"Apa anda sudah gila..? kenapa anda lakukan ini kepadaku..?"
Pertanyaan yang dibarengi dengan lelehan air mata, keluar dari rongga suara wanita cantik Yara Berker. Netra yang digenangi cairan bening itu, nampak berkilat kemarahan terhunus kearah lelaki tampan yang tengah terduduk dikursi kepemimpinannya.
"Mungkin...!" jawab Asker Meltin, sang CEO pemilik gedung pencakar langit termegah, Meltin Grup.
"Pilihan ada ditanganmu, kaulah penentu masa depanmu sendiri." sambung Asker Meltin membalasan tatapan sang bawahan yang berdiri gemetar dengan tangan terkepal didepan sana.
---------
Alih alih mendapatkan harapan yang ia gantungkan kala melamar pekerjaan diperusahaan terbesar dan termasyur dibeberapa belahan dunia, Yara Berker malah harus menelan kesakitan yang ia dapat dari atasannya sendiri.
Kepahitan kala harus mengorbankan hati dan cintanya, demi menjaga nama baiknya dan orang orang terkasih.
Pilihan yang keduanya sulit mau tak mau harus diambil olehnya.
Inilah kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bidadari bersayap
Rinai air mengalir turun membasahi tubuh tinggi kokoh berotot, dengan punggung berukir tato wanita berambut gelombang dengan sayap dibagian kiri dan kanan serta juntaian sayap dibagian bawahnya.
Netra hitam legam segelap malam terpejam, menikmati segarnya air yang mengalir dari shower. Kelebatan bayangan wajah sang gadis pujaan dengan suara lembut riangnya, menari nari memenuhi fikirannya.
"Andai aku diizinkan membuat tato, aku akan mengukir seluruh punggungku dengan gambar seperti ini."
Ucapan yang ia curi dengar dari gadisnya bersama sang sahabat, seraya jari telunjuk nan lentik terarah kesebuah buku yang ia pegang.
"Kenapa kamu suka sekali dengan gambaran bidadari bersayap...?"
"Karena itu terlihat sangat cantik dan juga kuat. Dari kedua sayapnya juga warna putihnya, tergambarkan kebaikan juga kelembutan"
Sekelumit obrolan dua wanita yang tidak lama pergi dari perpustakaan.
Dihampiri rak kayu tempat dimana buku yang tadi dibaca oleh gadis yang sudah memiliki hatinya sejak satu tahun lalu.
Terulas senyum kala ia melihat lukisan yang sangat digemari oleh gadisnya.
"Aku yang akan membuat tatonya sayang, gambar dirimu dengan rambut tergerai lengkap dengan sayapnya."
Gumamnya dalam hati.
Hampir satu jam Asker bergelung dengan buliran air bening itu.
Bersiap dengan balutan pakaian formal berwarna navi, ia kemudian beranjak pergi dari unit apartemennya lalu menuju keperusahan yang berada diBenua Eropa ini.
Hari ini adalah hari terakhir baginya berada diBenua itu, setelah enam tahun lamanya ia berada disana. Disalah satu negara tempat kelahiran keluarga sang ayah, Asker Meltin mengenyam pendidikan diperguruan tinggi sekalis mengendalikan perusahaan yang berada dinegara itu.
"Selamat pagi sayang, semoga harimu menyenangkan. Aku akan sibuk hari ini, jadilah penyemangatku."
Ucap Asker setelah ia duduk dikursi kepemimpinannya, sembari menatap gambar wajah sang pemilik hati.
Detik berganti menit, lalu berganti siang dan beranjak menjadi malam.
"Aku akan tetap memantau semuanya dari sana, bekerjalah dengan baik disini." ucap Asker kepada Piere Meltin sang adik sepupu, yang akan menggantikan posisinya.
"Siap bos...!" sahut Piere.
"Jam berapa besok penerbangannya..?" tanya pemuda berusia satu tahun lebih muda dari Asker.
