NovelToon NovelToon
Kenzie Dan Goresan Takdir

Kenzie Dan Goresan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Ibu Pengganti / Teen Angst
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: DarmaWati212

Ini tidak hanya bercerita tentang cinta sejati yang harus terpisah karena kesalahan. Ini juga bukan hanya tentang kejadian MAB, yang menghancurkan masa depan dua remaja. Tetapi ini juga tentang keluarga.

Kisah seorang anak yang harus menanggung derita atas kesalahan mereka. Dia yang tak mengerti apapun dipaksa bertanggungjawab dan menanggung luka. Di buang oleh ibu kandung, dibenci dan tak diakui oleh ayah sendiri. Menyakitkan, namun inilah garis takdirnya.

"Papa, jika kehadiranku sebagai anak haram adalah aib, akupun tidak ingin terlahir jika sebagai penghambat kebahagiaan kalian."

"Papa, Tuhan telah menjawab doaku, Kenzie telah dianugrahkan penyakit yang bisa membuat papa bahagia kembali."

"Aku harap, papa akan mencintai bunda Nara dengan tulus, karena dialah cinta pertama dan terakhir papa. Dan tolong, jangan pernah ada penyesalan karena inilah takdir."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DarmaWati212, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 2

Di lautan pikiran yang gelap, janji-janji terucap bagaikan bintang-bintang gemerlapan di malam yang sunyi. Namun, satu kesalahan fatal seolah menghempaskan segalanya ke dalam jurang keputusasaan. Di antara reruntuhan hati yang hancur, sang bocah yang masih belia hanya mampu menatap masa depan dengan tangan terlipat, menunggu datangnya takdir yang menghampiri.

****

18 Tahun Kemudian...

Sementara itu, di pelukan hangat waktu, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menjadi saksi kedatangan seorang pria dewasa dan seorang remaja, membawa senyuman cerah yang merefleksikan kegembiraan mereka. Di tengah keramaian, sosok wanita paruh baya, penuh dengan kecantikan yang tak tergerus oleh usia, dengan penuh kerinduan merentangkan tangannya untuk menyambut dua orang yang telah begitu lama ia nantikan.

Dengan lembutnya, sang ibu membiarkan pelukan hangat merangkulnya, membiarkan kata-kata cinta dan kerinduan tercipta dalam sentuhan yang penuh makna. “Aku datang, ma,”seruan pertama sang pria dewasa terucap begitu hangat di tanah kelahirannya, memenuhi ruang dengan kehangatan yang tak terkira.

“Mama selalu menantimu, nak,”sahut sang wanita, suaranya penuh dengan getaran rindu yang terpendam selama bertahun-tahun tanpa kehadiran sang putra.

Setelah melepas pelukan yang penuh makna, matanya kemudian memandang pada sosok remaja di sampingnya. Tubuhnya tegap, namun wajahnya tersembunyi di balik masker dan kacamata hitam. Namun, di balik kedua penutup itu, air mata tak tertahan jatuh begitu saja, tanpa isak sedu yang terdengar. Dalam momen yang singkat namun penuh dengan makna, remaja itu memeluk sang wanita dengan penuh kerinduan, membiarkan rasa cinta dan kehilangan memenuhi ruang di antara mereka.

Dalam gemuruh emosi yang memenuhi ruang, suara lembut terucap di antara isakan pilu.

“Aku merindukanmu, ibu,”lirihnya, suaranya agak sesak karena sebuah tangisan yang tak terbendung.

Wanita itu, dengan hati yang tersentuh oleh kepedihan di balik suara remaja yang akrab baginya, langsung mendekap erat tubuh si remaja empat belas tahun ini. Isakan pilu yang memenuhi ruang membuat hatinya ikut teriris, merasakan setiap getaran dari kesedihan yang terlukis di wajah sang anak.

“Kau... K-Kenzie?”wanita paruh baya itu bertanya, suaranya gemetar seakan tak percaya dengan apa yang kini ia lihat, dengan kehadiran yang begitu dinanti-nantikan.

Anggukan pelan dari si remaja, Kenzie, membuat wanita paruh baya itu semakin tak mampu menahan tangisnya. Suara mereka berdua terdengar begitu keras, menciptakan harmoni dari emosi yang terlukis dalam sebuah pertemuan yang begitu dinanti.

“Kau Kenzie ku? Anak imutku?”bibirnya gemetar, terhanyut dalam keajaiban pertemuan yang begitu tak terduga.

Mendengar penuturan sang ibu, Kenzie tersenyum lebar, mengkonfirmasi kehadirannya dengan penuh kebahagiaan.

“Iya, ibu, aku Kenzie.”

Keduanya sama-sama menangis terharu, melepas pelukan itu untuk melihat wajah satu sama lain, menyaksikan keajaiban pertemuan yang telah mengubah dunia mereka.

