NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

****

Pagi itu.

Aslan membuka matanya lebih dulu, ingatan tentang tadi malam membuat Aslan mengukir senyum ditambah perempuan yang ia cintai kini memeluknya erat.

Cup!

Aslan memberikan kecupan di kening Shea.

“Aku benar-benar mencintaimu Shea.” bisik Aslan dengan nada bahagianya.

Aslan menatap Shea yang memeluknya, perlahan Aslan menjauhkan tangan Shea dari pinggangnya.

“Aku akan buatkan makanan untukmu sarapan sayang.” ucap Aslan.

Sebelum itu, lebih dulu Aslan membersihkan dirinya.

Satu jam berlalu…

Shea sudah bangun dengan tubuh yang bersih, ia menyempatkan diri mandi sebelum keluar dari kamarnya. Ada bau sisa asap yang tidak enak masuk ke indra penciuman nya, langkah Shea yang terlihat masih sakit bahkan tubuhnya yang juga rapuh tampak begitu jelas.

“Aslan!” kaget Shea melihat pria itu sedang membungkus luka di tangannya.

“Apa yang terjadi?” kaget Shea mendekati Aslan.

Senyum Aslan langsung terbit membuat Shea tak menghilangkan cemasnya.

“Apa kau mencoba memasak lagi? Sudah aku katakan jangan melakukan itu Aslan, kau tak terbiasa memasak jadi…”

“Sayang, aku hanya ingin membuatkanmu sarapan karena tadi malam aku sudah melakukan hal menyakitkan untukmu. Aku mau mencoba melakukan sesuatu yang baik untukmu.” ucap Aslan.

Hembusan nafas Shea terdengar, ia meraih tangan Aslan lalu melihat banyak luka di jari Aslan.

“Kedepannya jangan melakukan ini lagi, biar aku yang memasak. Soal tadi malam…kau juga tak bersalah. Aku kan memperbolehkan mu, jadi sudahlah.” ucap Shea sedikit malu mengungkit soal kejadian yang sudah berlalu itu.

Aslan merasa gemas melihat reaksi Shea, tampak perempuan itu mulai mengambil alih pekerjaan yang dilakukan oleh Aslan namun hanya hitungan detik Aslan malah menarik tangan Shea.

“Kita pesan online saja, aku tak mau menyulitkan mu sayang dan aku tak mau kau kelelahan.” ucap Aslan.

Shea menoleh menatap wajah Aslan, ia tersenyum melihat pria tampan miliknya itu.

“Aku harus bagaimana kalau kau sudah berkata seperti itu, baiklah. Ayo kita menunggu di ruang tengah.” ajak Shea.

Tanpa ragu Aslan langsung menggendong tubuh Shea.

Mereka menjalani hubungan layaknya pasangan yang dimabuk cinta.

Waktu terus berjalan, seiringnya waktu hubungan mereka makin erat sebagai sepasang kekasih, Aslan bahkan sering menginap di kediaman Shea dan yang mulai menjadi kebiasaan untuk mereka adalah hubungan intim. Setiap kali mereka berdua stress dalam pekerjaan maka Aslan mengajak Shea untuk melakukan hal itu.

Malam itu.

“Aslan, apa kau mau makan?” tanya Shea yang baru selesai mandi.

“Tidak sayang, bukankah kita baru saja selesai makan?” tanya Aslan.

Shea tersenyum menatap wajah prianya itu.

“Begitu ya, artinya kau tak mau makan kan? Kalau aku membuat makanan jangan meminta makananku ya.” ucap Shea melangkah ke arah dapur, senyum Aslan terbit melihat Kekasihnya benar-benar lucu di matanya.

Ya, untuk hari itu Aslan tampak sibuk. Di pangkuannya sejak tadi sudah ada laptop yang sedang ia gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kantornya. Mau bagaimana lagi, ia memang selalu sibuk.

Tak perlu lama, Shea muncul bersama sepiring salad.

