NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:24.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 02

Anisa duduk di salah satu kursi kafe miliknya, raut wajahnya menunjukkan kecemasan yang mendalam. Pelayan-pelayan di kafe itu sibuk mempersiapkan segala sesuatu dan membersihkan tempat sebelum para pelanggan mulai berdatangan. Tak lama kemudian, Mira, sahabat Anisa, datang menghampirinya.

Anisa sendiri yang meminta Mira untuk bertemu dengannya di kafe pagi itu. Begitu melihat wajah Anisa, Mira segera menyadari bahwa mata Anisa memerah, tanda baru saja menangis.

"Mira, aku harus cerita sesuatu ke kamu," ucap Anisa dengan suara parau. Mira duduk di seberang Anisa, menunjukkan rasa empati dan siap mendengarkan.

"Apa yang terjadi, Anisa?" tanya Mira dengan perasaan khawatir. Anisa menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian untuk menceritakan kisahnya.

"Haris dan aku ... kami memutuskan untuk bercerai," ungkap Anisa dengan suara bergetar. Mira terkejut mendengar pengakuan sahabatnya itu.

"Oh, Anisa ... aku tidak menyangka. Apa yang terjadi? Apakah ada masalah yang tidak bisa kalian selesaikan bersama?" tanya Mira dengan nada suara yang lembut. Anisa menggelengkan kepalanya perlahan, matanya berlinang air mata.

"Bukan begitu, Mira. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya. Dia memilih untuk berpisah dan semalam dia pulang ke rumah setelah tiga hari bekerja di luar kota. Kamu tahu, di dalam hubungan itu pasti ada titik jenuh, mungkin Mas Haris sudah jenuh dengan hubungan kami ini," jelas Anisa, mencoba menahan tangis. Mira meraih tangan Anisa, mencoba memberikan dukungan.

"Anisa, jika itu keputusan terbaik untukmu dan Haris, aku akan selalu mendukungmu. Tapi, Anisa bagaimana dengan anak-anak kalian? Mereka masih kecil dan masih butuh sosok seorang Ayah," ujar Mira dengan tulus. Anisa tersenyum tipis, mengapresiasi kehadiran Mira di saat-saat sulit seperti ini. Meskipun hatinya hancur, Anisa tahu bahwa dia masih memiliki sahabat yang bisa diandalkan.

"Aku dan Mas Haris berjanji untuk merahasiakan ini semua dari anak-anak sampai mereka semuanya bisa mengerti dengan keadaan kami orang tuanya. Lagian, aku tak bisa menahan Mas Haris di sisi ku, Mira. Kamu tahu kan?"tak terasa air mata Anisa kembali menetes.

"Apa Haris tahu kamu mengidap penyakit kanker paru-paru?"tanya Mira, dengan raut wajah yang semakin cemas memikirkan kondisi sahabatnya itu.

"Tidak,"Anisa tersenyum kecut.

"Selama ini aku tak pernah memberitahunya tentang kesehatanku. Setiap kali Mas Haris merokok aku selalu berjauhan jika di rumah dan aku juga sering menjaga jarak darinya. Sehingga, Mas Haris tak pernah berpikir jika aku mengidap penyakit yang mematikan itu, Mira."Anisa tertunduk dengan tangan yang terkepal. Wanita itu kembali menangis, sehingga membuat Mira berdiri dari tempat duduknya dan berdiri di samping tempat duduk Anisa.

"Sabar, An ... aku mengerti apa yang kamu rasakan. Aku akan selalu ada untuk mu meskipun cinta mu telah meninggalkan mu,"ujar Mira yang kini memeluk Anisa, wanita itu memeluk pinggang Mira sembari menangis dengan suara yang benar-benar sulit untuk dijelaskan. Anisa benar-benar begitu merasakan sakit atas keputusan yang Haris ambil semalam. Di saat, dirinya membutuhkan dukungan dari suaminya, justru Haris lah orang yang membuatnya semakin menyerah untuk bertahan hidup.

Jam 10 pagi, Anisa pergi menjemput Salsa dan kini Anisa sudah berdiri di depan sekolah TK Salsa, putrinya yang masih berusia 6 tahun dan lulus tahun ini. Meski batuknya semakin parah, Anisa menahan rasa sakit yang terasa di dadanya sambil tersenyum pada Salsa yang berlari ke arahnya. Anisa tak ingin menunjukkan kelemahan di depan anaknya.

