NovelToon NovelToon
My Perfect Stranger

My Perfect Stranger

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perasaan / Duda / Romansa Modern / Cinta setelah menikah / Tinggal bersama / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pengantin Pengganti
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nisaaayu

Berniat ingin menyelamatkan seorang pria dari pengkhianatan pernikahan justru membuatnya terlibat dan malah menjadi pengantin wanita pengganti. Friska Hallin Amanda, seorang gadis yang terpaksa berurusan dengan sang mempelai pria yang ternyata seorang CEO terkenal.

Dia tidak menyangka bahwa perbuatannya yang merusak pernikahan CEO tersebut justru mengantarkannya kepada pernikahan yang tak pernah Ia bayangkan. Friska terpaksa menggantikan mempelai wanita untuk menyelamatkan nama baik sang CEO.

"Saya tidak mau menikah dengan bapak!"

"Kamu harus mau! nama baik saya akan dipertaruhkan saat ini. Atau saya akan menghancurkan hidupmu beserta keluargamu!" begitulah ancaman Ardigo yang membuat pernikahan palsu itu akhirnya terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisaaayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan Baru

Don't forget to vote, like and comment 😉

"Apa bapak bilang? Saya harus menikah dengan bapak? TIDAK!! Saya tidak mau" ujar Friska berapi-api. Saat ini mereka sedang berbicara berdua setelah sebelumnya Ardigo meminta izin kepada para tamu undangannya untuk berbicara berdua dengan wanita yang diakuinya sebagai calon istrinya tersebut. Friska memutuskan untuk memanggilnya 'bapak' karena menurutnya itu lebih sopan dan sepertinya Ardigo lebih tua darinya nya

"Saya tidak mau tau! Kamu harus bertanggung jawab atas ini semua" balas Ardigo dingin

"Apa? tanggung jawab? memangnya apa yang saya lakukan?" tanya Friska yang terdengar konyol di telinga pria itu

"Kamu bertanya apa yang kamu lakukan? Saya rasa kamu tidak akan lupa bahwa kamu baru saja merusak pernikahan saya" tegas Ardigo

"Hah? tapi bukankah saya melakukan hal yang benar? Saya cuma mau menyelamatkan bapak dari sebuah pengkhianatan" ujar Friska tidak habis fikir

"Tapi saya tidak butuh bantuan kamu itu. Dan asal kamu tau, bahwa kamu baru saja mempermalukan keluarga dan juga nama baik saya!" desis Ardigo tajam. Ia sedang menahan kekesalannya saat ini kepada wanita asing di hadapannya ini

"Apa? lalu bagaimana jika tadi saya tidak datang dan pernikahan ini berlanjut? dia akan mengkhianati bapak" ujar Friska menjelaskan

"Memangnya kamu siapa sampai harus mengkhawatirkan saya? lagipula saya bisa menceraikannya sewaktu-waktu kalau saya mengetahui dia tidak baik" balas Ardigo enteng

"Tapi kamu malah tiba tiba datang dan merusak semuanya. Kamu tau tidak kalau disana itu banyak wartawan dari majalah terkenal? dan disana juga banyak orang-orang terdekat saya. Mereka bisa saja mengabarkan berita buruk tentang saya yang akan berimbas kepada perusahaan saya. Dan kenapa kamu harus sok menolak? bukankah ini yang kamu inginkan? berpura-pura menjadi pahlawan lalu meminta saya untuk menikahimu. Harusnya kamu senang karena sebentar lagi rencanamu itu akan terwujud" ujar Ardigo lagi

Sementara itu Friska hanya terperangah mendengar perkataan pria sombong di hadapannya ini

"Jadi kamu harus bertanggung jawab atas semua ini. Saya tidak mau pernikahan ini batal dan membuat saya terlihat seperti pengantin pria yang menyedihkan"

Rasanya Friska ingin menampar dan mencakar wajah tampan di hadapannya ini. Ia tidak mengira sosok tampan itu memiliki lidah yang tajam dan mampu melukai hati hanya dengan perkataannya. Dan yang lebih membuatnya marah adalah tuduhan yang diberikan Ardigo kepadanya, dia merasa direndahkan oleh pria itu