Tatapan Aslan sudah sibuk bersama laptopnya berbeda dengan Shea yang memilih makan sambil menatap wajah Aslan.

“Aslan.” panggil Shea.

“Hm?” balas Aslan tanpa memandang Shea.

“Hubungan kita cukup lama juga ya, aku sudah berusia 23 tahun lebih dan kau sudah 27 tahun, jika kita membahas soal pernikahan apa kau akan terganggu tentang itu?” tanya Shea.

Aslan yang tadinya menggerakan jarinya di laptop mendadak berhenti saat mendengar ucapan Shea, ia tatap wajah Shea namun mulutnya malah bungkam.

Aslan tahu bahwa ia terlalu pengecut hendak membawa kemana hubungannya dengan Shea karena nyatanya Yumna tak suka pada Shea. Bagi Yumna, Shea hanya perempuan biasa tanpa keluarga. Dan Shea tak punya masa depan seindah Aslan.

“Aslan.” panggil Shea seraya meletakkan piring salad ke meja.

“Hmm?” balas Aslan.

Shea menatap wajah Aslan sebentar, lalu setelahnya Shea bangkit berdiri. Perempuan itu memilih pergi membuat Aslan ikut berdiri lalu mengejar Shea.

Grep!

Aslan peluk Shea dari belakang, ia mendekap Shea dengan penuh sayang membuat Shea selalu merasa aman di dekat kekasihnya itu.

“Hubungan kita memang masih singkat Aslan, tapi tetap saja usia kita semakin bertambah. Mau bagaimanapun bukannya aku tak ingin kita selalu bersama seperti ini, tapi aku perlu kepastian dari mu. Aku takut jika suatu saat kau malah membuangku karena bosan. Aku hanya ingin dinikahi olehmu dan kita hidup bersama sebagai suami-istri.” ucap Shea.

Ya. Jelas sama sekali Aslan tak keberatan untuk itu, tapi untuk saat ini Aslan perlu meyakinkan Mommy nya dan ia tak mau Shea tahu kalau Mommy Aslan tak mendukung hubungan ia dan Shea.

“Sayang, aku berjanji pada akhirnya aku pasti akan menikahimu. Kenyataan yang tak bisa berubah adalah aku akan tetap mencintaimu sampai kapanpun.” ucap Aslan.

Shea memutar tubuhnya, ia menatap wajah Aslan sampai tangannya terulur menyentuh wajah Aslan.

“Apa aku boleh bertanya? Kenapa kau selalu memberikan tatapan keraguan saat aku membicarakan soal Pernikahan? Apa kau tak yakin kalau pada akhirnya…”

Bibir Aslan malah menempel di bibir Shea.

Ucapan Shea malah terhenti, untuk saat ini Aslan benar-benar tak mau Shea mengungkit soal pernikahan lebih dulu.

Usai mencium Shea, Aslan menarik Shea dalam pelukannya.

“Maafkan aku jika aku terkesan seperti pria pengecut Shea, tapi bisakah tunggu sebentar lagi? Aku akan menikahimu. Aku akan melamarmu dan menjadikanmu sebagai Istriku, satu-satunya wanita yang paling aku cintai.” ucap Aslan.

Perasaan hangat mulai memenuhi Shea, ia pun sungguh menjatuhkan hatinya hanya pada Aslan. Cinta Shea habis untuk Aslan, pria yang datang dan meyakinkan bahwa dirinya masih berhak dicintai.

“Hmm, aku percaya padamu Aslan. Tapi aku mohon, tolong jangan kecewakan aku.” ucap Shea.

Aslan mengangguk, ia semakin mendekap tubuh Shea dengan erat.

Malam itu mereka berdamai, Aslan memutuskan melanjutkan pekerjaannya dan Shea memilih beristirahat lebih awal.

