Putri Odeliah seorang gadis cantik berambut putih indah dengan mata merah yang tajam. di kenal sebagai Putri mengerikan yang sangat kejam membuat seluruh rakyat nya membenci diri nya bahkan di akhir hayat nya dia dibunuh di depan seluruh rakyat nya.
kematian nya mendapatkan hukuman dari Dewa yang mengirim dia mengulang waktu ke usia 10 tahun untuk memperbaiki masalah nya agar hidup nya tidak mati tragis.
apakah bisa berjalan lancar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bebekmanisnis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02
"Selamat datang Putri Odeliah!" sapa semua pelayan saat Odeliah tiba di meja makan.
Suasana meja makan tampak sangat dingin terutama pria tampan yang sedang duduk seorang diri dengan tatapan kosong ke arah Odeliah.
"Selamat Malam Ayah," sapa Odeliah lembut lalu duduk di salah satu kursi.
Elvan tampak terkejut mendengar Putri nya memanggilnya Ayah karena selama ini Odeliah sama sekali tidak ingin berbicara dengan nya sejak kematian Isabella. Kematian Isabella ibu kandung Odeliah 2 tahun lalu membuat Odeliah membenci Elvan hingga akhir hayat Elvan.
"Kenapa kamu tidak makan malam sendiri?" tanya Elvan dengan nada pelan.
"Aku ingin makan malam dengan Ayah. Apa tidak boleh?" tanya Odeliah.
Para pelayan pergi dari sana meninggal Ayah dan anak itu agar bisa berbicara berdua menyelesaikan masalah mereka.
"Ayah. Maafkan aku sudah bersikap kasar padamu selama ini. Aku terlalu bodoh saat itu menuduh Ayah sudah membunuh Ibu," ujar Odeliah berusaha tenang walau air mata nya hampir saja jatuh karena tidak tahan lagi.
Odeliah sangat ingin minta maaf atas segala perbuatan Odeliah yang sudah membuat kehidupan Elvan menderita hingga akhir nya dia meninggal karena sakit-sakitan dan kejam nya Odeliah justru memberikan racun yang membawa Elvan mati perlahan.
"Tidak! Ayah lah yang salah tidak bisa menolong Ibu mu! Ayah mengerti kamu membenci ayah," balas Elvan dengan berlinang air mata membuat Odeliah yang sudah tidak tahan lagi memecahkan bendungan air mata nya.
"Hiks! Ayah tidak salah!!" teriak Odeliah di sela isak tangis nya.
Elvan berdiri lalu menarik Putri nya yang berusia 10 tahun itu kedalam pelukan nya sungguh momen ini sudah sangat dia rindukan begitupun dengan Odeliah yang selama ini terus terbayang-bayang rasa bersalah kepada Elvan.
"Ayah sangat merindukan mu Odeliah. Ayah ingin memeluk mu lagi seperti dulu," ucap Elvan sambil memeluk Odeliah.
"Tanpa Ayah meminta aku akan melakukan nya untuk Ayah."
Makan malam itu berakhir dengan air mata keluarga kecil itu yang telah mengakhiri masalah di antara kedua nya.
2 tahun lalu Isabelle meninggal akibat sakit keras yang dia alami, Elvan berusaha keras mencari tabib yang dapat menyembuhkan penyakit Isabella namun ternyata takdir berkata lain. Isabella meninggal di hari ulang tahun Odeliah yang ke 8 tahun.
"AYAH PEMBUNUH IBU!!" Odeliah yang tidak bisa menerima kenyataan ibu nya pergi dengan bodoh nya dia berkata kejam seperti itu kepada Elvan.
"AKU BENCI AYAH!!" teriak Odeliah yang masih terus di ingat oleh Elvan membuat Elvan tidak sanggup hidup dengan tenang karena Putri tunggal nya membenci diri nya.
...----------------...
Pagi hari yang indah seorang gadis kecil cantik masih tertidur lelap. Pintu kamar nya terbuka menampilkan seorang pria tampan gagah masuk kedalam kamar nyan kemudian mengecup singkat kening gadis kecil itu.
"Selamat pagi Putri ku," sapa Elvan dengan suara lembut membangunkan Odeliah.
