" Dia tidak mencintaimu, dia mencintaiku. Dia tidak ingin menikahi mu, akulah satu-satunya wanita yang ingin dia cintai. Kami saling mencintai, tapi karena beberapa hal kami belum bisa mewujudkan mimpi kami, berhentilah untuk menolak percaya, kami sungguh saling mencintai hingga nafas kami berdua amat sesak saat kami tidak bisa bersama meski kami berada di ruang yang sama. " Begitulah barusan kalimat yang keluar dari bibir indah wanita cantik berusia tiga puluh tahun itu. Tatapan matanya nampak begitu sendu dan ya tega mengatakan apa yang baru saja dia katakan. Rasanya ingin marah Ana mendengarnya, tapi bisa apa dia karena nyatanya memang begitu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2
" Ayah, bagaimana kalau seandainya Ibu berselingkuh? " Sebenarnya menanyakan ini juga membuat hati Ana sakit karena mau tak mau dia jadi melihat bagaimana wajah sedih Ayahnya terlihat begitu jelas. Ana terdiam karena tidak tahu harus bagaimana lagi setelah menanyakan pertanyaan yang membuat Ayahnya terdiam seperti merasa sedih.
" Ayah berharap itu tidak akan pernah terjadi, Ana. Ayah sangat sulit jatuh cinta, tali begitu jatuh cinta, Ayah juga akan sangat sulit menerima kehilangan atau juga diselingkuhi. "
Ana lagi-lagi hanya bisa terdiam, benar-benar sangat di luar dugaannya. Padahal dia berharap Ayahnya akan bertanya dengan perasaan curiga, bagaimana bisa dia bertanya dan seharusnya Ayahnya juga memikirkan kenapa bisa Ana menanyakan hal itu.
" Ana, ada apa? Apa ada sesuatu yang Ayah tidak tahu? "
Ana tersentak, padahal baru saja dia membatin dan berharap Ayahnya bertanya agar dia bisa mengatakan tentang kebenaran itu, tapi melihat ekspresi Ayahnya yang sangat berharap jika semua baik-baik saja, Ana jadi merasa tidak tega dan memutuskan untuk memendam itu sendiri.
" Tidak ada, Ayah. Cuma aku baru saja melihat Ibunya teman dekatku berselingkuh dengan Seorang pria, aku jadi merasa takut kalau Ibu akan seperti itu di belakang Ayah. "
Kendra tersenyum, dia mengusap kepala putrinya dengan lembut.
" Ayah benar-benar mencintai Ibu, jadi Ayah tidak ingin berpikir yang bukan-bukan dan pada akhirnya akan menjadi kenyataan. Ayah percaya dengan Ibu, karena Ayah merasa yakin kami saling mencintai. "
Ana menelan salivanya sendiri, dia mulai ngeri membayangkan bagaimana jika Ayahnya tahu kalau istrinya sudah berselingkuh? Bahkan juga sudah lama perselingkuhan itu terjadi. Awalnya dia sendiri juga tidak percaya, tapi karena sahabatnya sudah berkali-kali melihat secara langsung bahkan memberikan bukti berupa photo Ibunya bersama seorang pria sedang bergandengan tangan di sebuah pusat belanja, mau tidak mau dia juga memilih untuk membuntuti Ibunya, dan benar saja apa yang di curigainya, ditambah dia mendapatkan pesan dari anak si penjaga vila bahwa Ibunya sedang bersama pria disana.
" Ayah, jaman sekarang apa yang kadang kita pikirkan tidak mungkin akan menjadi mungkin saja kan? "
Kendra tersenyum sembari mengangguk.
" Benar sekali, sayang. Itulah kenapa Ayah selalu berdoa, juga memberikan apa yang Ibu inginkan agar dia tidak berselingkuh dari Ayah. "
Ana memaksakan senyumnya, sungguh cinta yang begitu luar biasa. Sayang sekali cinta itu diberikan kepada orang yang salah, tapi tetap saja Ana merasa Ayahnya pantas mendapatkan wanita yang lebih baik. Tidak mau bohong dengan mengelak kebaikan Ibu tirinya selama ini, hanya saja kekecewaannya karena mengkhianati Ayahnya benar-benar begitu besar hingga enggan mengingat perlakuan baik Istri dari Ayahnya itu.
" Baiklah kalau begitu, Ayah sudah mau pulang belum? Kalau belum aku pulang duluan ya? "
Kendra mengeryit heran.
" Sayang, jadi kau kesini hanya untuk mengobrolkan itu saja? "
" Bukan, Ayah. Aku memang mampir kesini karena lewat sini. "
Kendra menghela nafas lalu bangkit dari duduknya.
