NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mencintaimu?

Salahkah Aku Mencintaimu?

Status: tamat
Genre:Tamat / Anak Genius / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Suami amnesia
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Ghina

Salahkah seorang istri mencintai suaminya? Walau pernikahannya karena perjodohan kedua orang tua mereka berdua. Tentu tidaklah salah!

Aurelia, gadis desa yang baru saja menyelesaikan sekolah tingkat atasnya, dia langsung jatuh cinta pada calon suaminya Dhafi Basim, pria dari desa yang sama tapi sudah lama pindah dan tinggal di Ibu Kota. Namun, apa yang terjadi setelah mereka menikah, lalu Dhafi memboyong Aurelia untuk tinggal di Jakarta?

"Ampun .. Mas Dhafi, maafkan aku ... ini sakit," teriak Aurelia kesakitan saat tali pinggang suaminya menghujami seluruh tubuhnya.

"Dasar istri kampungan!" maki Dhafi.

Cinta membuat orang buta, begitulah Aurelia wanita yang polos. Berulang kali menerima siksaan dari suami, namun dia tetap bertahan. Tapi sampai kapankah dia bertahan? apalagi suaminya juga berkhianat dengan sepupunya sendiri. Mungkinkah ada sosok pria yang lain menolong Aurelia? Ataukah Aurelia berjuang sendiri membuat suaminya membalas cintanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip emak-emak

Air mata Aurelia kembali berlinang jatuh membasahi pipinya saat melihat pantulan punggungnya yang sudah penuh dengan luka baret serta memar di cermin, mau diobati pun tak bisa karena tidak ada yang bisa membantu mengobatinya, dan jangan berharap suaminya mau mengobati bekas luka sabetan. Aurelia kembali menurunkan daster lusuhnya, dan bergegas keluar dari kamarnya untuk melakukan tugasnya sebagai istri yaitu bersih-bersih, bagi Aurelia berbenah rumah menjadi salah satu pelampiasan dari semua rasa kecewanya.

Setiap pagi Aurelia tidak menyiapkan sarapan buat Dhafi, karena pria itu setelah shubuh sudah berangkat ke kantor dengan alasan takut kena macet. Entah benaran takut kena macet atau ada sesuatu dibalik itu, tapi buat wanita lugu itu dia memercayainya, dan dilarang banyak bertanya pada suaminya.

Ketika ke dapur, Aurelia melihat kebutuhan dapur sudah habis, sedangkan dia butuh makan, dan Dhafi ternyata benar-benar tidak meninggalkan uang belanja untuk dia masak.

“Uangku tinggal sepuluh ribu, ini tidak cukup buat belanja sayur,” keluh Aurelia sembari melihat isi dompet kecilnya, namun ada rasa bersyukur ternyata masih ada sisa uang. Dengan langkah tertatih-tatih dia tetap keluar dari rumahnya, dan pergi ke warung sayur yang tak jauh dari rumahnya.

...----------------...

Warung sayur

“Eh Bu Tin, tahu gak sih si Ima udah ngelaporin suaminya loh yang suka KDRT itu ke kantor polisi. Semalam polisi udah tangkap suaminya, duh saya tuh senang akhirnya si Ima ngelaporin suaminya juga. Gak tega saya teh lihat badannya si Ima penuh sama luka-luka memar, belum lagi wajahnya suka lebam ngitu,” cerosos Lilis bagaikan kertas api, sembari kedua tangannya pilih-pilih sayuran.

“Wah baguslah kalau begitu, makannya kalau jadi istri tuh jangan mau diperlakukan kasar, walau cinta mati sama suaminya,” sahut Bu Tin si pemilik warung sayur.

Aurelia yang ada di antara ibu-ibu komplek terlihat terdiam, dan mendengar jelas gosip hangat tersebut.

“Eh Neng Aurel, mau beli apa? Kok malah jadi bengong begitu,” tegur Bu Tin yang baru ngeh melihat kedatangan Aurelia.

Lamunan Aurelia sekitar buyar, lalu dia menatap ke arah Bu Tin. “Lagi mikir dulu mau masak apa Bu,” jawab Aurelia apa adanya, sembari memegang seikat sayur bayam.