 "Bun, hari ini aku membuat lukisan baru untuk Bunda!" cerita Salsa antusias saat masuk ke mobil. Anisa mengelus kepala Salsa dan memuji hasil karya putrinya itu dengan tulus. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan menuju sekolah Alvin, anak laki-laki Anisa yang berusia 10 tahun. Jam menunjukkan pukul 12 siang, tepat waktu untuk menjemput Alvin.

Anisa memarkirkan mobilnya dan melambaikan tangan pada Alvin yang sedang berbicara dengan teman-temannya. Alvin tersenyum lebar dan berlari menuju mobil.

Kembali ke rumah, Anisa menyiapkan makan siang untuk anak-anaknya. Meski sesekali terbatuk dan merasa lemas, Anisa tidak pernah mengeluh. Dia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, meskipun kanker paru-paru yang dideritanya kian menggerogoti tubuhnya.

Sore hari, Anisa duduk di teras sambil memandangi anak-anaknya yang sedang bermain di halaman. Sejenak, Anisa merasa putus asa dan kehilangan semangat hidup. Namun, ketika melihat wajah bahagia anak-anaknya, Anisa menemukan alasan untuk terus bertahan. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan terus berjuang demi anak-anak yang sangat dia cintai. Anisa tak dapat menahan tangis ketika melihat tawa canda mereka. Terlebih anaknya yang paling kecil, Rayhan. Bocah itu masih sangat membutuhkan sosok ibu dalam hidupnya. Anisa menyeka air mata ketika melihat sebuah mobil masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Seperti yang dijanjikan Haris, tadi pagi. Pria itu pulang lagi sore itu untuk menjenguk anak-anaknya. Tetapi, kali ini Haris membawakan banyak mainan untuk mereka bertiga.

"Maaf, aku datang tak mengabarinya,"ucap Haris, masih berbicara begitu sopan pada Anisa. Wanita ini hanya mengangguk. Haris masih bisa bersikap seperti biasa kepada Anisa, berbicara lembut dan bersikap sopan di depan anak-anak mereka. Sehingga, ketiga anak mereka tak pernah tahu jika orang tua mereka telah bercerai. Demi kebahagian anak-anaknya, Anisa dapat menahan segala rasa sakit saat melihat wajah pria yang mencampakkannya pada malam itu, tanpa memberi alasan yang pasti. Anisa masih menerima kehadiran Haris di dalam rumahnya, semua itu demi anak-anak yang sangat Anisa sayangi.

Seperti biasa, Anisa menyiapkan makan malam untuk keluarganya. Seolah-olah Anisa menunjukkan pada anak-anaknya jika hubungan orang tua mereka masih sama seperti dulu lagi.

"Besok adalah hari weekend. Ayo, Pa kita pergi ke Ancol,"saran Alvin, anak yang paling tua.

"Maaf, Sayang. Besok papa ada janji sama teman. Bagaimana kalau Minggu berikutnya?"tanya Haris, meskipun nampak raut wajah Alvin yang penuh kekecewaan. Alvin tetap menyetujui saran Haris.

"Besok pergi sama Bunda saja ya,"sambung Anisa, tak ingin membuat anak-anaknya bersedih dan kecewa.

"Hore...."teriak Alvin dengan antusias begitu juga dengan Salsa yang nampak senang. Rayhan bocah tiga tahun yang nggak ngerti apa-apa juga ikut tertawa bahagia di meja makan.

"Terima kasih, Anisa. Kamu selalu menjadi Ibu yang baik untuk anak-anak,"ucap Haris, Anisa hanya membalas dengan anggukan dan senyuman kecut.

'Apa aku tak pernah menjadi istri yang baik untuk mu Mas? Sehingga kamu dengan tega membuang ku begini?'batin Anisa masih menatap Haris dengan senyuman kecut di wajahnya.

Malam itu Haris memutuskan untuk menginap dan tidur bersama dengan Alvin anak tertua mereka. Demi menutupi kebohongan yang sedang Haris dan Anisa sembunyikan dari anak-anaknya. Haris terpaksa menuruti semua keinginan Alvin termasuk tidur bersama dengannya pada malam itu.

Meskipun sakit hati, setidaknya Haris masih bisa menjaga perasaan anak-anaknya sehingga membuat Anisa sedikit merasa lega.

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 1 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
sholeha
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!