"Mama masih hidup! Mama masi hidup!" mata bocah itu berkaca-kaca saat Daniel mengatakan bahwa ibunya sudah meninggal. Ia tak terima jika ibunya dikatakan sudah tiada. Ia meninggalkan Daniel yang tidak lain ayahnya sendiri.
Terpaku menatap pundak bocah itu berlari meninggalkannya masuk ke dalam kamar.
Kenzie membanting pintu dengan keras, ia mengunci pintu rapat. hingga Daniel yang berusaha menyusulnya merasa kesulitan untuk membujuk putranya.
Daniel tau putranya, jika sudah seperti itu, Kenzie tidak akan mau bicara dengannya. Ia tidak akan memaksa putranya dalam keadaan seperti ini, hanya ia takut dengan kesehatan putranya semakin memburuk hingga ia memilih pergi.
"Temukan dokter itu, Saya akan membayarnya mahal," ucap Daniel dingin setelah mendapatkan telpon dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon desi m, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Hari berikutnya pak Daniel menerima hadiah spesial.
Daniel menatap bayi dalam bungkusan kain bedong itu dengan seksama.
"Ini ..., "
"Pak Daniel, ini adalah anak dari perempuan yang anda cari itu, ia mengalami kecelakaan dan meninggal saat itu juga. Ia meninggalkan bayi ini," tukas bodyguard Daniel.
Daniel mengambil bayi itu dan menggendongnya. matanya terus menatap bayi mungil tanpa dosa itu, bibirnya sama persis dengan dirinya.
Beberapa ingatan 9 bulan yang lalu mulai muncul di pikirannya.
***
Daniel menatap pintu yang tertutup rapat, ia sangat marah dan kesal dengan kelakuan perempuan itu yang mengatai dirinya gigolo.
Daniel cepat-cepat mengganti pakaiannya, saat ia mau mengambil ponselnya yang ada di tempat tidur, ia melihat ada bekas noda darah di seprai kasurnya. Daniel mendekat dan meraba bekas noda itu. Ia tertegun sejenak.
"Apa maunya wanita itu, sombong sekali dia," Daniel mengepalkan tangannya dengan erat.
"Cari wanita itu!"
Perintah Daniel setelah menelpon seseorang, tidak lupa ia juga menggambarkan bentuk dan paras wanita itu. Ia pun juga menelpon keluarganya untuk membantu mencari perempuan yang sengaja sudah membuatnya marah. Lalu ia mengambil dan menggulung seprai itu, menyimpannya dalam lemari.
Beberapa bulan kemudian, perempuan itu tidak juga mereka temukan, emosi Daniel semakin meluap.
"Saat menemukan mu, aku akan mencincang tubuh mu, tunggu pembalasan dari ku!" kedua tangannya terkepal erat sampai memutih.
Bersamaan dengan itu, Ariana kebingungan saat mengetahui bahwa ia di nyatakan positif hamil.
Ia berpikir akan menggugurkan kandungan itu, Namun pikiran itu berubah seketika, ketika ia menyadari kalau ia tidak memiliki siapa-siapa lagi.
"Tidak, aku tidak akan menggugurkannya, aku akan membesarkan mereka, bagaimanapun caranya aku akan berusaha menjadi kuat. Hanya mereka yang aku miliki saat ini," pikir Ariana mantap.
Iya,
kedua orang tuanya sudah meninggal sejak ia beranjak dewasa, keluarga lainya memusuhinya dan merampas apa yang seharusnya Ariana miliki dari peninggalan orang tuanya. Ariana bertahan hidup dengan sisa uang yang ia miliki hasil tabungan yang orang tuanya berikan.
Ariana menangis sekencang-kencangnya. Mengingat kasih sayang kedua orang tuanya yang begitu menyayanginya. Ayahnya tidak pernah membiarkan siapapun yang menyakitinya, termasuk keluarganya, namun apalah daya, setelah mereka tiada, Arian di perlakukan sangat buruk, bahkan mengusirnya di rumahnya sendiri setelah tepat 40 hari kepergian orang tuanya.
Ariana pergi mengunjungi makam kedua orang tuanya, meletakkan bucket bunga mawar putih di atas pusar keduanya, air matanya tidak dapat terbendung, ia menangis sejadinya.
"Papa, Mama, maafkan Ariana, Ariana berjanji tidak akan menggugurkan cucu kalian, Ariana akan membesarkan mereka," isak Ariana sambil menyeka air matanya.
Setelah pulang dari makam kedua orang tuanya, Arian tampak hidup kembali, mukanya yang selalu murung, kini sedikit kembali ceria dan tersenyum seraya meraba perutnya yang sudah mulai membuncit.
Ia membuka usaha kecil demi melanjutkan hidup, agar uang yang tersisa tidak habis begitu saja, setidaknya ada pemasukan setiap hari pikirannya.
Setelah melahirkan anak-anaknya, Ariana bingung dengan kondisi anaknya yang pertama, yang tidak begitu sehat. Ia pun bimbang, hidupnya sedikit sulit, keuangan sangat terbatas, bagaimana tidak, anak-anak butuh sufor, ASI-nya tidak akan cukup untuk ke-empat anak-anaknya.