Bu Tin diam-diam memperhatikan wajah Aurelia yang terlihat bengkak dan sembab di bagian kedua netranya.

“Ya udah sok atuh dipikirkan dulu mau masak apa buat suaminya,” balas Bu Tin, sembari melayani ibu-ibu yang lain.

“Ya Bu.”

Aurelia bergegas memilih sayuran yang harganya terjangkau dengan uang sepuluh ribunya, dan jatuh pilihannya pada sayur bayam dan tempe, tidak ada lauk pauknya.

“Bu Tin, saya beli ini aja sayur bayam sama tempe, jadi berapa Bu harganya?” tanya Aurelia menyodorkan seikat sayur bayam dan tempe berbungkus daun.

“Jadi sepuluh ribu, Neng. Gak sekalian beli ayam atau ikannya Neng?” tanya Bu Tin menawarkan barang dagangannya.

Aurelia mengambil uang satu-satunya yang dia miliki, dan memberikannya. “Kebetulan kemarin masih ada ayam di kulkas Bu, belum saya masak,” jawab dusta Aurelia.

Bu Tin menerima uang tersebut dari tangan wanita itu. “Neng Aurel lagi sakit ya, mukanya kok kelihatan bengkak begitu?” tanya Bu Tin agak penasaran.

Tangan Aurelia menyentuh pipinya sendiri. “Ah ini saya alergi obat Bu, semalam badan saya agak gatal-gatal, jadi bengkak begini wajahnya,” jawab Aurelia kembali berdusta, masih menutupi tindakan suaminya.

Lilis yang masih memilih sayuran, menolehkan tatapannya ke arah Aurelia. Wanita paruh baya itu menepuk lembut bahu Aurelia, akan tetapi wanita itu langsung mengerakkan bahu dengan meringis kesakitan saat disentuh bahunya.

“Aduh Neng Aurel, bahunya lagi sakit ya, Ibu tadi maksudnya mau kasih tahu minum susu cap badak kalau alergi obat atau keracunan obat, kalau belum mendingan bawa ke dokter biar dicek,” kata Lilis, wanita paruh baya itu melayangkan tatapan yang mencurigakan.

“Iya Bu Lilis, bahu saya agak sakit karena terkilir, kalau begitu terima kasih banyak buat infonya. Saya duluan ya Bu,” pamit Aurelia segera mengambil plastik belanjaan, dan bergegas menuju rumah suaminya. Wanita muda itu memilih bergegas meninggalkan warung ketimbang banyak mata yang menatap curiga padanya.

Bu Tin dan Lilis menatap wanita yang berpenampilan sederhana itu, hanya menggunakan kaos oblong dan rok plisket panjangnya.

“Bu Tin, kok saya feeling-nya agak gak enak dengan pengantin baru itu ya,” ucap Lilis curiga.

“Hush ... Jangan menduga seperti itu, siapa tahu apa yang dia katakan tadi memang benar. Masa suaminya yang tampan bisa ringan tangan sama istrinya. Beda sama suaminya si Ima yang suka mabok-mabokkan, plus wajahnya udah kayak begal begitu,” sahut Bu Tin, walau hati kecilnya juga punya praduga yang sama.

“Iya semoga saja.”

Setibanya di depan rumah Aurelia buru-buru masuk ke dalam rumahnya yang lumayan terlihat mewah minimalis itu, dan segera meneguk segelas air dingin dari dispenser.

“Jangan sampai suamiku di penjara, nanti apa kata ibu dan bapakku di kampung dan mertuaku,” gumam Aurelia sambil menggelengkan kepalanya.

Sementara itu di tempat yang berbeda.

Tubuh Dhafi masih mengungkung seorang wanita yang berlihat agak lebih tua dengan Aurelia, sama-sama mereguk dan mencari kenikmatan indah di pagi hari ini, suara erangan saling bersahutan mengisi ruang kamar tersebut.

“Terima kasih, Sayang ... kamu benar-benar nikmat dan sangat hot,” kata puji Dhafi sembari mengecup kening wanita yang masih berada di bawah kungkungannya.

“Sama-sama Mas, kamu juga hebat sekali, makin perkasa saja,” jawab wanita itu, sembari mengusap wajah tampan Dhafi.

