NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Boy

Sigma Love Story : The Boy

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Identitas Tersembunyi / Preman
Popularitas:60.1k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Axel Rio terjebak bertahun-tahun dalam kesalahan masa lalunya. Ia terlibat dalam penghilangan nyawa sekeluarga. Fatal! Mau-maunya dia diajak bertindak kriminal atas iming-iming uang.
Karena merasa bersalah akhirnya ia membesarkan anak perempuan si korban, yang ia akui sebagai 'adiknya', bernama Hani. Tapi bayangan akan wajah si ibu Hani terus menghantuinya. Sampai beranjak dewasa ia menghindari wanita yang kira-kira mirip dengan ibu Hani. Semakin Hani dewasa, semakin mirip dengan ibunya, semakin besar rasa bersalah Axel.
Axel merasa sakit hati saat Hani dilamar oleh pria mapan yang lebih bertanggung jawab daripada dirinya. Tapi ia harus move on.
Namun sial sekali... Axel bertemu dengan seorang wanita, bernama Himawari. Hima bahkan lebih mirip dengan ibu Hani, yang mana ternyata adalah kakak perempuannya. Hima sengaja datang menemui Axel untuk menuntut balas kematian kakaknya. Di lain pihak, Axel malah merasakan gejolak berbeda saat melihat Hima.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Punk

POV : Jackson

Kalau kalian tahu, mengurus Hani tidaklah mudah.

Lebih mudah mengurus anak-anak jalanan lain.

Mungkin yang membuatku stress adalah rasa bersalahku. Karena aku, ibunya Hani meninggal.

Aku tidak menyangka, teman satu tongkrongan yang hampir setiap hari jalan-jalan bersamaku, Irvin, melakukan hal sekejam itu. Pada wanita sekarat yang lehernya hampir putus!

Kalau Hani tak kuambil, entah apa yang akan terjadi pada anak ini!

Irvin loh! Anak itu di kehidupan normalnya bergaul dengan banyak orang, memiliki banyak kenalan dari semua golongan, paling bisa mengambil hati guru dengan segala gurauannya, dan yang memiliki ide-ide inovatif yang membuat kami tak bosan-bosannya berteman dengannya!

Saat media bilang kalau dia menganiaya seorang LC saja, aku masih percaya padanya kalau semua itu hanyalah kesalahpahaman yang dilihat dari sudut pandang sebelah pihak saja. Biasa, media suka membesar-besarkan masalah dan memutarbalikkan fakta.

Tapi kini, setelah aku melihat sisi lain cowok itu, rasanya aku mual.

Aku sempat berhenti di jalan beberapa saat, sayang sekali motorku ku modif agar tidak ada cewek yang bisa menumpang padaku jadi Hani harus kubiarkan duduk di atas kap bensin dan memelukku. Jelas tidak nyaman. Dia menangis di sepanjang perjalanan, memanggil-manggil ibunya. Sambil tetap memelukku dengan erat.

Dia melihat sendiri bagaimana ibunya dianiaya.

Aku juga...

Jujur saja, sepanjang jalan aku menangis.

Menyesal.

Aku berhenti berjalan karena mengelap air mata yang membuat pandanganku buram.

Kulirik jam tanganku, sudah pukul 3 pagi.

Aku baru saja membegal satu keluarga, dan kini aku takut dibegal. Apalagi aku membawa anak kecil. Jam segini di daerah Jakarta Timur, sudah pasti rawan perampokan. Ditambah aku sendirian, dan motorku mentereng.

Tak ada jalan lain, aku harus bermalam di salah satu hotel.

Menggunakan uang tunai.

Kalau kembali ke kosan, Irvin pasti akan ke sana dan mencariku.

Aku harus lari sejauh mungkin.

Dan saat aku booking kamar di salah satu hotel bintang 3 di pinggir jalan, keanehan mulai terjadi ke Hani.

Anak itu... diam saja.

Dia hanya duduk di lobby menungguku mengurus administrasi. Tangisnya sudah berhenti, tapi tatapannya, astaga... hanya menatap lurus ke depan tanpa emosi.

Justru ini yang kutakutkan.

Aku menghampirinya, menguncang-guncangkan tubuhnya, kupanggil namanya.

Dia tak merespon.

Hanya bengong menatap ke depan.

Tanpa berkedip, pandangannya kosong dan sayu.

Seperti tidur dengan mata terbuka.

Karena tak ingin menarik perhatian orang lain, kubopong dia ke kamar kami.

Di kamar, suasananya lebih parah lagi.

Aku mendudukkannya di pinggir ranjang, saat aku mencuci wajahku dan buang air di kamar mandi.

Dan saat aku kembali, aku melihat pinggiran ranjang sudah basah dengan cairan kekuningan.

Dalam posisi Hani masih duduk dengan tatapan tanpa ekspresi di sana! Dia mengompol

Hatiku kacau balau.

Anak ini ... shock parah.

Kuganti bajunya, ternyata dia sudah pup di pantynya.

Dia seperti bayi lagi.