"Sepuluh pagi."
"Ayo pulang, aku bantu berkemas." tawar Piere kemudian.
Keduanya pun melangkah bersama, meninggalkan gedung pencakar langit berlantai tiga puluh limah itu. Unit apartemen Asker tujuan keduanya.
Dengan dibantu Piere, Liam sang asisten, Lusi sang sekertaris dan dua pekerja lainnya, Asker mengemasi barang barangnya. Tak terkecuali tumpukan album foto juga bingkai gambar sang gadis yang selalu ia dapatkan selama enam tahun ini.
"Sering sering berkunjung kemari, salam untuk paman dan bibi." pesan Piere sembari memeluk raga sang kakak sepupu.
"Salam untuk papa dan mama, hati hati ya kalian..?" ibu dan ayah Piere ambil bagian.
Asker pun membalas, sebelum akhirnya ia bersama Erdem dan Liam memasuki private jet milik keluara Meltin.
Kurang lebih butuh waktu enam jam bagi private jet itu untuk mendarat dengan selamat dilapangan udara Internasional negara asal mereka.
Senyuman bahagia tercetak dibibir Asker dan Erdem, setelah keduanya berdiri diambang pintu pesawat yang telah terbuka.
Akhirnya, setelah enam tahun mereka kembali lagi menginjakkan kaki dinegara tempat kelahiran mereka dan juga ibunda tercinta.
"Aku pulang sayang..!"
Ucap Asker dalam hati, sebelum ia menapaki satu demi satu tangga pesawat, dengan diikuti oleh Erdem dan Liam.
Sambutan hangat nan penuh suka cita, didapatkan kedua pemuda tampan itu setelah mereka tiba dimansion masing masing.
Lusa keduanya baru akan mulai menggantikan posisi sang ayah dalam mengisi tampuk kepemimpinan diperusahan Meltin Grub dan Armagan Grub. Untuk esok akan mereka manfaatkan untuk beristirahat dan berkumpul dengan keluarga dan para sahabat terlebih dahulu.
"Tidak berkunjung kerumah gadismu..?" tanya Erdem dari sambungan telefon setelah Asker menekan tombol hijau dilayar ponselnya.
"Apa telingamu tuli..?" sungut Asker yang masih berada ditengah tengah keluarga yang amat ramai dengan riangnya celotehan dan jeritan para sepupu dan juga paman serta bibinya.
Erdem terkekeh "aku punya hadiah untukmu, semoga bisa mengurangi sedikit rindu akan gadismu."
Erdem memutus sambungan suara, lalu tak lama satu pesan gambar dan video datang dari pria itu.
Kedua alis tebal Asker bertemu, selaras dengan guratan tipis didahinya. Tak lama senyuman terlukis dikedua bibir pemuda rupawan itu.
"Tunggu aku ya sayang..? Maaf belum bisa menemuimu."
Ucap Asker dengan mata yang masih betah melihat gambar bergerak sang pemilik hati. Gambar yang menampakkan seorang gadis ayu bergerak riang dideretan cake dan roti dengan tangan yang menggenggam cup minuman.
"Asker...!" seru wanita paruh baya, mengalihkan perhatian pemuda itu.
"Iya ma...!"
"Waktunya makan, ayo..!" ajak nyonya Meltin.
Asker mematikan ponselnya, lalu bergerak menuju keruang makan dimana semua keluarga serta sanak saudara sudah menduduki semua kursi diruangan besar itu.
📣 Rate bintang lima
📣 Vote
📣 Like setelah membaca disetiap babnya
📣 Koment penyemangat
Jangan lupa ya sahabat, terimakasih 🙏🙏
semangat thoorr💪💪
Sebenernya lbh suka yara sama altair..
Asker kyk psikopat iih serem..
Pliss thor endingnya balik sama altair aja,,
Atau klo ttp sama asker, ilangin tuh psikopatnya, serem & nyebelin bgt 🤣