"Dengar ya pak, buang semua pikiran buruk bapak itu. Saya bahkan tidak kenal siapa bapak, dan saya tidak mungkin meminta laki laki seperti bapak untuk menikahi saya.  Lagian siapa juga yang akan sanggup menjadi istri dari laki laki yang berlidah tajam seperti bapak" ujar Friska emosi

"Oh ya? Lalu apa yang kamu harapkan dari saya? balasan seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Ardigo dengan nada mengejek

"Saya tidak butuh apa pun! yang saya butuhkan saat ini bisa pergi dari sini secepatnya dan tidak pernah lagi bertemu dengan bapak!" ujar Friska sarkatis. Ardigo hanya mengetatkan rahangnya mendengar ucapan Friska barusan

"Saya permisi dulu. Sepertinya saya sudah salah dengan menyelamatkan bapak dari pernikahan ini" ujar Friska hendak membalikkan tubuhnya namun dia merasakan tangannya dicekal kuat oleh seseorang. Ardigo menatapnya tajam dengan rahang mengeras dan itu sukses membuat Friska sedikit ketakutan

"Kamu harus bertanggung jawab untuk nama baik saya! dan saya tidak mau tau, kamu harus melakukannya. Atau saya akan menghancurkan hidupmu dan juga keluargamu!" ujar Ardigo yang sarat akan ancaman. Mendengar kata 'keluarga' yang disebutkan seketika pikirannya kosong dan dia hanya mampu menatap kosong ke arah pria itu. Seketika matanya berkaca kaca namun dia segera melepas tangan Ardigo dan memilih menundukkan kepalanya.

Pria itu tersenyum miring melihat ekspresi wanita dihadapannya ini. Ia berpikir bahwa Friska sedang takut dengan ancamannya, namun nyatanya Friska hanya merasa terluka setiap kali mendengar kata 'keluarga' diucapkan. Ia seperti sedang merasa luka yang lama kembali terbuka. Dan mengenai ancaman Ardigo, sejujurnya dia juga merasa takut sebab seseorang yang punya kuasa seperti Ardigo bisa melakukan apapun dengan uang.

sekali lagi, hidup ini tidak adil. Batin Friska memalingkan wajahnya sambil menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya

****

Suara riuh tepuk tangan kini terdengar menggema di dalam gereja tempat upacara pernikahan berlangsung saat mempelai pria mencium dahi sang mempelai wanita. Tidak ada senyum bahagia di wajah keduanya, melainkan hanya wajah sendu dari si wanita dan wajah datar andalan sang pria. Setelah upacara selesai, kini mereka semua menuju ballroom hotel keluarga Fabiyan, tempat resepsi berlangsung. Akhirnya Ardigo benar benar menikah dengan wanita asing yang baru di kenal nya satu jam yang lalu itu

Friska, sang mempelai wanita terus saja memasang senyum palsu miliknya tatkala tamu undangan menyalami dan memberikan selamat kepada mereka berdua. Dari kejauhan Friska dapat melihat sepasang suami istri yang terlihat masih tampan dan cantik di usia mereka yang terbilang sudah tidak muda lagi. Mereka berjalan mendekat bersama seorang bocah laki laki yang Friska perkirakan masih berumur 4-5 tahun.

Saat semakin dekat Friska mendapati wanita paruh baya itu tersenyum ke arahnya dan Digo, lalu sang bocah laki laki tadi pun langsung berlari menuju Ardigo

"Papa... " teriak bocah tersebut sambil memeluk kaki pria yang kini sudah sah menjadi suami Friska itu. Mendapati bocah itu memeluk kakinya lantas Ardigo pun tersenyum lalu berjongkok menyamakan tingginya dengan sang anak. Sedangkan Friska? Dia hanya menganga menatap Ardigo dan bocah yang baru saja memanggilnya papa tersebut.

papa? apa bocah ini anaknya? Lalu, apakah aku menikahi seorang duda? batin Friska bertanya tanya. Namun dia hanya diam menyimpan sejuta pertanyaan

"Hai sayang. Vano terlihat tampan sekali" puji Ardigo sambil mengelus lembut kepala Vano, anaknya. Lalu beralih memeluk tubuh mungil sang putra

"Dia Vano, anak saya" ujar Ardigo setelah melepas pelukannya seolah menjawab pertanyaan yang ada di kepala Friska.

