NovelToon NovelToon
One Day With You

One Day With You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Playboy / Percintaan Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: IamLovelyvi

Baron adalah mimpi buruk di mata Evelyn sejak pertama kali mereka bertemu. Berharap tidak bertemu lagi dengan Baron, namun takdir berkata tidak. Bagaimana mungkin Evelyn tidak trauma, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat Baron bercinta dengan pacarnya. Lalu bagaimana jadinya Evelyn malah terikat dengan Baron seumur hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IamLovelyvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 2

Evelyn berharap tidak bertemu dengan pria itu lagi. Namun, takdir berkata tidak. Setelah pertemuan itu, Evelyn malah lebih sering berurusan dengan Baron.

Ellen menjadi sering berkunjung ke rumah Peter karena Nenek Baron yang sudah tua pulang dari rumah anaknya yang lain di luar negeri. Nenek Baron ingin menghabiskan sisa hidupnya di tanah kelahirannya. Nasib Evelyn dan Baron serupa, Mama mereka meninggal belasan tahun yang lalu. Tetapi sampai sekarang Peter tidak menikah lagi karena besarnya cintanya pada mendiang sang istri.

Karena keluarga Lawrence bersahabat dengan keluarga Badger, maka Ellen sering berkunjung ke rumah Peter. Nenek Baron dan Ellen cukup dekat. Dua wanita beda generasi itu sering menghabiskan waktu sehingga Nenek Baron tidak kesepian.

Evelyn juga tidak bisa menolak untuk ikut ke rumah Paman Peter. Seluruh aktivitas Evelyn dikontrol oleh Ellen. Ellen adalah sosok ibu yang tegas terhadap anak-anaknya. Meski Evelyn anak sambungnya, ia tetap mendidik Evelyn dengan baik, tidak ada bedanya dengan didikannya pada Harold. Charles yang sudah yakin dengan istri mudanya, menyerahkan urusan anak-anak padanya.

Dua minggu setelah pesta ulang tahun pernikahan, Ellen membawa kedua anaknya ke rumah Peter untuk menemui Nenek Han, ibunya Peter yang sudah pulang ke tanah kelahirannya.

Evelyn dan Harold bergantian menyalami Nenek Han. "Apa kabar Nenek." sapa Evelyn.

"Nenek baik." Nenek Han tersenyum membuat matanya yang sipit hampir tidak terlihat. Nenek Han adalah wanita keturunan Jepang. Kedua orangtuanya merantau ke negara Jerman hingga Nenek Han dilahirkan di sini. Nenek Han menikah dengan pria lokal yakni Kakek Baron yang telah lama meninggal.

Nenek Han mencubit pipi Evelyn, terakhir mereka bertemu tiga tahun yang lalu sebelum wanita itu pergi ke rumah anaknya di Spanyol.

"Kau membesarkan anak-anakmu dengan baik Ellen." ucapnya.

Ellen tersenyum, "Eve bawa adikmu bermain ke taman belakang. Mama dan Nenek Han ingin bicara." suruh Ellen.

Evelyn menurut sambil menggandeng adik laki-lakinya. Meski sudah lama tidak ke rumah ini, Evelyn masih ingat letak taman belakang. Dulu dia dan Anna, keponakan Paman Peter sering bermain di sini. Sekarang Anna sudah pindah mengikuti orang tuanya ke Spanyol.

Di saat Evelyn dan Harold asik bermain di taman, mereka tidak sadar tengah diperhatikan oleh dua pasang mata dari sebuah ruangan.

"Mereka siapa sayang? Seingatku Anna sudah pindah." tanya seorang gadis cantik pada Baron. Keduanya duduk di sofa yang menghadap jendela sehingga mereka bisa melihat Evelyn dan Harold.

Baron mengangkat bahunya seakan tidak peduli. Padahal ia mengingat gadis yang pernah dia buat ketakutan di pesta tempo hari.

"Pasti tamu Nenekmu. Huh Nenekmu sangat suka menampung orang asing di rumahmu dan sangat ramah pada mereka. Tetapi kenapa padaku dia selalu ketus. Padahal aku ini pacar cucunya." keluh gadis itu.

Namanya Laura Belle Eugene, gadis cantik yang merupakan kekasih Baron. Baron dan Laura adalah pasangan terfavorit di sekolah mereka. Baron yang merupakan anak dari pemilik sekolah, sementara Laura adalah siswi paling populer yang telah diterima di agensi modelling terbesar di Paris. Dan sebentar lagi gadis itu akan berangkat dan menjadi model terkenal.

Ya, keduanya sudah lulus SMA. Laura akan berangkat ke Paris, sementara Baron akan kuliah di kampus ternama di kotanya.

"Jangan pikirkan Nenek. Yang penting aku mencintaimu. Nenek memang masih belum menerimamu, tapi dia juga tidak bisa mencampuri hubungan kita." ucap Baron demi menenangkan kekasihnya.

Laura sedikit tenang mendengar itu, " Tapi berjanjilah jangan macam-macam selagi aku masih di Paris."