________

Keesokan harinya, Shea ingat kalau tadi malam Aslan masuk ke kamarnya lalu berbaring di sampingnya. Sama seperti biasanya pria itu akan selalu memeluknya dengan erat, seakan ia tak bisa berpisah dari Shea walau hanya sebentar. Shea sudah jadi kebiasaan buat Aslan.

Tapi pagi itu saat Shea membuka matanya, tak ia temukan Aslan disampingnya. Yang ada hanya sepucuk surat tulis tangan Aslan.

[Aku berangkat lebih awal sayang, maaf karena tak menunggumu bangun lebih dulu. Aku menyiapkan sarapan yang aku beli secara online untukmu, Hati-hati lah saat berangkat bekerja. Aku mencintaimu Shea Marlove.] ~Aslan.

Shea meletakkan sepucuk surat itu ke meja, ia menuruni ranjang lalu masuk ke kamar mandi.

Rutinitas Shea sama seperti biasanya, hanya saja hari ini ia sedikit merasa lebih lemas.

Ia berangkat bekerja, namun lebih dulu ia bertemu dengan seorang wanita yang tengah duduk di lobby kantor tempat Shea bekerja.

Tampak sekali wanita berumur itu sangat berkelas, saat melihat kedatangan Shea terlihat ia bangkit dari posisinya lalu mendekati Shea.

“Sebentar, apa kau adalah wanita yang bernama Shea?” tanya nya.

Shea langsung mengangguk.

“Ya, saya Shea.” ucap Shea.

Wanita itu menatap Shea dari atas sampai bawah, lalu ia memberikan senyum yang elegan buat Shea.

“Perkenalkan, aku Yumna Maverick. Mommy nya Aslan, apa kita bisa bicara?” tanya nya pada Shea membuat Shea langsung terkejut.

Shea baru menyadari kalau wanita di hadapannya adalah Mommy dari kekasihnya, pantas saja wajah Yumna tampak tak asing buat Shea.

Shea mengangguk, ia mempersilahkan Yumna berjalan lebih dulu.

Cafe di depan kantor Shea menjadi tujuan mereka.

**

Tatapannya begitu mengintimidasi Shea yang tak bisa berucap apapun, terlihat jelas kalau Yumna tak menyukai Shea.

“Aku tak suka berbasa-basi, kedatanganku untuk menemuimu hanya karena aku tak suka hubunganmu dan Putraku terus terjalin. Putuskanlah Aslan.” ucap Yumna membuat Shea mengangkat kepalanya menatap wajah Yumna lagi.

“Tapi…”

“Apa kau perlu kompensasi? Memangnya sejauh mana Aslan menjalin hubungan denganmu? Seharusnya, wanita sederhana sepertimu bisa sadar diri dengan posisi kalian. Perbedaan antara kau dan Aslan itu sangat jauh, apa aku perlu mengingatkan siapa dirimu dan siapa Aslan?” tanya Yumna.

Tangan Shea terkepal di bawah meja itu, ia menggenggam kuat bawahannya. Yumna mulai bicara dengan nada penuh penekanan.

“Lepaskan Putraku dan kedepannya kalian berdua putus saja. Aslan sudah punya masa depan yang baik, sejak kecil hidupnya terdidik dan ia punya kejelasan dalam hidupnya. Tolong jangan membuat Aslan menggagalkan masa depannya hanya karena wanita sepertimu. Jangan membuatku semakin tak menyukaimu terlalu jauh, pergilah dari sisi Putraku selagi aku meminta padamu.” ucap Yumna.

Yumna mengeluarkan sesuatu dari tasnya, ada satu amplop uang dengan jumlah yang besar.

“Aku rasa ini cukup membayar atas waktu yang sudah kau habiskan bersama Putraku, kedepannya jangan ikut campur dalam hidup Aslan lagi. Putuskan lah Aslan.” ucap Yumna.

Shea menggeleng dengan pelan.

“Kami saling mencintai dan aku tak memerlukan uang milik anda.” ucap Shea.

Yumna menggeram pelan.

