NovelToon NovelToon
Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Nikahmuda / Romansa Modern
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.4
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Yang gak kuat skip aja!! Bukan novel tentang poligami ya, tenang saja.

Pernikahan sejatinya terjadi antara dua insan yang saling mencinta. Lalu bagaimana jika pernikahan karena dijodohkan, apa mereka juga saling mencintai. Bertemu saja belum pernah apalagi saling mencintai.

Bagaimana nasib pernikahan karena sebuah perjodohan berakhir?

Mahira yang biasa disapa Rara, terpaksa menerima perjodohan yang direncanakan almarhum kakeknya bersama temannya semasa muda.

Menerima takdir yang sang pencipta berikan untuknya adalah pilihan yang ia ambil. Meski menikah dengan lelaki yang tidak ia kenal bahkan belum pernah bertemu sebelumnya.

Namun, Rara ikhlas dengan garis hidup yang sudah ditentukan untuknya. Berharap pernikahan itu membawanya dalam kebahagiaan tidak kalah seperti pernikahan yang didasari saling mencintai.

Bagaimana dengan Revano, apa dia juga menerima perjodohan itu dan menjadi suami yang baik untuk Rara atau justru sebaliknya.

Tidak sa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2. Akad

°°°

Acara pernikahan akan digelar secara sederhana di kediaman keluarga mempelai perempuan. Sanak saudara sudah berkumpul untuk membantu mempersiapkan acara yang berlangsung esok hari dan mereka juga mengucapkan selamat pada Abi dan Umi. Mereka ikut senang putri dari saudara mereka menikah dengan pria kaya dari kota. Begitulah gosip yang beredar dari para tetangga.

Padahal umi dan Abi tidak pernah bercerita pada siapapun tentang calon suami putrinya. Rara pun tidak pernah bercerita pada teman-temannya, ya mereka pun kaget saat mendengar temannya akan menikah padahal mereka baru saja lulus. Rara adalah murid yang pintar, dia juga mendapatkan beasiswa S1 dari sekolahnya. Teman dan guru-gurunya sangat menyayangkan keputusan menikah muda yang Rara ambil hanya karena pria kaya dari kota.

Usut punya usut, rumor itu beredar karena tetangga sering melihat mobil kakek Tio saat berkunjung. Mereka asal menebak dan menyebar luaskan tanpa bertanya kenyataannya. Umi dan Abi tidak memikirkan hal itu, bagi mereka fitnah adalah sarana untuk mengurangi dosa-dosa kita. Ada hal yang jauh lebih penting yaitu putrinya yang akan mulai berjuang menjalani bahtera pernikahan.

Kakak perempuan Rara baru pulang tadi malam dan baru diberi tau semuanya. Ia menangis sejadinya, sebagai kakak ia malah membiarkan adiknya masuk dalam pernikahan yang tidak jelas arahnya.

"Mbak, berhenti menangis nanti cantiknya ilang loh." Goda Rara.

Bukannya berhenti menangis kakaknya itu malah semakin terisak-isak dalam pelukannya.

"Kenapa kau mau menerimanya Dek?"

"Dia adalah jodoh yang Allah kirim, Rara tidak bisa menolak."

Selama tiga bulan ini Rara benar-benar memantapkan hatinya, hingga ia bisa sekuat sekarang.

"Kau masih terlalu muda untuk menjalani kehidupan pernikahan seperti itu. Mbak saja mungkin tidak akan kuat Dek."

"Itulah sebabnya Allah memberikan pria itu padaku Mbak, karena Allah tau Mbak Luna tidak akan kuat."

Rara sedikit terkekeh untuk mencairkan suasana. Kakaknya itu sejak pulang sampai pagi ini masih terus menangis.

"Kau itu..." Luna mencubit pipi adik kecilnya, ya baginya Rara selalu menjadi adik kecilnya.

Luna masih tidak menyangka kalau adiknya bisa berpikir sangat bijaksana, sama seperti umi dan Abi yang terkejut waktu itu.

"Jangan menangis lagi, adikmu ini mau menikah bukan mau pergi kemedan perang," ujar Rara seraya mengambil tissue di atas meja rias lalu mengelap air mata kakaknya.