“K-kau begitu tampan, dan juga sudah sangat tinggi dari sebelumnya,"wanita paruh baya itu tak mampu menutupi keheranannya, tak percaya dengan perubahan yang terjadi di hadapannya.

“Padahal dulu kau begitu kecil, imut. Tapi sekarang kau sudah tinggi, bahkan sudah hampir menyamai tingginya Rayhan,”ucapannya terhenti sejenak di hadapan keindahan perubahan yang terjadi.

Kenzie terkekeh pelan, merasakan kehangatan dan cinta dari sosok ibu yang telah lama ia rindukan. Wanita yang sangat berjasa dalam hidup Kenzie yang telah merawatnya dari bayi.

“Ya sudah, ayo kita pulang,”wanita paruh baya itu menghapus jejak air matanya, menggenggam kedua tangan lelaki berbeda usia itu dengan perasaan bahagia yang tak terhingga, menyatukan kehadiran mereka dalam cinta yang tak terpisahkan.

Langit kota jakarta, memancarkan keindahan yang tak terbantahkan, memancarkan sinar senja yang memeluk kota dengan lembutnya. Di tengah gemerlapnya kota, mereka bertiga berjalan menuju mobil, langkah-langkah mereka penuh dengan kehangatan dan antusiasme yang memancar dari setiap sudut hati mereka.

Setelah sampai di mobil, mereka disambut oleh seorang supir pribadi, Pak Adit, yang setia mengantarkan kemana pun Rani pergi. Dengan cekatan, pak Adit membuka pintu mobil, mengundang mereka untuk memasuki kereta kendaraan yang akan membawa mereka pulang menuju rumah yang sudah lama kedua laki-laki ini tinggalkan.

“Silahkan masuk, Nyonya Rani, Tuan muda Rayhan, dan Tuan kecil, Kenzie,”sambut supir itu dengan sopan, menyinari wajah mereka dengan senyum yang hangat.

Ketiganya masuk ke dalam mobil, sambil mengucapkan kata terima kasih. Selama perjalanan, Rani mengisi ruang dengan cerita yang mengalir begitu alami, membawa tawa dan keceriaan di antara mereka. Sejak kecil, Rani adalah sosok yang sangat berharga dalam keluarga mereka, mengajarkan mereka untuk menghormati siapa pun, tanpa memandang status atau profesi seseorang.

Di tengah percakapan yang mengalir lancar, Kenzie tiba-tiba bertanya tentang kehadiran ayahnya, Renra. Rani menggelengkan kepalanya pelan, menjelaskan bahwa ayahnya sedang sibuk dengan urusan bisnisnya.

“Jangan sedih, Kenzie. Ibu selalu ada untukmu,”kata Rani sambil mengusap lembut rambut hitam Kenzie dengan kasih sayang ibu.

“Mmm.. Ibu, apakah di sini banyak tempat yang seru untuk dikunjungi?”tanya Kenzie, matanya melihat keluar jendela, merindukan petualangan di negeri yang sudah lama tak ia jelajahi. Terakhir ia berada di negera ini ketika usianya 10 tahun. Dirinya terpaksa pindah ke luar negeri bersama Rayhan, karena alasan yang dirinya pun tak tahu.

“Tentu saja, Kenzie. Nanti ibu akan membawamu keliling Jakarta, ke tempat-tempat yang indah dan menarik,”jawab Rani dengan senyum cerah, merasakan kebahagiaan melihat kegembiraan dalam senyuman Kenzie.

"Bu, andai aku bisa tinggal bersamamu dulu, dan tidak harus pergi meninggalkanmu,”ungkap Kenzie, merasa menyesal karena jujur saja, ia tak bahagia ketika meninggalkan ibunya.

“Lalu kamu akan meninggalkan Rayhan sendirian?”goda Rani dengan senyum. Namun, tatapan Kenzie beralih ke arah Rayhan yang tengah terdiam, membuat Rani menyadari bahwa kehadiran mereka berdua sangat berarti satu sama lain.

“Bukan begitu, bu. Sejak ibu pergi, aku selalu merasa kesepian,”ujar Kenzie dengan suara yang penuh dengan kehangatan dan rasa sayang. Namun Rani tak menyadari ada luka ketika Kenzie mengungkapkan itu.

Melihat kegelisahan yang menghiasi wajah Kenzie, Rani dengan lembut membawa pemuda itu kedekapannya, seolah mengatakan bahwa tak ada lagi alasan untuk merasa kesepian, karena mereka akan bersama-sama dalam setiap langkah.

“Kamu adalah anak yang baik, Kenzie. Jangan biarkan kesedihan menghampiri dirimu lagi, nak. Ibu akan selalu menjadi sandaran nomor satu bagimu, ketika kau merasa sendiri di dunia ini,”ujar Rani dengan penuh kasih sayang, matanya bersinar memancarkan kehangatan yang tak terbantahkan.