Jika salah satu anaknya berada di keluarga Mahesa, ia akan hidup berkecukupan. hidup sehat dan memakan apa pun yang mereka mau.
Akhirnya Ariana memutuskan, akan mengirim putranya yang pertama, ke keluarga Mahesa.
***
Ada keraguan di hati Daniel setelah menerima bayi itu.
"Lakukan tes DNA secepatnya!"
perintah Daniel begitu bariton yang tidak mampu anak buahnya bantah. Keluarganya pun berkumpul dalam situasi ini. Orang tua Daniel memutuskan akan merawat bayi itu, meski nanti, bayi itu dinyatakan bukan anaknya Daniel, mereka tetap akan merawatnya.
Daniel terdiam, tidak menanggapi ucapan kedua orang tuanya.
.
.
.
Tiga hari kemudian, sesuai yang ia inginkan, Daniel menerima hasil tes DNA.Ia terpaku menatap hasil yang tertulis di kertas itu. Keluarganya pun ikut penasaran.
"Dia benar anakku,"
Gumam Daniel tanpa mengeluarkan suara.
Keluarganya ikut mau tau. Sesuai yang orang tuanya katakan tempo hari, mereka akan merawatnya.
"Tidak, aku sendiri yang akan merawatnya, dia putraku," ucap Daniel dengan nada yang dingin.
Semua terdiam tanpa membantah.
.
.
.
Disisi lain, Ariana membawa pergi ketiga bayinya, agar terhindar jauh dari pria yang sombong dan angkuh itu.
Disela menghidupi ketiga anaknya, Ariana menuntut ilmu di negara asing. Dengan biaya yang terbatas ia berhasil meraih mimpinya yang dulu tertunda.
Anak-anaknya tumbuh dengan sehat dan cerdas, menjadi anak yang Sholeh dan Soleha, mereka sangat patuh pada Ariana. tidak sia-sia Ariana mendidik mereka.
Ariana menatap satu persatu anaknya dengan bibir yang tersenyum, senang, ia Ariana sagat senang dengan kehadiran buah hatinya, sambil membagikan makanan yang ia beli barusan.
Mereka meloncat kegirangan.
"Ye .., kita makan!" teriak mereka, sambil berlari mengambil piring dan sendok.
"Yang Mama mana? Kenapa Mama tidak makan?" tanya si Deffa anak laki-laki.
Ariana tersenyum, mereka saling pandang.
"Mama sudah makan sayang, ini buat kalian," ucap Ariana dengan senyum yang tulus.
Reva menatap Revi adiknya yang suka sekali makan, badannya lebih besar dari Reva dan Deffa.
"Kita bagi makanan untuk Mama," ucap Deffa kemudian.
"Kalian berdua saja, makananku tidak akan cukup jika di bagi,"
Revi mendengus, menatap cepat kedua kakaknya, lalu memegang erat piring yang berisi makanannya.
"Dasar rakus, lihat badanmu sudah kayak kerbau," ejek Reva menatap sinis adiknya.
"Biarin, yang penting sehat, ngk seperti kamu, kayak papan triplek," Revi membalas ejekan Reva.
Ariana mengangkat kedua alisnya mendengar pertengkaran anak perempuannya.
"Sudah-sudah, ayo makanlah, kalian tidak perlu membagi makanan kalian, Mama masih kenyang kok," Ariana tersenyum, mereka terdiam.
"Revi, setidaknya kurangi makan yang berlebihan, itu kurang baik buat kesehatan kamu," ujar Deffa menimpali di sela suapannya.
Revi yang di katakan Deffa, hanya diam saja, sambil menikmati makanannya. Tidak begitu lama, makanannya sudah habis.
Cepat sekali dia makan.
Revi langsung membereskan bekas makanannya dan mencuci piring pergi ke-dapur. Yang lain pun begitu, mereka tidak ingin merepotkan mamanya, apa pun yang mereka lakukan, bekas makan baik itu pun bekas bermain, mereka selalu membereskannya tanpa di perintahkan oleh Ariana.
Ariana sangat beruntung memiliki mereka. Meski apa pun yang mereka lakukan belum terlalu sempurna, namun Ariana tetap memuji apa pun hasilnya, mereka semua senang dengan pujian-pujian mamanya.
"Baiklah, besok Mama akan membelikan kalian kue yang enak," ucap Ariana menatap satu persatu anaknya dengan senyum yang mengembang.
Mereka semua membulatkan matanya sambil tersenyum lebar.
"Benarkah ..., "
ucap mereka serentak.
Ariana mengangguk dengan cepat.
"Ye ....! asik ...! "
Teriak mereka sambil meloncat kegirangan. Apa lagi Revi, ia sangat senang, bahkan sudah membayangkan kue yang akan ia pesan sama mamanya
...****************...
Hai reader, tunggu Kisah selanjutnya ya, jangan lupa tap love, dan komen, agar author update lagi ya. terimakasih, selamat membaca karyaku.