Sadarkah Rara jika yang akan ia hadapi mungkin jauh lebih berat dari medan perang yang saling membunuh secara terang-terangan. Luna tau betul bagaimana menjalani pernikahan seperti itu, karena ia kuliah di jurusan psikologi. Ia banyak belajar dan melakukan riset pada hubungan suami istri, dimana perang batin akan lebih menyiksa dari pada bunuh membunuh.

"Tidak bisakah kau batalkan saja perjodohan ini. Kau bisa mencari suami yang mencintai mu dan kamu cintai."

"Tapi aku tidak bisa mengangkat derajat ku di depan Allah Mbak. Ujian dan cobaan adalah sarana seorang hamba menaikkan derajatnya. Mbak tenang saja, doakan aku agar Allah memberikan adikmu ini kesabaran yang tiada batasnya."

Abi yang mendengar percakapan kedua putrinya dibalik pintu tanpa sadar menitikkan air mata. Esok adalah hari dimana ia menikahkan si bungsu pada laki-laki yang Abi sendiri belum pernah melihatnya.

Selama ini kakek Tio datang hanya sendiri, cucunya yang akan dinikahkan sama sekali tidak pernah datang untuk sekedar saling mengenal.

Hati Abi semakin nyeri, ayah mana yang tidak sedih jika tau anaknya akan menjalani kehidupan pernikahan yang tidak mudah. Lelaki seperti apa yang almarhum kakek Abdullah jodohkan dengan cucunya sendiri, meski kakek Tio sangat baik tidak menjamin keturunannya akan baik juga. Abi hanya bisa mendoakan putrinya dari jauh, karena setelah menikah Rara akan ikut suaminya.

,,,

Hari yang dinantikan pun tiba. Hari ini Rara akan dipinang oleh lelaki bernama Revan, hanya nama itu yang ia tau, seperti apa wajah atau sifatnya sama sekali tidak Rara ketahui. Bahkan jika berta'aruf saja kita boleh mengenal dan mengetahui sifat-sifat calon pasangan kita, tapi ini Rara hanya sekedar tau katanya. Kakek Tio lah yang telah menceritakan semuanya, Rara juga tidak tau apa calon suaminya itu tau seperti apa wajah calon istrinya.

"Kau cantik sekali, Dek." Luna baru saja akan memanggil adiknya dan mengabari jika keluarga calon suaminya sudah datang.

"Terimakasih Mbak," jawab Rara yang melihat kakaknya masuk dari cermin besar di depannya.

"Keluarga calon suamimu sudah datang," lirih Luna.

Rara tau betul apa yang dirasakan kakaknya, sampai tadi pagi pun Luna masih berusaha membujuk adiknya untuk membatalkan pernikahan ini.

"Apa lelaki itu juga sudah datang Mbak?" Ragu Rara saat akan menanyakan perihal lelaki yang akan menjadi suaminya.

"Iya dan dia juga tampan." Tidak ada kebahagiaan di wajah Luna saat mengatakannya. Dia sudah melihat sendiri tadi bagaimana sikap calon adik iparnya, sebagai calon psikolog Luna bisa membaca raut wajahnya.

Terlihat dingin dan agak kaku pria yang akan menikahi adiknya, keterpaksaan dalam menjalani pernikahan dengan sang adik sangat diperlihatkan.

"Mbak..." Rara menyentuh tangan sang kakak yang berada di pundaknya.

"Ada apa?" tanyanya yang melihat sang kakak melamun.

"Tidak apa-apa Dek." Segera Luna menormalkan raut wajahnya.

Semalam Rara berhasil membuat kakaknya berjanji akan mendukung apapun keputusannya. Tetapi dengan syarat, Rara harus selalu menceritakan padanya nanti jika menemui masalah.

"Ayo kita kedepan?"

Rara menggunakan kebaya putih yang membuatnya semakin terlihat cantik, bukan baju pengantin yang menjuntai seperti kebanyakan orang saat ini. Hanya kebaya sederhana tapi tetap membuat Rara semakin cantik memakainya.

Luna membantu adiknya berjalan menuju tempat untuk dilaksanakan akad.

