NovelToon NovelToon
AKU MENYERAH

AKU MENYERAH

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / CEO / Playboy / Kehidupan di Kantor
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rahma AR

Renata menatap dingin dua sejoli yang berdansa mesra di depannya sambil meneguk minuman dinginnya.

Joandra, tunangannya seakan ngga mempedulikannya dan terus saja berdansa dengan Saraswati, model di perussahaan mereka.

Renata dan Joandra dijodohkan kedua orang tua mereka demi perjanjian bisnis keluarga. Tepatnya orang tua Renata berhutang cukup besar pada keluarga Joandra.

Tapi jauh sebelum itu Renata dan Joandra sudah saling mengenal. Joandra bahkan sempat menyatakan sukanya pada Renata lewat teman dekat Renata. Tapi karena sesuatu hal, Renata teepaksa menolak.

Tapi takdir mempermainkan mereka. Mereka kembali disatukan lewat perjodohan bisnis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Takut

Renata menatap wajahnya di depan cermin hiasnya. Mama sudah mendandaninya dengan gaun cantik berlengan pendek yang panjangnya selutut.

Rambut panjang ikalnya di gelung ke atas, sehingga menampilkan leher putih jenjangnya. Ada kalung emas tipis dengan leontin berbentuk bola kecil menghiasinya.

Menurut mamanya penampilannya sudah sempurna. Dia dikaruniai kulit seputih salju milik mamanya. Tapi bentuk wajahnya mewarisi ketampanan papanya.

Matanya coklat bening bercahaya, bibirnya agak tebal dengan hidung yang mungil. Keseluruhan Renata tampak cantik dan manis. Mama pun hanya mendandaninya secara minimalis, itu pun sudah membuatnya terlihat sangat menarik.

"Kita berangkat, ya. Papa menunggu di bawah," kata mama lembut.

"Ma," panggil Renata menahan langkah wanita yang sudah melahirkannya sembilan belas tahun yang lalu.

"Ya sayang?"

"Umur emm... umur laki laki yang dijodohkan denganku berapa tahun, ya?" tanyanya agak ragu.

Dia juga perlu mempersiapkan topik pembicaraan. Nggak mungkin dia bisa memgobrol dengan topik biasa jika umur laki laki itu cukup jauh di atasnya.

Mama tersenyum lembut.

"Umurnya dua puluh dua tahun. Kata Pak Ramsi, putranya juga lulusan tercepat di kampusnya," jelas mama lagi.

"Oh iya, mam," kata Renata mulai tenang. Sekarang tinggal pembawaan laki laki itu saja. Apa sesuai umurnya, lebih tua atau malah seperti remaja.

Dada Renata bergemuruh. Dia gugup sekaligus takut.

Apa laki laki itu akan memandangnya rendah? Apalagi dia sudah mengeluarkan banyak uang untuk membayarkan utang utang keluarganya dan juga biaya pengobatan adiknya yang sangat besar.

Mamanya seakan mengerti. Dia menggenggam erat lengan putrinya.

"Kamu masih bisa menolak, sayang," ucap mamanya lembut.

Renata mengerjapkan matanya yang terasa panas.

Dia ngga boleh nangis. batinnya menguatkan

"Papa akan menjual perkebunan kita. Kamu ngga perlu melakukan ini," kata mamanya lagi berusaha menggoyahkan pendirian Renata.

Dari awal beliau dan suaminya ngga setuju menjodohkan Renata karena masalah utang. Renata adalah putri kebanggaan mereka. Mereka ingin pernikahan Renata atas dasar cinta, walaupun hingga kini belum terlihat siapa kekasih putrinya.

Hanya saja menjual perkebunan tidak bisa dilakukan dalam waktu cepat. Itu yang menjadi kendala dan penyebab papa Renata terpaksa menerima perjodohan ini. Di tambah kondisi Shiren yang memburuk. Putra pertamanya pun menghilang, ngga tau gimana kabarnya. Bank sudah mengirimkan waktu penyitaan rumah yang ternyata sudah ngga lama lagi. Juga hutang hutang perusahaan yang mendekati tanggal jatuh tempo. Semua itu membuat konsentrasi laki laki paruh baya yang terkenal mumpuni dalam bisnis ini terpecah belah.

Untungnya jantungnya masih kuat memghadapi cobaan seberat ini.

Yang menyakitkan hati beliau adalah banyaknya penawaran murah untuk lahan perkebunan mereka yang berhektar hektar. Papa ngga mungkin melepasnya. Karena hanya cukup membayar separuh utang saja. Tidak akan menyelesaikan masalah.