Tapi kalau bayi masih menangis seandainya buang air.

Sementara yang ini... bagaikan mayat hidup.

Aku membersihkan kekacauan, kuhabiskan sabun di kamar mandi.

Hani kupakaikan kaosku, aku hanya pakai jaket tanpa dalaman.

Besok pagi saja aku belikan dia baju.

Kami berdua tertidur di satu ranjang, dalam posisi aku memeluknya, takut dia lari dariku. Sambil memeluk Hani aku menghapus semua media sosial, dan semua foto yang kira-kira ada sosokku. Beruntung hanya sedikit karena aku tak butuh hal-hal semacam konten dan sejenisnya itu untuk menarik perhatian.

Perlahan kuperhatikan mata Hani mulai terpejam.

Aku pun juga ikut tertidur.

**

Pagi harinya,

Aku terkejut karena di depanku ada Hani. Berdiri mematung sambil menatapku dengan pandangan sayunya.

Dan kulihat, lantai sudah basah dengan air kencingnya.

Anak ini... apa harus kupakaikan pempers?

“Hani, kamu lapar?” tanyaku, berusaha selembut mungkin ke anak itu.

Dia tidak meresponku.

Akhirnya, pagi itu aku membelikannya bubur, beli baju dan popok dewasa, juga beberapa sabun cair dan tisu basah untuk berjaga-jaga.

Repot juga jadi ‘ibu dadakan’.

Saat aku akan kembali ke hotel, aku melihat showroom motor di depan hotel.

Di Showroom sekecil itu, tidak mungkin motorku terjual dengan harga normal. Sementara aku butuh uang cepat, karena motorku tak nyaman dinaiki Hani. Kalau kubeli mobil, akan menarik perhatian pengejarku dan aku tak bisa masuk-masuk ke pelosok. Juga kondisi jalanan metropolitan kebanyakan macet. Aku berpikir kalau aku dikejar-kejar entah siapa pengejarku, aku sulit kabur kalau menggunakan mobil.

Apa boleh buat, kutukar ‘pacar seksi’ ku dengan motor matic biasa dan beberapa puluh juta uang tunai. Yang penting bisa bawa banyak barang, dan Hani duduk dengan nyaman. Kupasang box di belakang kursi penumpang.

Kalau jodoh... suatu saat bisa kubeli lagi si BMW ini.

Aku sengaja minta uang tunai, karena sebentar lagi rekeningku pasti diblokir aparat.

Dan inilah aku, berpetualang bersama Hani mencari tempat tinggal.

Saat sore hari aku merasa capek. Lagipula aku mencium bau busuk, sepertinya Hani pup lagi di pempersnya. Aku memarkir motorku di sebuah pom bensin untuk mengurusi Hani.

Astaga, jijik rasanya tapi ini tanggung jawabku. Kesal juga, tapi aku sedih melihat Hani.

Beruntung, dia masih mau makan kalau kusodori makanan.

Fatalnya, kalau makannya kepanasan, dia telan bulat-bulat sampai lidah dan gusinya merah, dia bahkan tak merespon. Dia juga langsung telan, tidak dia kunyah. Jadi aku harus memberinya makanan lembut.

Pom bensin itu berada di kawasan bisnis pusat Jakarta. Dan dari tadi kulihat di pagar pom bensin memang ada beberapa anak punk yang sedang mengamen.

Saat sedang menyuapi Hani, giliran aku yang kebelet pipis.

Jadi Hani kutinggal sebentar di depan kantor karyawan.

Saat aku kembali, dia sudah hilang.

Aku panik, kucari kemana-mana.

Aku minta petugas pom bensin mengecek CCTV. Kubilang, adikku hilang.

Kusodori beberapa lembar uang tunai, aku diberikan akses ke ruang cctv.

Ternyata terlihat di kamera, Hani, dibawa oleh kawanan anak punk itu!

Sial, parah bener!!

Aku marah banget. Emosiku langsung diubun-ubun.

Aku akhirnya membeli golok dari toko kelontong terdekat, lalu kuhampiri kampung tempat anak-anak Punk itu.

Letaknya tak jauh, di belakang gedung perkantoran.

Kuparkir motorku di parkiran sebuah cafe yang penuh dengan karyawan sedang makan siang, lalu aku jalan kaki ke arah kampung.

Enak saja main bawa milikku, biar kuberi pelajaran mereka. Aku tidak mau ya terus menerus mengalah dengan keadaan. Sudah cukup harga diriku diinjak-injak.

Untuk penebusan dosaku yang satu ini, aku akan mencarinya mati-matian!

**

Kampung itu terletak di bawah kolong fly over. Akses masuknya adalah pintu kecil nan gelap. Aku bertanya ke warga kampung, mereka mengaku tak lihat.

Kutonjok salah satu pria, sampai terpental. Mereka baru mau menunjukkan jalan.

Aku masuk ke dalam Fly Over.

Bau busuk sampah langusng menyengat hidungku.

Aku tak peduli, aku mencari Hani diantara ratusan mata yang menatapku.