Para tetangga dan sanak saudara sudah duduk di sekeliling penghulu dan seorang lelaki. Rara melihat punggungnya dari kejauhan, dari belakang terlihat jika calon suaminya itu tinggi dan tegap. Dengan balutan jas berwarna putih senada dengan kebaya yang Rara pakai.

"Mbak akan selalu mendoakanmu Dek." Bisik Luna saat mereka telah sampai di meja akad.

Rara duduk disebelah calon suaminya, ia menunduk tidak mempunyai keberanian untuk sekedar menoleh. Lelaki itu pun sama, tatapan matanya entah kemana padahal sang calon istri sudah ada disampingnya, mereka sama-sama enggan untuk menoleh.

"Kita bisa mulai sekarang pak penghulu." Kakek Tio sangat antusias.

Penghulu pun mulai memberikan sedikit wejangan dan nasehat pada sepasang calon suami istri itu, Rara mendengarkan dengan seksama dan menganggukkan kepalanya sesekali.

"Baiklah kita mulai saja, takutnya mereka sudah tidak sabar," kata pak penghulu sedikit bercanda mungkin tujuannya untuk mengurangi kegugupan si calon pengantin.

Sebagai wali dari Rara ternyata Abi sendirilah yang akan menikahkan putrinya. Abi dan calon menantunya sudah saling bersalaman tinggal mengucap ijab qobul.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara/Ananda Revano Hermawan bin Roni Hermawan dengan anak saya yang bernama Mahira Nareswari dengan maskawin uang tunai sebesar lima juta rupiah dan seperangkat alat sholat, Tunai.”

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Mahira Nareswari binti Abdul Aziz dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”

"Sah..."

Suara saksi dan para tamu bersahutan, bersamaan dengan tangis haru Abi yang menetes. Dengan tangannya sendiri Abi menyerahkan putri tercintanya pada seorang lelaki yang kini menjadi menantunya. Dengan penuh doa dan harapan agar rumah tangga mereka dilimpahkan karunia Allah dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

to be continue....

°°°

Jangan lupa like, komen dan favorit.

Terimakasih yang sudah mau mendukung dan membaca karya ini.

Bunga atau kopi juga author terima.

Sehat selalu pembacaku tersayang.

1
Sella Darwin
Luar biasa
lovina
panjang critanya tp crita bodoh..sgt tdk rasional...
Hadi Broto Broto
👌👌👌🙏🙏🙏💯
Hadi Broto Broto
bikin penasaran
Rswt Slv
Biasa
Murti Kasih
knp rara ga dpt hukuman ya... panggilan yg slh
Murti Kasih
lanjut thor....
Murti Kasih
aaaaachhh....kecewaaa... 🤔
Murti Kasih
rasain lu...febby
Murti Kasih
lia jodohnya sakka...
Murti Kasih
puaas...jd sakit beneran febby
Murti Kasih
gemeezz bnget sm revan... mau aja dibohongi...
Murti Kasih
rara terlalu polos... hehee
Murti Kasih
makin seruu...makin penasaran...
Murti Kasih
Rara sosok wanita yg hebat.... menerima perjodohan dengan ikhlas karena Allah... walau sampai sekian lama dia tidak mendapatkan hak sebagai istri tapi sangat sabar dan ikhlas... semoga dia mendapat kebahagiaan yang hakiki..
Suherni Erni
Orang tua tolol yg ngga bisa jada anaknya tuh.malahborang lain ygvngorbanin diri buat anaknya.dasar ibu edan
Suherni Erni
Katanya pernikahannya mau diumumkan kok smpe skrng masih ditutupin.kesannya hina bgt pernikahannya,tambah lagi perempuan yg ditolong revan ada dikantor bisa jadi pelalakor rendaham dah.
Suherni Erni
Munafik ternyata rara..katanya perempuan paham agama..buat ngejalanin kewajiban aja ngga mau,,padahal sm suami sendiri bukan suami orang.
Suherni Erni
Terlalu rendah diri jga ngga bagus..malah jadi rendahan.jadinya munafik,
Murni Syahfutri
Jala...*g ternyata si mak lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!