Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersikap baik kepada Anjani
Kini keduanya duduk menghadap dokter Fatimah, mereka berdua di sambut ramah oleh dokter Fatimah.
"Silahkan nyonya anda berbaring, kita akan melakukan USG untuk mengecek kondisi janin anda di dalam rahim!" cetus dokter Fatimah membuat Anjani menjadi gugup, beruntungnya di sebelahnya ada Elang yang mendampinginya, ia pun membantu Anjani melangkahkan kedua kakinya menuju tempat tidur yang masih di tutup oleh gorden berwarna coklat, Elang pun mencoba membuka gorden tersebut, dengan hati-hati ia memapah tubuh Anjani, kemudian membantu Anjani merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Relaks Anja, jangan di bawa tegang!" ucapnya mencoba menenangkan Anjani
Anjani pun mengangguk, dan tangannya masih mencengkram kuat tangan Elang, dengan lembutnya Elang mengelusnya serta melemparkan senyum untuk istrinya.
Kemudian dokter Fatimah duduk di sebelah kanan tempat tidur, dimana sudah ada alat Transducer USG 4D atau Probe. Di gerakannya Transducer pada permukaan perut Anjani, Anjani sendiri terlihat cukup tegang, beruntungnya Elang masih setia mendampingi dirinya, ini adalah pertama kalinya Anjani melakukan USG di trimester pertama kehamilannya.
"Masya Allah, sudah terlihat ya janinnya, untuk sekarang si janin masih sebesar kacang tanah dengan panjang sekitar 1,6 cm dan berat 1 gram!"
Penjelasan dari dokter Fatimah membuat kedua bola mata Anjani berbinar, tersirat rasa bahagia yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata. Hanya senyum bahagia lah yang sedari tadi Anjani tunjukan, Elang sendiri bisa merasakan hal itu, ia juga fokus memperhatikan perkembangan janin di dalam layar monitor USG.
'Cakra, kau akan menyesal karena telah menyia-nyiakan Anjani dan juga janin milikmu, aku bersumpah akan membuatmu membayar mahal atas segala perbuatan mu itu!' Batin Elang sangat geram.
"Di trimester pertama ini yakni usia kandungan nyonya Anjani yang baru menginjak delapan Minggu, harus perbanyak istirahat dan banyak memakan makanan yang mengandung nutrisi dan gizi yang seimbang demi perkembangan janinnya. Anda bisa lihat di layar monitor, wajahnya sudah mulai terbentuk dengan hidung dan kelopak mata sudah mulai nampak!" ucap dokter Fatimah."
setelah selesai USG, kini keduanya kembali duduk menghadap dokter Fatimah.
"Baiklah tuan dan nyonya, ada sedikit saran dari saya yang sebisa mungkin kalian hindari, di antaranya berhubungan int*m!"
pernyataan cukup menohok dari dokter Fatimah, membuat keduanya menelan Saliva nya secara bersamaan.
'Ha..ha..ha! Kenapa dokter Fatimah membahas masalah ini? Faham juga tidak aku dengan hal begituan, melakukannya saja sama sekali belum pernah dengan wanita lain!' batin Elang cukup geram.
"Di sini saya akan menjelaskan resiko apa saja jika tuan dan nyonya melakukan hal itu, di antaranya dapat meningkatkan resiko plasenta Previa, karena gerakan yang kuat dan org*sme dapat merusak plasenta yang lemah, kemudian dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur karena org*sme dapat merangsang kontraksi pada rahim. Saya sarankan agar mengurangi aktifitas seperti itu di trimester pertama, dan usahakan agar tidak membuang sp*rma di dalam rahim, karena itu sangat beresiko!" tutur dokter Fatimah.
Penjelasan dari dokter Fatimah membuat Anjani dan Elang menjadi kaku serta salah tingkah.
Setelah semuanya selesai, kini Anjani dan Elang memutuskan untuk makan siang bersama, karena waktu sudah menunjukan pukul satu siang. Namun sebelumnya, Anjani meminta izin untuk mencari mushola karena belum melaksanakan shalat Zuhur, dengan setianya Elang menunggu, padahal Anjani berharap jika Elang mau ikut melaksanakan kewajibannya sebagai seorang umat muslim bersamanya, namun lagi lagi ia urungkan. Anjani belum ada keberanian untuk memerintah suaminya untuk melaksanakan kewajiban ibadahnya.
Pukul setengah dua siang, keduanya memutuskan makan siang di salah satu Restaurant yang menyediakan masakan khas Sunda, kali ini Anjani yang memintanya.
"Kau yakin ingin makan di sini?" tanya Elang sedikit ragu.
"Iya tuan, entah kenapa aku ingin memakan nasi hangat dengan sambal terasi, di tambah sayur asam dan juga ikan asin!"
"Makanan apa itu Anja? Apakah tidak ada makanan aneh lagi selain itu hah?" ucapnya mulai membentak.
Anjani langsung terlihat murung dengan sikap Elang seolah ia tidak menyukai menu makanan tersebut.
"Yasudah, kita pindah ke tempat lain saja tuan!" jawabnya merajuk, wajahnya pun ia tekuk.
