Seorang pendekar tanpa tanding yang juga ahli pengobatan jenius dengan menggunakan metode terlarang dalam pengobatannya. Setelah kematiannya dia mendapatkan kesempatan untuk menjalani kehidupan keduanya.
Dengan mengandalkan keahlian dalam pengobatan terlarang dia dijuluki Dark Doctor, dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit pasien bahkan menghidupkan kembali orang yang telah mati.
Apakah setelah kehidupan kedua ini pendekar itu akan masuk ke alam Neraka atau Surgawi?
Ikuti perjalanannya dalam novel ini.
Jangan lupa untuk like setelah selesai membaca agar penulis dapat menghitung retensi secara manual untuk melihat minat baca dari teman-teman.
Selamat membaca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHALINKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2 | Namaku Jason Lee
Jason kemudian duduk bersila dan mulai mengatur nafas untuk menyembuhkan luka-luka di tubuhnya tanpa mempedulikan sekitarnya.
Semua orang di dalam mobil masih terpana melihat Jason dengan mata tak berkedip.
DINNNN… DINNNN…
Suara klakson mobil berbunyi dari belakang mobil ambulance yang menyadarkan sopir ambulance melihat ke depannya. Nenek yang menyeberangi jalan telah berada di seberang jalan dan dia pun kembali memacu mobil ambulance ke rumah sakit dengan kecepatan tinggi.
Mobil ambulance segera tiba di Rumah Sakit Rakyat untuk menurunkan Jason yang mereka bawa. Tetapi orang-orang di dalam mobil kebingunan memperhatikan Jason yang terlihat masih bermeditasi di depan mereka.
“Dik, ayo kita turun dulu untuk memeriksa luka-lukamu!” ajak seorang perawat yang berbicara pada Jason.
Jason membuka matanya dan melihat ke perawat yang berbicara tadi. Kemudian dia bangkit berdiri lalu berjalan menuruni mobil ambulance seperti tidak dalam keadaan terluka.
Semua orang yang melihat kejadian itu terkejut lalu menghalangi Jason untuk pergi sebelum memeriksa luka-lukanya.
“Dik, kita masuk dulu ke dalam untuk memeriksa luka-lukamu,” pinta perawat lainnya yang menghalangi jalan Jason.
“Aku tidak apa-apa,” sahut Jason.
Namun Jason yang terlihat kebingungan memandang ke sekelilingnya, dia melihat mobil ambulance dan juga gedung rumah sakit di depannya. Lalu dia melihat para perawat wanita yang berpakaian aneh dalam pikiran Jason.
“Aku berada dimana?”
“Seingatku terakhir aku berada di alam kekosongan bersama Dewa Iblis dan Kaisar Dewa Cahaya,” batin Jason
Karena rasa ingin tahunya, Jason akhirnya tidak menolak lagi ajakan perawat untuk masuk ke dalam rumah sakit itu. Seorang perawat wanita kemudian memintanya berbaring di atas kereta dorong dan membawanya masuk ke ruang unit gawat darurat untuk memeriksa tubuh Jason.
Di dalam ruang unit gawat darurat, seorang dokter wanita yang memeriksa tubuh Jason melihatnya dengan tatapan aneh. Dia menatap laporan kecelakaan yang dituliskan oleh perawat yang menjemputnya. Dengan catatan luka dalam laporan itu seharusnya membuat Jason tewas sesuai rekaman suara perawat. Tetapi kini bukan hanya luka di tubuh yang hilang namun Jason sendiri telah hidup dan sehat.
“Siapa namamu dik?” tanya dokter wanita cantik yang berusia 26 tahun itu.
“Dik? Usiaku 66 tahun. Dan aku jauh lebih tua darimu,” batin Jason yang terkejut ketika dokter wanita itu memanggilnya Dik.
“Namaku Qian Wu,” sahut Jason dengan mengkerutkan alisnya.
Qian Wu belum menyadari bahwa dirinya telah masuk ke dalam tubuh seorang pemuda yang bernama Jason.
“Semua orang memanggilku adik sejak tadi, apa mereka pikir aku masih kecil?” batin Qian Wu.
Qian Wu melihat sekeliling ruangan itu dan tampak beberapa ranjang tidur yang berbentuk aneh baginya juga orang-orang yang berbaring di atas ranjang tersebut.
“Ahh… “ Qian Wu tiba-tiba memegang kepalanya yang merasa sakit. Kemudian muncul kilatan ingatan dari Jason di dalam kepalanya yang seperti menonton sebuah rekaman film.
“Apakah kepalamu sakit?” tanya dokter wanita itu sambil melirik nama Jason beserta foto diri pada kartu mahasiswa yang tergantung di saku bajunya.