What? Anak katanya? Jadi aku benar benar menikahi seorang duda? batin Friska syok namun dia hanya menutupi keterkejutannya itu dengan memasang wajah datar lalu ber 'Oh' ria

Friska menatap bocah tersebut lalu tersenyum kaku, pasalnya bocah itu menatapnya tajam dan datar seperti tatapan sang ayah.

Benar benar mirip papanya. Batin Friska, dia langsung membayangkan bagaimana tersiksanya hidupnya bersama ayah dan anak ini. Sepertinya Vano sangat tidak menyukainya

Tuhan, bagaimana caranya aku bisa hidup diantara mereka?. Batin Friska Frustasi

"Selamat ya nak, akhirnya kamu mendapatkan ibu untuk Vano. Mama harap kamu bisa bahagia" Ujar Rini, ibu Ardigo

"Iya ma" balas Ardigo seadanya

"Friska, terimakasih ya kamu sudah datang dan menunjukkan siapa Felicya sebenarnya. Walaupun kamu orang asing yang dinikahi Digo, tapi mama yakin kamu wanita yang baik. Mama titip Digo dan Vano ya.." ujar Rini lalu memeluk Friska. Friska bersyukur walaupun suami dan anak tirinya tidak menyukainya setidaknya dia memiliki mertua yang baik dan penyayang. Tak terasa air mata Friska mengalir saat merasakan hangatnya pelukan seorang ibu walaupun itu bukanlah ibu kandungnya. Setidaknya dia dapat merasakan pelukan tulus dari seorang ibu yang sudah lama dia rindukan.

"Jangan menangis sayang, masa pengantin menangis di hari pernikahannya" canda Rini lalu menghapus air mata di pipi Friska yang hanya dibalas senyuman oleh Friska

"Papa harap kalian bisa jadi keluarga yang bahagia. Saling mencintai satu sama lain, dan belajarlah untuk menerima kekurangan satu sama lain" nasehat Reno papa Ardigo yang diangguki oleh sepasang mempelai tersebut. Setelah itu resepsi pun berjalan dengan lancar

****

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam dan kini Ardigo, Vano, dan Friska sedang menempuh perjalanan menuju apartemen Ardigo. Namun sebelumnya mereka juga singgah di apartemen sederhana milik Friska untuk mengambil semua barang-barangnya karena setelah ini Friska akan tinggal bersama Ardigo dan Vano di apartemen milik pria itu.

Friska terlihat sedikit kesusahan membawa sebuah koper berukuran sedang menuju mobil Ardigo, namun hal itu tidak membuatnya tergerak untuk membantu gadis yang baru saja dinikahinya itu, dan sebuah kotak yang berisi barang barang nya seperti buku buku, dan peralatan kecil lainnya. Friska memang tidak memiliki barang yang banyak sehingga hal tersebut membuat nya sedikit banyak bersyukur atas hidup sederhananya selama ini

Untung aku tidak mampu membeli barang yang banyak selama ini. Jadi tidak begitu banyak barang yang harus aku bawa. Mana dia tidak mau membantu sedikitpun lagi, dasar tidak punya hati!. Umpat Friska kesal di dalam hatinya

Setelah semua barang nya masuk ke dalam mobil, dia pun kembali ke posisinya yaitu di samping Ardigo. Dan mobil pun kembali melaju memecah dinginnya malam yang mulai larut

Saat pintu terbuka pemandangan yang sangat indah langsung membuat Friska melebarkan matanya, bahkan mulut nya pun sedikit ternganga. Keindahan apartemen Ardigo lah yang jadi penyebabnya. Ardigo memang tinggal di apartemen yang sangat mewah dengan design yang elegan dan menakjubkan. Bahkan Friska membuang jauh jauh niatnya untuk membandingkan apartemen ini dengan apartemen yang ditempatinya sebelumnya, karena memang apartemennya itu tidak sebanding dengan milik Ardigo yang mulai saat ini akan menjadi tempat tinggalnya. Dan satu lagi, apartemen ini sangat bersih dan rapi sehingga membuat Friska berpikir lima kali untuk menyentuh apa pun