Sahabat, teman apalagi saudara yang saat mereka berada di atas turut menikmati keberhasilannya malah meninggalkannya dan memanfaatkan situasi demgan tanpa perasaan empati.

Renata pun cukup mengerti. Ini adalah keputusan paling terpaksa yang harus kedua orang tuanya ambil. Renata tau, mama dan papanya pasti berat melakukan hal ini.

Bahkan sampai sekarang, papanya ngga berani melihat matanya. Padahal Renata ngga marah. Hanya merasa sedih saja kenapa keluarganya harus mengalami nasib seperti ini.

"Tidak apa, ma. Do'akan Renata agar kuat ya ma," katanya dengan suara agak bergetar. Perasaan takut begitu mendominasi hatinya.

Dia bisa menerima semua ini, tapi gimana dengan laki laki yang akan menjadi suaminya? Renata takut kalo nanti akan diperlakukan dengan semena mena.

Mama merapikan kembali make up Renata sebentar dengan tisu sebelum keduanya melangkah ke ruang tamu, dimana papanya sudah menunggunya.

Saat berhadapan dengan papanya, Renata terpaku melihat mata papanya yang basah. Papanya habis menangis.

"Kamu cantik sekali," puji papanya getir. Harusnya beliau mengantarkan putrinya dengan bangga pada calon keluarga suaminya.

Calon suami yang mencintainya, bukan sebagai penebus hutang.

Renata tersenyum kaku.

"Sayang, maafkan papa. Papa janji, kalo perkebunan kita sudah ada yang beli dengan harga yang wajar, papa akan menebusmu," ucap papanya dengan suara bergetar.

Renata menggelengkan kepalanya.

"Jangan seperti itu, pa. Kalo perkebunan laku, lebih baik buat pengobatan Shiren. Renata ngga pa pa," katanya mencoba menguatkan hati sang papa sementara hatinya hancur.

Papa menepuk bahunya lembut. Dan tanpa kata mereka pun menghampiri mobil yang sudah disiapkan Pak Diman, supir keluarga.

Sepanjang perjalanan suasana terasa hening karena masing masing sibuk dengan jalan pikiran sendiri. Perjalanan ini terasa lama, padahal jika situasi berbeda akan terasa biasa saja.

Renata hanya diam sambil menatap keluar jendela dengan pikiran jauh terbang ke masa SMAnya yang sangat singkat.

"Renata, kamu dapat salam dari mantan ketua osis. Wiiih, mantap. Balas ya," celoteh Eva penuh semangat.

Tanpa sadar hati Renata jadi pedih. Selama bertahun tahun menyimpan rasa akhirnya sia sia. Renata sudah bertekad akan mencarinya, meminta maaf dan mengatakan yang sebenarnya. Tapi ternyata sudah sangat terlambat.

Sudah saatnya sekarang tutup buku tentang dia. Sudah ngga mungkin menggapainya lagi. Pintu harapannya pun sudah tertutup rapat. Sekarang dirinya hanyalah istri penebus. hutang.

1
Safa Almira
bagus
Taty Hartaty
tuh kan bener, temen nya boong
Taty Hartaty
curiga temannya bokis dehh
westi
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Liana Wati
Kecewa
Liana Wati
Buruk
Emai
saya suka ceritanya. gak papa kaka terus bersemangat berkarya. ringan. ini cerita keempat yg saya baca
Jenny Muntu
Luar biasa
Jenny Muntu
Lumayan
3sna
joan cm acuh tp gk tegas jd msih membuka harapn untuk orang2 brbwt jahat dn bertindak sesuka hati
aca
gampang bgt maafin wanita lemah bodoh tolol lengkap sudah semua. novelmu karakternya payah
aca
wanita bodoh qm ne diandra
Noorjamilah Sulaiman
hebat
Nanik Lestyawati
keren
Simba Berry
sayang sekali dicerita ini tdk diceritan sudah berapa tahun berlalu.tahu2 sudah renata sudah befubah aja wajahnya.bingung kita bacanya.
Siti Suhaenah
Luar biasa
Anita Choirun Nisa
good
Uba Muhammad Al-varo
Renata punya sahabat penghianat begitu juga papa joandra penghianat,hadeuh ........
Uba Muhammad Al-varo
kasian kamu Renata karena kesalah pahaman membuat kamu dibenci oleh joandra,begitu pun mamanya joandra karena kamu miskin.
Uba Muhammad Al-varo
huh joandra lain dimulut lain dihati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!