NovelToon NovelToon
Eternal Fog

Eternal Fog

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Sci-Fi / spiritual / Sistem / Persahabatan
Popularitas:852
Nilai: 5
Nama Author: Chira Amaive

Kabut berbahaya yang disebut dengan Eternal Fog kerap kali menyerang kota. Tingkatan berbahaya dan jenis yang ditimbulkan kabut tersebut berbeda-beda. Ada beberapa warna yang membedakan jenis-jenis kabut tersebut. Ada pun penyebab Eternal Fog adalah semburan napas dari monster yang disebut Strano dan menghuni area di luar kota yang disebut Danger Mori. Oleh karena itu, keamanan kota dijaga oleh para Occhio. Sebutan untuk para pembasmi Strano dan Eternal Fog.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chira Amaive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 29 Stagonidia

Soren bersama Cora melakukan panggilan video dengan Dean dan Archie. Dua di markas pusat, yakni di kota Solar Wind. Duanya lagi di markas cabang, yakni kota Sky Caprio. Keempatnya terlibat percakapan panjang. Bahkan jauh lebih panjang dibandingkan saat mereka masih sering menjalani misi bersama berempat. Kini terbelah dua. Akibat peristiwa panjang yang terjadi. Bahkan Archie yang biasanya memisahkan diri, kini ikut nimbrung di sebelah Dean yang menggunakan gelang tipisnya untuk menghubungi Soren. Semua berawal dari rencana gila Kama.

Kini mereka berempat seperti sahabat yang saling merindukan. Walaupun tidak mengungkapkannya secara langsung. Cukup dengan membicarakan hal aneh dan penting yang terjadi. Sudah cukup menjadi cara mereka menyampaikan rindu dengan cara berbeda.

"Mereka berdua benar-benar tidak bisa diandalkan. Satunya lemah dan cengeng, satu lagi naif dan tidak mau berpisah dengan si lemah itu. Sial," tutur Dean.

Soren dan Cora sudah mengetahui terpilihnya Shiroi dari cerita para occhio kelas A.

"Kedatangan mereka membawa sial. Bagaimana mungkin strano tiba-tiba bisa bangkit lagi setelah lehernya ditebas dan eternal muncul lagi dari tubuh strano tanpa kepala itu. Lebih parahnya lagi, gelang tipis bahkan tidak berkedip-kedip merah. Tidak ada peringatan bahaya. Padahal, strano dalam posisi tanpa kepala itu lebih berbahaya." Dean melanjutkan ucapannya. Ia tak pernah seterbuka ini sebelumnya, sampai akhirnya ia dekat dengan Kama. Tanpa sadar, ia bertekad ingin melanjutkan misi Kama yang terhenti.

Masing-masing berbagi pengalaman. Dean dan Archie pada misinya. Soren dan Cora pada dunia liar saat tersesat. Termasuk kertas misterius yang kini masih disimpan oleh Dean. Tentu saja mereka mencari tempat yang aman agar tidak ada seorang pun yang mendengar.

Setelah berbicara panjang lebar, semua terdiam. Selama itu, yang paling banyak berbicara adalah si dua lelaki. Cora hanya menambahkan beberapa. Sedangkan Archie hanya menyimak dan mengeluarkan suara di awal walaupun secuil.

"Dapatkah sekarang menjadi giliranku bercerita?" tanya Cora.

"Cepatlah! Setidaknya kamu tidak lebih lemah dibandingkan dua perempuan beban itu."

Cora tersenyum miring, "Kamu bahkan menjadi semain galak dengan tubuh penuh perban itu."

"Jangan membuang-buang waktu perempuan jelek!" seru Dean.

"Apakah kalian pernah mendengar tentang tiga gen Stagonidia?"

Semua saling pandang. Tidak tahu.

"Itu adalah gen yang muncul setiap ratusan tahun sekali. Ada beberapa macam gen Stagonidia dengan berbagai kemampuannya."

"Baiklah. Aku benar-benar baru mendengar itu, Cora. Apa kaitannya dengan diskusi ini?" Dean bertanya tak sabar.

"Aku tidak begitu mengetahui tentang gen ini. Tapi, yang jelas, itu berupa kemampuan yang tidak disadari atau tidak terkendali. Namun, ada beberapa yang bisa dikendalikan juga. Aku hanya mengingat salah satunya. Yaitu gen Stagonidia dengan kemampuan kebal terhadap eternal fog."

Sebuah informasi yang membuat semua seketika membulatkan mata. Bahkan Archie. Baginya, tentu saja itu adalah pembahasan menarik.

"Aku teringat karena Dena waktu itu pernah bilang bahwa occhio terkuat adalah ia yang kebal terhadap eternal fog." Cora berkata.