Dokter wanita itu berjalan mendekati Jason untuk memeriksanya lebih lanjut.
“Pemuda ini lupa nama dirinya. Sepertinya dia mengalami lupa ingatan,” pikir dokter wanita tersebut.
Ketika dokter wanita itu berada di sampingnya, Jason secara tiba-tiba melompat dari atas ranjang dengan wajah terkejut memandang ke arah cermin yang berada di dinding ruangan gawat darurat itu. Kemudian dia berjalan mendekati cermin itu dan mengamati tubuh dan wajahnya.
“Kenapa aku berada di tubuh ini?” Dia memegang wajahnya lalu melihat nama dan foto di saku bajunya. Kemudian dia mengambil kartu mahasiswa itu dan mengamatinya. “Jason Lee!” gumamnya.
Dokter wanita itu terkejut melihat Jason yang melompat dan langsung menuju ke arah cermin. Kemudian dia mengamati tingkah Jason yang terlihat aneh di depan cermin itu.
“Jadi aku berreinkarnasi ke dalam tubuh anak bernama Jason Lee ini,” pikir Qian Wu.
Kemudian dia menatap ke arah cermin dan tersenyum. “Sepertinya wajah ini cukup tampan. Dan aku terlihat lebih muda. Hehehe…”
“Aku sebaiknya menggunakan nama anak ini. Agar musuh-musuhku tidak menyadari diriku,” batin Qian Wu.
Melihat Jason yang sejak tadi mengamati cermin di depannya sambil tersenyum, membuat orang-orang di ruang unit gawat darurat itu saling memandang dengan tatapan aneh.
Dokter wanita yang memeriksa Jason segera mendekatinya. “Namamu Qian Wu kan? Apa yang telah terjadi? Mengapa kamu melihat ke arah cermin terus menerus?” tanyanya.
Jason menoleh pada dokter wanita itu. “Ah, maaf, namaku Jason Lee. Aku tadi mengingat wajah seseorang bernama Qian Wu di kepalaku,” sahut Jason sambil memegang kepalanya kembali.
“Hampir saja aku melakukan kesalahan,” gumamnya dalam hati.
Jason kini bersikap lebih sopan berjalan menuju ranjangnya. Dia pun mulai bekerja sama menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dokter wanita itu. Untunglah ingatan dari tubuh Jason masih tersimpan dan Qian Wu bisa menjawabnya dengan baik.
“Baiklah, aku rasa kamu sudah bisa pulang. Namaku dokter Jessica Wong kamu bisa mencariku jika kamu mengeluhkan sesuatu nantinya.”
Dokter Jessica kemudian menyerahkan berkas Jason kepada perawat di sampingnya dan memintanya untuk mengurus kepulangan Jason.
Tiba-tiba dari lorong rumah sakit sebuah kereta dorong mengantarkan seorang pasien wanita setengah baya masuk ke dalam unit gawat darurat
“Dokter, tolong selamatkan ibuku!”
Teriak seorang wanita muda di samping kereta dorong itu dengan wajah sedih.
Seorang dokter laki-laki berkaca mata segera menghampiri pasien itu dan meminta perawat untuk membaringkan tubuh wanita setengah baya itu di atas ranjang pasien.
Para perawat kemudian mempersiapkan segala peralatan medis dan memasangnya di tubuh sang ibu. Ibu setengah baya itu terlihat diam tak bergerak. Peralatan medis yang memeriksa tubuh pasien terlihat menunjukkan gejala normal, namun detak jantung ibu itu terlihat lemah.
Dokter laki-laki itu mengkerutkan keningnya setelah memeriksa keadaan ibu tersebut.
Tiiiiitttttt!...
Suara mesin EKG yang memeriksa detak jantung pasien tiba-tiba berbunyi panjang yang menandakan jantung pasien telah berhenti berdetak. Wajah dokter laki-laki itu tampak tegang dan memerintahkan perawat segera melakukan penyelamatan darurat dengan alat pemacu jantung.
Deg! Deg!
Beberapa kali dokter itu melakukan penyelamatan medis untuk memacu detak jantung ibu tersebut namun gagal. Akhirnya dokter itu menggelengkan kepalanya. “Pasien meninggal pada pukul 12.15 karena gagal jantung,” katanya.
Kejadian tersebut sejak awal tidak lepas dari pengamatan Jason. Dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan kondisi ibu tersebut. “Aku harus menggunakan Mata Surgawi milikku untuk melihat kondisi ibu itu.”
Kemudian Jason merapal mantra dan menggerakkan kedua tangannya untuk mengaktifkan Mata Surgawi agar bisa melihat kondisi tubuh ibu tersebut.
TERUSSS BERKARYA YAAA
🤩🤩