Dia benar-benar kaya. Batin Friska, karena memang sejauh ini segala hal yang berhubungan dengan pria tersebut bukan lah sesuatu yang biasa dan bisa dimiliki oleh semua orang. Mulai dari resepsi pernikahan yang sangat mewah, tamu undangan yang terlihat sangat berkelas dan sepertinya dari kalangan atas, serta apartemen yang jauh dari kata 'Biasa saja'. Friska berani bertaruh bahwa budget yang dikeluarkan untuk pesta pernikahan hari ini hanya bisa dihitung dengan satuan  M.

Namun kegiatannya mengagumi apartemen ini harus terhenti karena sang pemilik apartemen membuka suaranya

"Itu kamar kamu, kamar saya dan Vano ada di atas. Jangan pernah mencoba untuk masuk ke kamar saya tanpa izin saya. Kita hanya suami istri secara status, tapi tidak dengan kenyataannya!" ujar Ardigo dingin sambil berlalu dengan menggendong Vano yang sudah tertidur dalam gendongannya

Friska hanya diam menatap kepergian sang suami sambil sedikit merutuk dalam hatinya

Memang nya siapa juga yang mau masuk ke kamarnya? Dia pikir aku maling?. Batin Friska sambil membuka pintu kamar dan membereskan semua barang barangnya. Setelah itu dia menghempaskan tubuhnya ke kasur yang dia akui sangat empuk, bahkan kasur di apartemennya tidak ada apa apanya dibanding kasur ini.

Friska menatap langit langit kamar sambil mengulang semua memorinya tentang hari ini. Mulai dari rencananya yang ingin menghabiskan hari ini dengan melakukan berbagai hal yang menyenangkan, lalu melihat sesuatu yang membuatnya bertindak menjadi pahlawan dengan menghancurkan pernikahan orang lain, hingga menjadi mempelai dadakan yang membawanya sampai ke apartemen mewah ini. Rasanya seperti mimpi bisa berada di posisi ini, menikah secara mendadak dan dipaksa tentu saja tidak ada dalam list kehidupan Friska maupun semua gadis di luar sana. Namun hidup bukan hanya tentang rencana, tetapi juga tentang kenyataan. Jika rencana membutuhkan kenyataan sebagai perwujudannya, maka kenyataan tidak membutuhkan rencana sebagai penyebabnya. Dan kenyataan itulah yang sedang dihadapi oleh Friska saat ini, menikah dengan orang asing dan dengan keterpaksaan sebagai bentuk pertanggungjawaban

Memikirkan itu semua membuat kepala Friska berdenyut dan butuh diistirahatkan. Ia pun menutup matanya berharap esok segera datang membawa cerita baru untuk hidupnya. Karena bagi Friska hidup itu seperti game, jika kamu sudah mencapai suatu level, maka yang perlu dilakukan adalah berjuang agar sampai ke level selanjutnya. Bukan malah putus asa dan kembali ke level sebelumnya.

To be continued

Jangan lupa like dan saran nya ya..

1
Zera yulfita
superrr
Diana Puji Astuti
bagus ceritanya Thor.. trimakasih
peni
/Kiss/
Fajar Ayu Kurniawati
.
Lina Katarina
yah Digo pake pura 2 padahal sih suka tuh sama Friska
Lina Katarina
,yah di Digo belagu sok gengsian , padahal sih suka tuh
Mira Lestina
endingnya sangat memuaskan
Emy Chumii
syedih 😢😭
Emy Chumii
👍👍👍👍👍
sweetpurple
Luar biasa
sweetpurple
Lumayan
www.ok
yuhuu
Dewi Shandra
kerennnn
Dewi Shandra
🤣🤣 nyamuk jantan dan kekar
Dewi Shandra
seru
Dewi Shandra
😂😂😂😂😂
Dewi Shandra
Luar biasa
Dewi Shandra
🤣🤣🤣🤣 lawan berat rupanya
Dewi Shandra
😂😂😂 mulai galau CEO nya
Herni Marianty
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!