“Jangan sombong. Wanita sepertimu hanya ingin uang bukan? Kau disisi Aslan juga karena…”

“Aku tak pernah melihat Aslan karena uangnya, dia baik dan aku jatuh cinta padanya.” ucap Shea dengan berani, nyatanya Shea jujur.

Yumna menghela nafasnya, ia bangkit berdiri dengan tatapan yang tajam. Uang itu ia tinggalkan di atas meja.

“Lalu, apa kau ingin hubungan Anak dan Ibu hancur karenamu? Kau meminta restu dariku sedangkan aku tak akan sudi merestui hubungan ini, tolonglah sadar diri. Kau dan Aslan tak akan pernah bisa bersatu, Aslan punya keluarga yang jelas sedangkan kau hanya Anak yang dibesarkan dari panti asuhan. Aku permisi.” ucap Yumna seraya berlalu pergi.

Kepala Shea langsung menunduk, tangannya saling menggenggam setelah mendengar fakta yang keluar dari mulut Yumna.

Detik setelahnya air mata Shea malah menetes, ia berusaha untuk tidak menangis tapi ucapan Yumna terlalu kasar dan menyakiti hati Shea walau ucapan itu memang benar adanya.

‘Benar, pada akhirnya inilah yang aku takutkan. Aku hanya terlalu tinggi berharap atas hubungan ini. Nyatanya perbedaan antara aku dan Aslan memang jauh. Aslan punya masa depan yang indah dan aku hanya bagian yang kelak akan merusak masa depan Aslan. Lalu aku harus bagaimana? Aku mencintainya.’ ucap Shea membatin.

Ponsel milik Shea berdering, ada panggilan yang berasal dari Aslan. Tampaknya Shea mengabaikan panggilan itu.

Shea segera bangkit berdiri, ia pergi dari Cafe itu lalu kembali masuk ke kantornya. Uang dalam amplop itu ia simpan ke tasnya.

Akhirnya Shea paham dengan keraguan Aslan jika Shea membahas soal pernikahan. Aslan ragu pada Ibu kandungnya sendiri, wanita itu pasti tak akan mau masa depan Putranya hancur karena satu wanita yang tak punya kejelasan tentang keluarganya.

‘Aku yang terlalu berharap, aku yang salah. Tidak seharusnya kita menjalani hubungan ini, pada akhirnya kita tak akan pernah bisa bersama sekalipun kita saling mencintai Aslan.’ ucap Shea membatin.

Shea duduk di tempat ia bekerja, ia berusaha berhenti memikirkan masalahnya namun setiap ucapan Yumna selalu teringat dalam benaknya.

**

Siangnya.

Panggilan telpon dari Aslan kembali masuk ke ponsel Shea, namun perempuan itu malah mengabaikannya sambil menekankan jarinya di keyboard komputer.

"Shea." ucap seorang gadis mendekati Shea.

Gadis itu bernama Jane, dia adalah rekan kerja yang sama-sama menjabat menjadi karyawan di kantor itu. Dia sering memperhatikan Shea dan ia juga cukup dekat dengan Shea.

"Ponselmu sejak tadi berdering, lalu ini sudah jam istirahat. Apa kau tak ingin makan siang?" tanya Jane.

Shea langsung menoleh dan ia baru sadar, tadi pikirannya tak berhenti memikirkan setiap ucapan Yumna.

"Apa sedari tadi kau melamun?" tanya Jane.

Shea menghela nafasnya, ia tersenyum pada Jane lalu kepalanya menggeleng pelan.

"Tidak, aku hanya terlalu fokus bekerja." ucap Shea berbohong.

Jane mengangguk seraya menunjuk ponsel milik Shea. Segera Shea masukan ponselnya ke dalam tasnya.

"Apa kau mau makan bersama denganku Jane?" tanya Shea.

"Hmm, boleh." balas Jane.

Shea dan Jane berjalan berdampingan, mereka pergi makan bersama di cafe depan kantor.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!