Aku ambil sandera. Kuancam mereka kalau tak menyerahkan Hani, aku akan membunuh sebagian besar orang-orang di sini.

Aku sudah kepalang tanggung.

Lagi pula orang-orang ini, mana ada aparat yang menanggapi laporannya? Sementara aku punya uang, dan aku tak takut mati kalau memang hanya cara itu aku bisa terbebas dari tekanan dunia.

Orang-orang begini, kalau kutanya dengan iming-iming uang, hasilnya aku malah akan diperas tak henti-hentinya. Aku harus maju dengan cara kekerasan.

Rencanaku berhasil, mereka takut.

Kini aku berhadapan dengan beberapa belas remaja tanggung seumuranku. Mereka mengelilingiku, mengancamku.

Dan menyerangku berbarengan.

Jangan kalian remehkan pemenang medali emas Muaythai Kejuaraan Provinsi ya! Apalagi kalau aku sedang emosional seperti sekarang. Ditambah... aku pegang golok.

Tentu saja aku menang... ya luka-luka juga sih. Lenganku terserempet beling, dan warga sekitar juga memusuhiku.

Namun ada hal mengejutkan saat aku berkelahi dengan mereka.

Anak-anak...

Ada banyak anak-anak di sana.

Dan pemuda-pemuda ini begitu brutal. Pukulan mereka bisa saja salah sasaran.

Apa boleh buat, aku harus melumpuhkan semuanya anak-anak bar-bar ini.

“Mana adek gue, hah?” kujambak salah stau pemuda yang wajahnya sudah penuh darah. “Cepet ngomong, lu mau gue gorok?” ancamku.

“A-a-ampun bang... di sana...”

“Kalau dia sampai kegores dikit aja, lo mamp pus. Oke?” geramku

“I-i-iya Bang...” rengek si pemuda.

Kutemukan Hani, dia sudah tanpa pakaian. Hanya pakai pempers.

Kuperiksa keadaannya, aku menarik nafas lega.

Dia belum sempat di-apa-apakan.

Dan setelah itu, beberapa pria tinggi besar menghampiriku.

Senjata tajam berbagai jenis menghadangku.

Tampaknya, hari-hariku masih akan panjang.

1
🙃😉
terakhir baca mpe pingsan...
ternyata ada lanjutannya
ehh sekarang sepertinya terpotong lg KH🙄🙄
agustd
minal aidzin wal faidzin kak angspoer/Pray//Pray//Pray/
🇮🇩 F A i 🇵🇸
Supayaaaaaaaaaa.......????
Me mbaca
eh si mawar ini apa yang cerita sekretaris, Six, seven, eight itu ya, salah satu dari itu
Hesty Mamiena Hg
kog kalimatnya terputus Madam? 🤔
Hesty Mamiena Hg
hahh! ternyata Mawar yg itu?
tapi aku lupa dmn bacanya Madam.. kekehkehh 🤭
Hesty Mamiena Hg
Gimana bisa baik-baik aja? Udah babak belur gitu, mana dada sm kepala dihantam berkali-kali.. Kepala sm dada itu kan vital banget! Bisa mati babang Jackson ituu..
Paling ringan ya lumpuh ☹️😭😭🤧🤧
S𝟎➜ѵїёяяа
dipikiranku setelah tau kekuatan Devon hanya gini😳😳😳😳😳😳😳😳
hah, kekuatan nya... bahkan Lily aja mengakui klo Devon itu kuat di r4nj4ng.. Layla aja nyerah sama kelakuan Devon yg selalu tau titik s3nsitifnya, cuma yg aman dari jerat Devon Kayla istri Zaki tapi tetep bisa grepe² si Devon nya.
kamu gk salah kah Devon pilih istri Hani... bisa ngimbangi gk dia , aduh kog kasian sama Hani 😬
𝐙⃝🦜尺o
ternyata Devon sangat mengerikan
Anonymous
kalah siy...to enakan...jd budaknya mawarrrr/Smile/
Emi Wash
duh ngeri kali kamu von
Emi Wash
sama mbk mawar aja dah berdarah2 luh jack.... gimana lawan davon nih....
D_wiwied
kan kaaan kalah kaan si Jack, lawan yg ga seimbang ibarat liliput lawan raksasa kejam.. yowes terima aja nasibmu jd budak mbak rose, ntar kan lama-lama bs jd budak cinta eeaaaaa
Gibrany
Tolong POV Hani di munculin, pengen lihat ke bucinan nya mereka
Wiwit Duank
oh my God Jackson 😱😭
Ruliyah Yu Yah
thor gak gae opor a,aq tak dolen nek omahmu
Ruliyah Yu Yah: walah jauh kali.met hari raya idul fitri ya thor
Angspoer: pulkam aku jeng wekekeke ke pangkal pinang
total 2 replies
Nania
hmmmm jiwa psikopet Devon muncul
mbog ma
ya ampunn, masa lalu macam apa sampai devon kaya gituu
lailitq
hani klu tahu jakson begitu karena devon gmn perasaannya ya??
🙃😉
ciannnn..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!