Guru killer, yang ada dibenak semua orang pasti seorang guru yang galak dan suka menghukum siswanya bukan?
Begitu pula yang dialami oleh Evangeline Dorius (18 tahun) yang sangat tidak menyukai seorang guru killer karena selalu menyulitkannya atau memberinya tugas yang banyak.
Namun, apa jadinya jika guru killer itu jatuh cinta kepada dirinya? Bagaimana reaksi Eva terhadap pernyataan cinta Pak Theo?
Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NKS Iravati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - 3 Serangkai
Star International High School
Star International High School, merupakan sekolah menengah atas paling bergengsi di Jakarta. Dimana sebagian besar murid-murid yang bersekolah disini kebanyakan anak dari para orang kaya.
Sedangkan untuk murid yang memiliki ekonomi menengah seperti Eva, harus berjuang dan belajar lebih keras agar mendapatkan beasiswa lalu diterima masuk ke sekolah ini. Selain penerimaan siswa dari jalur akademik, sekolah ini juga menerima siswa dengan prestasi non akademik seperti olahraga. Namun, yang diterima tentu siswa yang sudah menang di kejuaraan tingkat nasional.
Disinilah Eva, setelah menaiki bus selama 15 menit, saat ini dia berdiri didepan gerbang sekolah. Lalu dengan cepat berlari kecil menuju kantin sekolah membawa roti yang akan dijualnya.
Jika ditanya apakah Eva malu melakukannya? Maka jawabannya adalah tidak, dia sama sekali tidak malu menjajakan dagangannya bahkan dia sudah melakukannya sejak dibangku SMP.
Eva melakukan semua ini, karena ingin kesehatan ibunya membaik dari penyakit gagal ginjal kronik yang diderita sang mama.
"Bu, ini roti hari ini ya." Ucap Eva kepada ibu kantin.
Ibu kantin pun menjawabnya. "Ah, iya taruh saja di depan nak, sepulang sekolah nanti akan ibu beri uangnya." Jawab Ibu kantin.
"Baik Bu." Ucap Eva cepat lalu dengan langkah gontai menuju ruang kelasnya yang terletak di lantai tiga.
*
Eva pun sudah berada di lorong lantai tiga namun, tiba-tiba dari arah belakang ada dua orang yang mendekati Eva dan….
"Dor!" Pekik dua orang itu bersamaan.
"Eh ayam kaki tiga." Ucapnya asal karena terkejut.
Dua orang tadi pun tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Eva ketika terkejut.
"Grace! Mitha! Kalian ini suka sekali membuatku terkejut!" Ucap Eva yang langsung menabok pelan lengan dua orang sahabatnya.
"Hehehe ya maaf, tapi ini idenya Grace." Mitha berucap lalu menunjuk Grace.
Grace pun membelalakkan matanya. "What?! Aku? Kamu juga ikutan!" Ucapnya yang tidak mau disalahkan.
Eva pun memutar bola matanya jengah. "Sudah! Ayo kita ke kelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai." Ujar Eva menengahi. Lalu memegang tangan kedua sahabatnya itu mengajaknya menuju ke ruang kelasnya.
"Hey, kalian mau tau satu info gak nih?" Tanya Grace. Sembari berjalan menyusuri lorong.
"Info apa? Apakah Pak Harto sudah jadian dengan Bu Neni?" Tebak Mitha.
"Bukan! Aku denger-denger besok Bu Luna gak akan ngajar kimia lagi. Karena akan dipindah tugaskan." Ujar Grace.
Eva dan Mitha tampak sedih. "Yahh, Bu Luna gak ngajar lagi, padahal aku suka saat diajari olehnya walau gak terlalu suka sama mata pelajarannya." Ucap Eva.
"Ho'oh, aku setuju sama Eva." Mitha berucap.
"Eitssss, jangan sedih dulu. Besok katanya bakalan ada guru baru yang gantiin Bu Luna dan gurunya itu cowok loh, masih muda lagi." Ucap Grace.
Mata Mitha pun berbinar. "Wih beneran nih? Ganteng gak ya?" Mitha tampak berfikir.
"Kalo ganteng, bakal aku pepet deh." Ucap Grace.
Eva menggeleng pelan kepalanya, jika sudah berbicara mengenai cogan alias 'cowok ganteng' para sahabatnya tidak akan ada habisnya. "Sudah jangan mikirin cogan mulu, ayo masuk kelas." Ujar Eva.
"Iya deh iya si juara 2 umum." Mitha dan Grace berucap bersamaan.
*
Di kelas
"Baiklah sekian materi dari ibu, apakah ada yang ditanyakan?" Tanya Bu guru sehabis menerangkan materi pelajaran di depan kelas.
Diam, tidak ada satu siswa pun yang bertanya, bahkan murid sepintar Eva pun bungkam. Jika dia bertanya kepada guru disaat mendekati jam istirahat seperti ini maka dia akan menjadi sasaran empuk amukan dari teman sekelasnya. Dan lagi pula dirinya ingin cepat-cepat istirahat karena cacing di perutnya yang sedari tadi berdemo ingin makanan.
Bel tanda bahwa sudah saatnya jam istirahat pun berbunyi.
"Jika tidak ada yang bertanya, maka ibu akan akhiri pertemuan hari ini." Ucap Bu guru lalu berlalu pergi meninggalkan ruangan kelas.
Para siswa pun bernafas lega, lalu berbondong-bondong pergi menuju kantin untuk menuntaskan rasa laparnya. Begitu pula Eva, Mitha dan Grace.
Bersambung…….
Grace Natalie, merupakan sahabat dekat yang dimiliki Eva. Grace orang yang cantik, baik dan agak bar-bar. Walau dia anak orang kaya di urutan ke-3 dia tetap berteman dengan Eva dan Mitha tanpa membeda-bedakan status.