Dena mendengus. Wajahnya tampak pada hologram itu seperti hendak menelan Cora bulat-bulat. Untungnya, mereka sedang berjauhan.

"Itu sudah lama sekali, sialan. Kenapa kamu baru menyebutnya sekarang?" tegas Dean semakin membara.

"Karena aku berpikir bahwa itu baru berguna untuk diceritakan sekarang. Saat banyak hal yang terasa janggal dan mencurigakan."

"Jadi, menurutmu semua kejanggalan ini karena perbuatan gen Stagonidia itu?" tanya Soren.

Cora mengangguk menghadap teman yang ada di dekatnya itu.

"Tapi kita tidak bisa mengira-ngira bahwa gen Stagonidia itu adalah si pengkhianat. Bagaimana pun, kebanyakan dari gen itu tidak bisa mengendalikan kemampuan itu. Bahkan tidak menyadari bahwa ia mengaktifkannya. Justru pemilik gen Stagonidia dengan kemampuan bisa kebal terhadap eternal fog adalah yang paling kita butuhkan demi keselamatan umat manusia," jelas Cora.

Senyap sejenak. Semua terjebak dalam pikiran masing-masing. Siang hari yang ramai. Sengaja mereka mengambil jadwal itu agar tidak terlalu sepi yang bisa membuat mata-mata apalagi si pengkhianat bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Sepertinya itu informasi yang tidak sembarang orang tahu. Apakah seseorang yang memberitahumu memintamu untuk merahasiakannya?" tanya Archie yang akhirnya bersuara sekaligus yang paling dulu keluar dari jebakan pikiran.

Cora mengarahkan matanya ke atas. Lalu melihat Soren yang sama penasarannya dengan dua temannya dari layar itu.

"Dongeng sebelum tidur dari nenekku dulu sewaktu aku masih kecil. Itu sebabnya aku melupakan banyak hal. Hanya tersisa secuil karena Dean sempat menyebutkan kemampuan kebal itu. Bukan karena rahasia. Lebih tepatnya karena lupa. Tapi, berkat kasus ini membuatku berpikir. Sepertinya dongeng itu memang mengandung banyak misi rahasia. Dan, aku percayakan itu pada kalian. Sejujurnya, aku juga ingin menjadi occhio karena cerita nenek itu." Cora berkata.

Balkon pada lantai lima belas. Tempat Soren dan Cora berada. Mereka mengambil spot tersebut karena paling jarang dikunjungi. Karena di sana juga tidak memiliki pegangan serta lantai yang kotor. Intinya balkon paling tidak menarik untuk dikunjungi.

"Itu jelas seperti pesan. Dan aku tidak ragu mengatakan bahwa generasi ini adalah generasi munculnya gen Stagonidia itu. Juga tidak ragu bahwa kamu adalah salah satu pemilik gen tersebut, Cora," tembak Archie. Yang seketika membuat Soren dan Dena mematung. Sejenak mengembuskan napas. Itu masuk akal.

"Ah, tidak mungkin. Bagaimana mungkin kalian bisa mengira begitu," elak Cora.

"Itu sangat mungkin, Cora. Cerita itu jelas tidak sembarang orang mengetahuinya. Sebab hanya muncul setiap ratusan tahun sekali. Banyak orang yang akan melupakan itu jika tidak diceritakan secara turun-temurun. Jadi, mungkin saja nenek moyangmu memang mewariskan gen itu kepadamu." Soren memberi opini.

"Ini semakin rumit. Apa dulu yang harus kita lakukan?" tanya Cora.

"Tentu saja menemukan si pengkhianat!" tegas Dean.

DHUARRR!

Selang beberapa detik setelah ucapan Dean. Tiba-tiba seperti ada meriam yang datang dan menghancurkan balkon tepat di tempat Soren dan Cora berdiri. Mereka berdua terkena serpihan bangunan hingga terluka dan pijakan mereka yang hancur membuat keduanya terjatuh. Panggilan video masih menyala. Dena dan Archie menjerit dari seberang sana melihat apa yang terjadi dengan dua temannya itu.

Kalau bisa, mereka ingin masuk ke layar itu dah menyelamatkan kedua temannya.

"CORA!" Soren berusaha meraih tangan Cora. Sedangkan pandangan gadis itu gelap karena reruntuhan mengenai wajahnya hingga membuat debu-debu tebal yang ditimbulkan masuk ke mata. Ia hanya bisa pasrah namun Soren tidak akan diam saja.

Di bawah sana adalah lapangan belakang markas. Tidak ada siapa pun di sana karena jam istirahat.

Dapat! Soren berhasil meraih tubuh Cora sembari berpikir cara untuk menyelamatkan diri.

"Bertahanlah!" seru Soren.

"Apakah kali ini kita akan selamat tanpa sungai itu lagi, Soren?" tanya Cora polos dalam kegelapan penglihatannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!