Senyum yang terukir di bibir Kenzie menjadi sebuah penanda kebahagiaan yang terpancar dari dalam hatinya. Kehadiran Rani dalam hidupnya adalah sebuah berkah yang tak tergantikan, membawa cahaya dan kehangatan dalam setiap langkahnya. Meskipun ia tahu bahwa ia adalah anak yang tak dih*ar*apkan pada awalnya, namun cinta dan kasih sayang Rani telah mengubah segalanya. Tapi di suatu sisi, Kenzie selalu berpikir, andai saja ia tidak terlahir, keluarga ini akan bahagia.

"Ibu, mengapa kita harus pindah dan tinggal di Paris? Keluargaku ada di sini, mengapa kami berdua harus hidup di negara asing?”tanya Kenzie, rasa kebingungan terpancar jelas di wajahnya.

Rani hanya tersenyum singkat, menahan rahasia yang masih tersembunyi di dalamnya. “Belum saatnya, Kenzie. Saat tiba waktunya, ibu akan ceritakan semuanya.”

Kenzie tak bisa menentang, akhirnya ia hanya tersenyum pahit, merenungkan kehidupannya yang penuh dengan misteri dan rahasia yang belum terungkap sepenuhnya.

Sementara itu, Rayhan yang duduk di samping supir, tenggelam dalam pikirannya sendiri, memandang keluar jendela dengan tatapan kosong. Senyum kecil terukir di bibirnya, meskipun di balik senyum itu tersembunyi kepedihan yang tak terucapkan.

“Mungkin ini kali pertama setelah sekian lama aku menginjakkan kaki di tanah kelahiranku,”bisiknya, mengingat kejadian masa lalu yang membekas dalam ingatannya. Meninggalkan segalanya karena sebuah pengkhianatan yang terjadi di masa lalu.

Queenara, nama yang terpatri dalam ingatannya dengan kekuatan yang tak terbantahkan. Meskipun begitu, ia tak pernah berani untuk kembali ke tempat yang pernah ia panggil sebagai rumah, tak pernah berani untuk menghadapi kenyataan yang tersembunyi di balik masa lalunya.

Dengan perasaan campur aduk, Rayhan tak bisa menahan air mata yang tiba-tiba membasahi pipinya. Hidupnya telah menjadi labirin yang rumit, di mana ia terpaksa menjadi d*ew*as*a dan mengerti tentang kehidupan, bahkan ketika usianya masih terlalu muda untuk mengerti.

Menetap di Paris selama bertahun-tahun adalah sebuah pengorbanan yang harus ia lakukan, atas sebuah kesalahan yang tak pernah ia inginkan. Di j*eb*ak oleh teman-teman sekelasnya, ia terpaksa meninggalkan segalanya.

Dan di tengah keheningan itu, bayangan Queenara kembali menghantui pikirannya, membuatnya merenung tentang keputusan yang harus ia ambil, tentang kesalahan yang harus ia perbaiki, tentang rahasia yang harus ia ungkapkan. Namun, ketakutan dan keraguan selalu menghampirinya, membuatnya terdiam dalam kegelapan yang menghantui.

1
Lady Orlin
iya lho, jarang koneksi secwpat ini apalagi sama org yg baru ketemu😌
Lady Orlin
Yah kenzie pulang😮‍💨
Lady Orlin
pasti sakit bgd jadi Rani, udah kyk anak sndiri Kezie wlp sbnernya cucunya
Lady Orlin
serius? khawatir kenapa dok🥺🥺
Lady Orlin
Hey jgn diperhatiin lagi bobo😆😆
Lady Orlin
aku dukung Alvaro lamar Nara🔥🔥
Lady Orlin
trnyataoh trnyata Nara anak Nadya🙃
Lady Orlin
lagi mikirin cowo lain tuh Al😆😆
Lady Orlin
Lho nara mash kesemsem ama Rayhan🤣🤣
Lady Orlin
wow so sweet, smoga langgeng yahh😍
Lady Orlin
Nadya baik bgd pdhl Kenzi org baru dikenal🤩
Lady Orlin
rumit kl kamu gak cari jalan kekuar Ray, jangn cuma dioendam tapi cari jln kluar
Lady Orlin
Segini dulu kak, nnti aq lanjutt .. kerennn, semangattt syelalu🔥🔥
Lady Orlin
Pasti ngarep bgd ya Ken Keluarga sendiri sebaik Kel. Nadya😭😭
Lady Orlin
Wah ati2 Ken sama org yg baru aja dikenal😌
Lady Orlin
Kok aku OVT Nadya ibu kandunf Kenzi😨😨
Lady Orlin
Apa Nadya ada hubungannya sama Kenzie?
Lady Orlin
Saking udh sayangnya sama Kenzii😭😭
Lady Orlin
siapa Nyonya ini? Hmmm
Lady Orlin
seseuknya sampe sini Ken😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!