan aku banyak, belum lagi sepupuku mau nikahan, kamu maksa aku terus kesal aku lihat kamu Ni, ngertiin aku dong, gini nih kalau cewek gak sekolah tinggi, otaknya dongkol, yang dipikir nikah terus!" Senggak Agus yang tanpa sadar telah menggoreskan luka di dalam hati Nibiru untuk yang kesekian kalinya.
Cinta dalam hati Nibiru perlahan tergerus bagai taman cantik yang tak diurus. Entah kenapa Nibiru merasa buta, tak bisa menilai sejak lama kalau pacarnya adalah orang yang tak bisa melihat fakta dan selalu menyudutkan Nibiru setiap ada perdebatan di antara mereka
"Mau seberapa lama lagi aku ngertiin kamu Gus!? Sejak tahun lalu loh aku tanya dan kamu selalu bilang akan ngelamar, tapi ujung-ujungnya kamu berucap kasar sama aku! Iya aku tahu aku gak punya pendidikan tinggi seperti kamu dan orang-orang di dekatmu, tapi ingat Gus, yang bantu kamu sampai sekarang itu siapa!?" cecarnya dengan suara beegetr.
"Di saat keluarga kamu nggak memberikan sepeserpun buat kamu dan memaksamu mulai dari nol kan aku yang ada di belakangmu, Aku Gus yang bantu biayain kamu, karena tahu kamu niat nikahin aku!" Tegas Nibiru.
"Ohh... Jadi gitu ya kamu sekarang! Mulai ungkit-ungkit apa yang udah kamu kasih ke aku ya!? Jahat kamu Nibiru, dasar perempuan tidak berpendidikan! Kamu kan yang mulai duluan, oke, ku kembalikan uangmu! Dasar cewek matre, aku tahu alasan kenapa kamu bertahan denganku selama lima tahun ini, pasti kaku anggap aku investasi kan!? Hahahah... Kasihan kamu dasar cewek.matre, makan tuh uangmu, jijik aku pernah pacaran sama kamu!" Senggak Agus lalu tanpa basa-basi memutuskan panggilan itu secara sepihak.
Meninggalkan Nibiru yang terbungkam dengan hati yang rasanya sangat sakit. Kedua manik Nibiru untuk kali pertama terlihat berembun, tapi dia berusaha sekuat tenaga menahan agar tidak menangis. Bersamaan dengan itu, kedua tangannya jatuh lemas membentur tubuhnya sendiri.
Seolah Nibiru kehilangan kekuatannya, kedua kakinya terasa lemas tak berdaya.
Brukk!!
"Nibiru!!" Pekik Daisy kalau tubuh Nibiru luruh membentur kerasnya tanah.
Wajahnya terlihat syok, dia menatap Daisy tapi jelas tatapannya kosong tak berdaya.
"Nibi... Ini kan akibatnya, aku udah bilangin kamu buat putus sama sol sepatu sialan itu, kenapa kamu kekeh jalanin hubungan sepihak gini Ni! Dia gak cinta sama kamu Ni, dia cuma main-main sama kamu!" Ucap Daisy sambil menggenggam tangan sahabatnya.
Nibiru menatap Daisy dengan wajah sendu," Dai, kami jalani hubungan selama lima tahun, melewati semuanya sampai putus nyambung, kamu pikir mudah putus begitu aja?Tapi dia... Dia dengan mudahnya membentak aku saat aku menanyakan kepastian, apa baginya aku ini cuma orang yang numpang jadi kekasihnya!?" lirih Nibiru sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak.
Hatinya sakit sekali, semakin lama semakin dia sadar bahwa yang ada di hatinya bukan lagi cinta. Sudah sejak lama, kata cinta hilang dari hatinya, dia menghargai hubungan mereka, sampai mempertahankannya selama bertahun-tahun meski terkesan tidak dianggap.
Daisy membuang nafas kasar,"kamu yang bodoh Bir!!" Kesal gadis itu.
"Lima tahun kamu kemana aja hah? Kamu gak bisa nilai dia orang baik atau penipu!? Sekarang kamu rasakan sendiri, kata setia yang kamu ucapkan gak dihargai sama curut bau kecut itu! Sekarang kamu berdiri, kita temui dia di kantornya!" Tegas Daisy.
Nibiru menggelengkan kepalanya," nggak bisa Day, katanya dia di luar kota, kita baru bisa menemuinya Minggu depan," ujar Nibiru.