Puas menikmati sarapan pagi yang indah, Dhafi pun mengajak wanita itu untuk mandi bersama dan sekaligus sarapan bersama. Sungguh sikapnya jauh berbeda dengan wanita yang senantiasa menerima perlakuan buruk darinya di rumah mereka berdua.

“Ingat ya Mas Dhafi, jangan sesekali kamu melakukan hubungan intim dengan wanita kampungan itu. Kamu adalah milikku, dan hanya aku yang boleh menikmati tubuhmu ini,” kata wanita yang baru saja menyelesaikan sarapan paginya.

Dhafi merangkul bahu wanita itu, dan mengecup pipinya. “Tenang dong Sayang, aku tidak akan tergoda dengan wanita itu. Dan hanya kamulah istriku satu-satunya,” jawab Dhafi begitu lembutnya.

Wanita yang berparas ayu itu tersenyum tipis dan membayangi wajah Aurelia yang tampak menyedihkan itu.

“Terima nasibmu Aurelia, memangnya hanya kamu saja yang bisa memiliki Mas Dhafi, nyatanya dia juga menjadi suamiku,” gumam wanita yang bernama Faiza.

Faiza mengurai rangkulan Dhafi, lalu memeluk suaminya itu dengan dekapan hangatnya, kemudian  kembali mengecup bibir Dhafi.

“Aku sangat mencintaimu, dan aku berharap kelak akan menjadi istrimu satu-satunya,” ungkap Faiza.

Dhafi membelai lembut rambut istri keduanya itu. “Kamu bersabar ya, tunggu sembilan bulan lagi. Aku harus menunggu pembagian warisan milikku dari kakek, jika aku terburu-buru menceraikan Aurelia maka aku yang rugi. Dan kamu tenang saja, aku tidak akan jatuh cinta dengan sepupumu itu, kamu dan dia sangat jauh berbeda,” balas Dhafi dengan kesungguhan hatinya.

Faiza tersenyum sembringah, tangannya pun terulur mengusap lembut rahang kokoh Dhafi, pria yang berhasil dia taklukkan dan sudah jatuh di pelukannya.

“Mmm ... Mas Dhafi, aku bolehkan main ke rumah baru itu yang kamu tempati, sekalian mau sapa maduku itu?” tanya Faiza dengan tatapan lembutnya.

Dhafi menatap lekat wajah istrinya itu. “Kamu tidak sedang cari masalahkan dengan Aurel?”

Wanita itu mengulum senyum tipis sembari mengusap rahang Dhafi. “Tenang Mas, aku gak akan cari masalah kok. Aku akan tetap menjaga rahasia kita.”

Bersambung ...

Yuk dukung selalu karya ini dengan cara selalu klik LIKE nya ya, jangan lupa tinggalkan komentarnya juga. Makasih

Lope-lope sekebon 🍊🍊🍊🍊🍊

1
Rizkaa
Luar biasa
Runik Runma
bagus
Runik Runma
Alhamdulillah
Runik Runma
mantap
siti Hasanah
kasian sekali ma si dhafi... sukurin...
siti Hasanah
ahirnya sah
lili herawati
Luar biasa
Nia Nara
Lanjut kuliah dong Aurel, masa mau kerja jadi pengasug attalah terus, kan nanti suatu hari attalah bisa besar
Fajar Ayu Kurniawati
.
S yaquila
penulisan nama athallah harusnya GK dobel (L) jdi nggk enk di baca. krna penulisan (tuhan/Allah) juga dobel (L )
siti Hasanah
maaf cerita yg d promoin kok g da d pencarian thor
Lina A.: yang judulnya apa Kak?
total 1 replies
Firma
Luar biasa
Vivo Blue
Biasa
Vivo Blue
Kecewa
Dewa Rana
maling teriak maling
Dewa Rana
hahahaha 🤣🤣🤣
Dewa Rana
ujung ekornya gimana sih Thor, ujung matanya maksudnya?
Dewa Rana
Luar biasa
Dewa Rana
menenangkan Thor, bukan menenangi
Dewa Rana
kalimat are you boring itu Salah Thor, yg benar, are you bored?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!