" Kita pulang bersama saja ya? "
" Ayah yakin sudah selsai semuanya? "
" Iya, sudah kok. Hari ini cuma melihat stok bahan saja, dari siang tadi juga sudah selesai. "
Hanya butuh waktu tiga puluh menit, Kendra dan Ana sudah sampai di rumah. Seperti dugaan Ana, Ibunya belum sampai dirumah karena hanya ada pembantu saja sekarang ini.
" Mba Tuti, Ibu dimana? " Tanya Kendra yang penasaran karena istrinya tidak meyambut seperti biasanya.
" Kurang tahu, Pak. Ibu keluar rumah dari pukul sepuluh pagi, belum juga pulang. "
Kendra mengeryit, hari ini istrinya lupa memberi kabar, padahal biasanya akan mengirim pesan dan mengatakan dimana dia berada kalau keluar dari rumah. Ana, gadis manis itu hanya bisa terdiam membatin sendirian. Sungguh istri yang baik, biasanya kalau sedang berselingkuh dia juga mengirim pesan kepada Ayahnya. Benar-benar di luar pikirannya, hari ini dia lupa karena memang sedang bertarung sengit di atas tempat tidur. Yah, itu sih menurut penjaga vila kalau Ibunya sudah di dalam kamar dari pukul sebelas pagi, bahkan saat Ana sedang dalam perjalanan anak penjaga vila juga mengatakan kalau Ibunya masih berada di dalam kamar bersama dengan pria itu.
***
" Sayang, aku benar-benar sangat lelah hari ini. " Ucap seorang wanita bernama Soraya atau biasa dipanggil Raya, dia adalah istri dari Kendra dan juga Ibu tiri dari Ana.
Pria yang bersamanya, dan tengah berbaring memeluknya tanpa sehelai benangpun kini semakin mengeratkan dekapannya. Dia adalah Jordan, pria berusia tiga puluh tiga tahun yang selama ini menjadi selingkuhan Raya.
" Tetaplah disini, aku masih ingin bersamamu. Sehari saja cobalah untuk tidak memikirkan suamimu itu. " Pintanya yang tak rela jika wanita pelukannya itu pergi ke pria lain.
Raya menghela nafasnya, dia ingat benar kalau hari ini dia lupa mengirim pesan. Sebenarnya tidak masalah lupa mengirim pesan, karena Kendra kan sangat mempercayainya jadi tidak akan mungkin kalau Kendra sampai marah. Tapi kalau tidak pulang kerumah, Kendra pasti tidak akan setuju, yang ada dia malah akan mencarinya kemanapun, dan bukan tidak mungkin kalau dia akan ketahuan nantinya.
" Tidak bisa, sayang. Aku harus tetap pulang, besok kita bertemu lagi ya? "
Jordan membuang nafas sebalnya.
" Kapan kau akan bercerai dengannya? Aku jelas lebih segalanya di banding pria itu, aku punya uang yang lebih banyak, jadi untuk apa kau bertahan dengan pria yang tidak kau cintai? "
" Kau tahu kan kalau Kendra satu-satunya pria yang langsung diterima lamarannya oleh orang tuaku? Kendra sangat menyayangi orang tuaku, begitu juga sebaliknya. Kalau aku bercerai tanpa sebab, atau kalau orang tuaku sampai tahu kita berselingkuh lalu aku meminta cerai, mereka pasti akan sangat membenciku, sayang. "
" Tapi aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin menjadikan mu istriku, dan aku ingin segera memiliki anak dengan mu. "
" Maaf, sayang. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk meminta cerai darinya. "
Jordan mengecup pundak Raya dan melepaskan pelukannya.
" Kau Jagan sampai mengingkari janji mu ya? Aku akan menunggu, kau harus segera melakukannya. "
" Aku tahu. "
" Kau juga jangan sampai lupa meminum pil pencegah kehamilan, aku tidak ingin kau memiliki anak dengannya. "
Raya tersenyum, dia bangkit dari posisinya, mencium bibir Jordan sebentar dan menjauh dari tempat tidur demi memunguti bajunya yang berserakan di lantai.
" Aku tidak akan hamil selama aku masih terikat hubungan pernikahan, tapi aku harus tetap memperlakukannya dengan baik sebaik dia memperlakukan kedua orang tuaku. "
Jordan menghela nafas sebalnya.
" Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu. Padahal aku jelas bisa memberikan apa yang kau inginkan, tali dengan alasan orang tua kau selalu menundanya sampai sudah mau dua tahun begini. Apa kau tidak tahu kalau aku juga sudah menolak banyak sekali wanita yang dijodohkan Ibuku? "
" Aku minta maaf, sayang. Aku akan segera menyelesaikannya. "
Bersambung.
..maaf Thor AQ tinggal dulu ya sebenarnya suka tp masih kurang greget