Wajah Daisy semakin masam, dia sudah kesal melihat sahabatnya selalu dipermainkan oleh curut bau kencur itu, lumayan kencurnya wangi, enak buat rujak, ini mah kencur busuk bau menusuk!
"Awas aja ya, saat aku melihatnya, akan kubunuh dia dengan tanganku sendiri!" kecam Daisy.
Nibiru menghapus air matanya, dia sedih bukan karena cintanya seolah bertepuk sebelah tangan, dia sedih karena agaknya kekasihnya itu tidak menghargai perasaan dan hubungan yang mereka jalin selama lima tahun.
Sementara itu, di sebuah area proyek pembangunan yang dihiasi dengan banyaknya alat berat dan manusia yang sedang bekerja, salah satu diantaranya adalah Agus yang tengah duduk bersama rekan kerjanya yang lain.
Dia berbohong pada Nibiru dengan mengatakan dia di luar kota, tapi nyatanya dia masih di kota yang sama sedang mendulang tanah mencari uang.
Dia menjabat sebagai supervisor pengawas bagian pengadaan bahan baku sedang duduk santai sambil menikmati makan siang.
"Gus, kok lu ngomongnya kasar banget tadi? Siapa emang?" Tanya Riko, salah satu rekannya.
"Biasalah cewek matre ko, dia ngebet pengen nikahin gue, sampai ngajak berantem karena gua gak kasih kepastian. Sapa juga yang mau nikah sama perempuan macam dia," keluhnya. Dengan segala dusta yang muncrat dari mulutnya, Agus hanya bisa omong besar dan menjelekkan kekasihnya di depan orang-orang.
"Idih najis deh pacaran sama cewek kayak begitu, gak banget!" Imbuh teman-teman Agus.
"Putusin ajalah Gus, ngapain kamu capek-capek jalin hubungan sama cewek kaya dia, emangnya cantik!?" Celetuk Tono.
Agus membuang nafas kasar," bilang putus sih enak Ton, tapi sayang banget kalau cewek secantik dia ditinggali, biarkanlah jadi mainan, lumayan kan manjain mata sebelum gue nemu yang beri kepastian!" ujarnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.
Jauh dari mereka beberapa pekerja bangunan sedang duduk dengan tenang sambil berbincang, dan tak sengaja mendengar ucapan Agus yang gak tahu diuntung itu.
" Siapa dia?" Tanya seorang pekerja bertopi kuning, dia adalah salah satu tukang yang bekerja di area konstruksi itu.
Wajahnya tampan, ala kebarat-baratan, bahkan kalau bisa dibilang, dia lebih cocok jadi bos daripada buruh kasar.
"Ohh itu Agus, supervisor yang baru, pak Mars yang terima dia kerja di sini, katanya sih kerjaannya lumayan ligat, beda sama yang sebelumnya," ujar Fajar, rekan kerja pria yang kerap disapa Bumi oleh rekannya.
"Kenapa?" Tanya Fajar.
"Bicaranya memang gak enak, orangnya agak angkuh, tapi kerjanya bagus sih," ujar Fajar.
"Nggak kenapa-kenapa,cuma nanya doang gue, jar gue duluan!" Ucap Bumi yang segera melangkah pergi dari sana.
Fajar menatap heran pada temannya itu, setahunya Bumi bukan orang yang suka ikut campur urusan orang lain, bahkan dia terkesan sangat cuek dan hanya hidup untuk dirinya sendiri. Baru kali ini Bumi menanyakan orang lain yang bahkan tak ada hubungannya dengan dirinya.
"Si Bumi kena ayan kali ya?" Pikir Fajar.
Sedangkan yang dibicarakan sedang berjalan dengan tegas, auranya saja membuat orang-orang disana segan padanya, bahkan para pimpinan cukup terintimidasi dengan kehadiran buruh kasar itu di area proyek.
Bumi menatap datar nan dingin sedingin gunung Everest, tatapan manik emerald gelapnya dia lemparkan ke arah Agus yang sedang mengucapkan omong kosong bahkan jelas sedang menjelekkan kekasihnya.
"Sial, kenapa Si Mars memungut sampah, apa pekerjaan nya sangat bagus? Jelas-jelas mulutnya tak berkualitas," batinnya seraya menggelengkan kepalanya lalu pergi menuju area proyek untuk kembali bekerja.