Merasa tidak enak dengan Anjani, apalagi Elang sedang berusaha menebus kesalahannya akibat peristiwa semalam, mau tidak mau ia pun menyanggupinya. Anjani senang bukan kepayang, apalagi saat menu makanan yang ia inginkan telah terhidang di depan mata.
Dengan lahapnya Anjani memakan makanan tersebut, sedangkan Elang, ia malah menutup hidungnya karena mencium aroma sambal terasi yang cukup menyengat
'Kenapa makanan itu begitu sangat menjijikan baunya? Oh Anjani mengapa kau menyukai makanan aneh seperti itu? Seumur hidup aku tidak akan pernah menyentuhnya, benar-benar menjijikan!' batinnya serasa ingin muntah namun Elang tahan.
Elang mencoba duduk menjauh dari Anjani, agar aroma menyengat dari sambal terasi tidak begitu menusuk ke dalam indra penciumannya. Ia pun kini mulai melahap nasi goreng Singapore pesanannya, beruntungnya ada menu masakan lain di restoran ini, dan baginya hanya menu ini saja yang membuatnya tertarik."Hemmm, lumayan juga!" dengan lahapnya Elang memakan nasi goreng tersebut.
Setelah selesai, Elang memutuskan membawa Anjani pulang ke rumahnya, karena ia harus bergegas kembali ke kantor untuk menyelesaikan beberapa document penting yang masih berserakan di atas meja kerjanya.
Saat di perjalanan, mereka berdua malah terjebak macet, suasana di dalam mobil pun terlihat cukup hening, keduanya sibuk berada di dunianya masing-masing. Dimana Anjani hanya fokus memperhatikan suasana kota jakarta, dimana terdapat gedung pencakar langit yang berjejer di setiap pinggir jalan, ia pun sangat menikmatinya, sedangkan Elang hanya fokus menyetir.
Ketika Anjani melihat pedagang di pinggir jalan yang di kerumuni oleh anak-anak sekolah dasar, tiba-tiba air liurnya serasa ingin menetas.
"Tuan bisakah kita berhenti ke pinggir sebentar?" pintanya sembari fokus ke jendela mobil.
"kamu mau ngapain Anja? Di luar cuacanya cukup terik, apa kau mau sampai kulitmu terbakar hah?"
"Sebentar saja tuan, please!" pintanya sembari mengatupkan kedua tangannya
Elang pun tidak bisa menolak permintaan Anjani, dengan terpaksa ia menghentikan laju mobilnya di pinggir jalan.
Anjani buru-buru membuka seat belt dan membuka pintu mobil, Elang pun fokus memperhatikan Anjani dari dalam mobil, rupanya ia membeli sesuatu seperti makanan jajanan anak SD ( Sekolah Dasar)
'Ck..ck.ck! Aku kira kau mau ngapain Anja, rupanya kau membeli jajanan Anak-anak SD, cih dasar bocah!" gumamnya sedikit kesal
Hampir lima belas menit, kini Anjani bergegas masuk ke dalam mobil, sembari membawa bungkusan sejenis kantong keresek.
"Apa yang kamu beli? Awas jangan sembarangan membeli makanan, kau lihat tempat dan penjualnya, bersih atau tidak, jangan-jangan tidak higienis!"
"Ini namanya kue cubit tuan, rasanya sangat enak apalagi di padu padankan dengan coklat leleh, beuh enak tuan!" ucapnya sembari mencomot kue cubit di dalam dus kecil, tanpa tersadar mulutnya sampai belepotan oleh coklat. Elang sendiri sedari tadi memperhatikan mulut Anjani sedang mengunyah kue cubit, sampai-sampai ia menelan Saliva nya sendiri
"Tuan mau tidak, ini enak loh!" tawarnya sembari mengasongkan kue cubit di hadapannya.
Cup
Dengan lancangnya, Elang malah mengecup bibir Anjani yang masih belepotan oleh coklat, seketika Anjani langsung terdiam.
"Lumayan juga coklatnya!" jawab Elang begitu entengnya, seolah kejadian barusan sudah menjadi hal yang biasa.
Sedangkan Anjani, ia terasa seret untuk menelan sisa kue cubit yang masih berada di dalam mulutnya.
"Hey kau kenapa? Kok malah bengong? Kue cubit mu masih banyak tuh, kau sanggup memakan sebanyak itu hah? dasar perut gentong!" cibirnya sengaja menggoda Anjani.
Namun Anjani sama sekali tidak menggubrisnya
"K kenapa tuan selalu bertindak sesuka hati?" tanya nya sedikit terbata.
"Maksudmu apa hah?" tanya Elang berpura-pura bodoh.
Anjani sendiri terlihat geram olehnya.
"Oh, aku tahu kok arah pembicaraanmu itu kemana? Lagian kita sudah pernah berciuman, jadi sudah biasa kan?" jawabnya sangat enteng.
lagi-lagi Anjani sangat kesal di buatnya, ia pun mengepalkan kedua tangannya.
'Dasar pria mesum, seenaknya bertindak, kau fikir aku ini wanita yang tidak memiliki perasaan hah!' batinnya serasa ingin menampar wajah pria di hadapannya.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