Odeliah terbangun dengan senyuman manis dan mata yang bengkak karena dia habis menangis semalaman meratapi penyesalan nya. "Mata Putri Ayah bengkak. Ayah akan segera panggilkan Tabib untuk mu," ucap Elvan hendak pergi namun langsung di peluk oleh Odeliah.
"Aku tidak butuh Tabib, aku hanya butuh Ayah," ucap Odeliah lembut membuat Elvan membekas pelukan hangat Putri kesayangan nya.
"Ayah juga sangat membutuhkan mu. Mungkin Ayah akan mati jika kamu terus membenci Ayah," ucap Elvan lembut sambil membelai rambut putih indah milik Odeliah.
"Aku tidak akan melakukan nya Ayah. Aku janji akan terus menyayangi Ayah," balas Odeliah dengan senyuman manis membuat Elvan luluh seketika.
Setelah berbicara dengan Elvan dengan berat hati Elvan harus kembali pergi bekerja karena pekerjaan nya sangat menumpuk sementara itu Odeliah di bantu para pelayan untuk mendandani nya dan memakai gaun cantik.
"Putri Odeliah suka gaun ini?" tanya Seli membawa gaun merah muda yang sangat indah.
"Aku tidak suka gaun itu." Odeliah membenci gaun itu karena gaun itu adalah gaun kesukaan nya dulu yang sering dia pakai untuk melakukan kejahatan.
"Tuan Putri yakin tidak suka gaun ini?" tanya Seli kebingungan.
"Aku ingin memakai gaun itu saja," tunjuk Odeliah pada gaun simpel berwarna hitam.
"Tuan Putri yakin mau pakai gaun ini?" heran Seli karena bagi nya gaun itu seperti gaun pergi ke pemakaman saja.
"Iya."
Pada akhir nya Odeliah memakai gaun yang dia inginkan dan terlihat penampilan jauh berbeda dengan penampilan nya sebelum nya namun Odeliah bukan tampak jelek justru dia semakin cantik dan berwibawa.
"Seli mengapa sikap Putri Odeliah sangat berbeda sekarang?" tanya pelayan lain bernama Bianca.
"Aku juga tidak tahu. Rasa nya aku seperti melihat orang lain saja," balas Seli juga tidak tahu apa yang terjadi kepada Odeliah.
Odeliah yang mendengar obrolan para pelayan nya hanya bisa tersenyum tipis di balkon sambil memandang pemandangan kota yang sangat indah. "Satu masalah sudah selesai tinggal masalah berikut nya," gumam Odeliah.
Hei perubahan sikap mu sangat mencolok. Kau tidak tulus berubah ya?
"Jangan berpikir bodoh seperti itu. Aku sudah menyesalinya selama di penjara bawah tanah. Aku tidak ingin hidup seperti itu lagi," balas Odeliah ketus.
Aku harap kau sedang tidak berbohong pada diri mu sendiri.
Odeliah menghela nafas panjang betapa menyebalkan peri ini. "Kau ini peri atau iblis? sikap mu bahkan jauh lebih buruk dari ku," ketus Odeliah mengejek.
Jaga ucapan mu anak nakal! Aku ini Peri yang sangat baik hati.
Odeliah memutar malas kedua bola matanya tidak pedulikan jawaban Victoria yang seperti omong kosong bagi nya.
Sring!
hak!
Odeliah mendengar suara seseorang, saat dia melihat ke arah taman ada seorang anak laki-laki berusia sekitar 13 tahun sedang berlatih pedang seorang diri.
"Sekarang giliran dia bukan?"
Apa yang akan kamu lakukan pada saudara angkat mu? jangan bilang kamu akan membunuh nya lagi?
"Setelah semua masalah yang ku alami kamu masih saja berpikir aku ini jahat?" kesal Odeliah.
Kau sangat membenci nya bukan? dia adalah putra mahkota yang akan merebut tahta kerajaan dari mu.
"Dulu aku sangat membenci nya karena aku bodoh tapi sekarang tidak ada alasan bagiku untuk membenci nya. karena aku tidak ingin menjadi Ratu di negeri ini."
........