Baron mengangguk, kemudian menatap dalam wajah Laura yang cantik dan seksi. Ia mencium gadis itu dengan dalam, memuaskan hasratnya karena sebentar lagi mereka akan berpisah cukup lama. Baron membawa Laura ke ranjangnya dan menyentuh sang kekasih dengan lembut.

Evelyn lagi-lagi bergidik ngeri saat melihat sepasang kekasih itu bersetubuh dengan brutal. Lagi-lagi mata Evelyn tercemari oleh pasangan mesum itu.

"Astaga!" gerutunya sembari menjauh dari lorong itu. Tadinya Evelyn ingin mengambilkan air untuk Harold, ketika ia melewati jendela kamar yang terbuka, ia malah melihat adegan film panas itu.

Evelyn akhirnya membawa Harold ke ruangan dimana Mama dan Neneknya berada. Ia tidak ingin Harold sampai melihat apa yang dilihatnya.

"Evelyn apakah kau punya teman dekat laki-laki?" tanya Nenek Han.

Evelyn menggeleng, ia memang hanya punya teman perempuan karena Ellen mengawasi pertemanannya.

"Bibi, Eve masih kecil. Aku tidak akan mengizinkannya berpacaran sampai usianya cukup dewasa. Di masa remajanya, tugas Eve hanya belajar dan jadi gadis yang baik." tanggap Ellen yang mengerti maksud Nenek Han.

Setelah memikirkan sesuatu Nenek Han berucap, "Ellen kau begitu memperhatikan Evelyn. Aku yakin dia akan jadi gadis yang bijak dan cerdas. Aku terpikat padanya. Seandainya Evelyn mau menjadi istri Baron di masa depan, bagaimana menurutmu?"

Ellen tidak menyangka Nenek Han memiliki pemikiran yang sama dengannya.

"Aku juga berharap begitu Bi, tapi kita tidak bisa memaksa mereka. Jika mereka tidak mau, kita bisa apa?" jawabnya yang kini sependapat dengan Charles

Nenek Han mengangguk. Lagi dan lagi Evelyn selalu takut karena semua orang sepertinya ingin menjodohkannya dengan Baron. Jelas ia tidak mau. Para orang tua ini berpikir Evelyn tidak mengerti dengan pembicaraan mereka. Bagaimana pun ia sudah lima belas tahun, tentu ia mengerti. Ini akan menjadi beban pikirannya setelah melihat kelakuan Baron di belakang mereka.

Tidak berapa lama, Baron dan Laura muncul. Sepertinya gadis itu ingin pulang. "Nenek Han, aku akan pulang." pamitnya.

Begitu Laura muncul, senyum Nenek Han pudar, ia menunjukkan jelas rasa tidak sukanya pada gadis itu.

"Hem...pulanglah." jawabnya tanpa ekspresi.

Laura melirik Baron, ia menahan dirinya karena masih terus diabaikan oleh wanita tua itu.

"Pacar Baron?" tanya Ellen setelah Baron mengantar Laura ke depan.

"Hem. Tapi aku tidak menyukainya."

"Kenapa Bi?"

"Entahlah. Semacam energi negatif." sambil mengangkat bahunya.

"Evelyn sayang, pergilah ke kamar Nenek. Ambilkan obat batuk di atas meja." Nenek Han memberi perintah.

"Baik Nek." Evelyn bergegas pergi.

"Sayang, kau melihatnya tadi kan. Nenekmu terus mengabaikanku dan malah ingin menjodohkan gadis itu denganmu!" Laura tantrum seperti anak kecil.

"Sudahlah sayang, ucapan Nenek tidak ada apa-apanya. Nenek tidak akan bisa ikut campur hubungan asmaraku karena Papa juga tidak akan setuju jika aku tidak mau." ternyata mereka mendengar pembicaraan Neneknya dengan Ellen.

Baron mengecup kening Laura, "Berhenti cemas dengan perkataan Nenek. Itu tidak akan pernah terjadi selagi aku masih mencintaimu."

"Maka teruslah mencintaiku selamanya."

Baron mengangguk, "Pulanglah, supir sudah menunggumu."

Laura mencium bibir Baron sebelum masuk ke dalam mobil.

Evelyn mendapatkan obat batuk milik Nenek Han. Dia melihat sekilas foto-foto yang tergantung di kamar Nenek Han. Ada banyak foto Baron kecil di sana. Sepertinya Nenek Han dan Baron sangat dekat.

Evelyn tidak ingin membuat Nenek Han menunggu, ia segera keluar dari kamar. Di luar kamar, ternyata Baron ada di depan pintu seolah menunggu dirinya.

Wajah Baron tanpa ekspresi saat melihatnya. Evelyn yang sudah memiliki pemikiran buruk tentang Baron terhenyak. Ia pikir Baron ingin masuk ke kamar Neneknya, sehingga ia menunduk dan ingin pergi dari sana. Tapi dalam hitungan detik, Evelyn masuk ke kamar Nenek Han dengan paksa. Baron menutup pintu lagi.

1
Km Manik
kak belum ada lanjutanya y
Km Manik
kak kok belum ada lanjutanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!