Rio Baswara diceraikan istrinya karena dianggap bangkrut dan gagal. Satu hari kemudian, dia dapat sistem informasi paling akurat. Seminggu setelahnya, dia jadi miliarder.
Mantan istri yang sombong kini hanya bisa menangis menyesal. Sementara Rio sibuk bangun kerajaan bisnis dan dekat dengan adik kandung mantannya yang jauh lebih baik—cantik, baik hati, dan setia.
Saatnya dunia tahu, pria yang mereka remehkan kini jadi penguasa baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chal30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1: PERCERAIAN YANG DITUNGGU
"Cerai! Sekarang juga! Gue udah gak sanggup sehari pun bertahan di rumah ini! Lu bukan cuma ninggalin kerjaan bagus tanpa alasan jelas, tapi sekarang malah keliling minjem duit ke orang-orang! Malu-maluin banget, tau gak sih?! Nama baik gue, Vanya Lestari, udah lu hancurin!"
Suara Vanya memenuhi ruangan, nyaris membuat dinding bergetar. Wajahnya memerah, dadanya naik turun menahan amarah yang sudah lama ia pendam.
Di hadapannya, Rio Baswara duduk tenang di tepi ranjang. Ekspresinya datar, seolah teriakan istrinya hanya angin lalu. Tangannya terlipat di pangkuan, matanya menatap lantai dengan pandangan kosong.
Reaksinya yang dingin justru membuat Vanya semakin frustasi.
Sebenarnya, Rio sudah menduga ini bakal terjadi, pernikahan mereka sudah lama retak, kalau bukan karena kehadiran putri kecil mereka, Kenzie, yang baru berusia empat tahun, mungkin mereka sudah berpisah sejak setahun lalu.
Pemicu ledakan hari ini sederhana, Vanya tanpa sengaja melihat layar ponsel Rio yang terbuka, deretan percakapan WhatsApp terlihat jelas. Rio meminta pinjaman uang ke teman-temannya, satu per satu, belum lagi notifikasi dari berbagai aplikasi pinjaman online yang berjejer rapi, dan email dari bank tentang persetujuan kredit.
Bagi Vanya, ini hanya bisa berarti satu hal, Rio sudah terjerumus ke jalan yang salah.
Sebenarnya, kalau suami sukses dan punya uang, Vanya mungkin akan setia, tapi berbagi kesulitan? Itu cerita lain, bahkan pasangan yang saling mencintai pun belum tentu bisa bertahan dalam kesulitan, apalagi mereka yang sudah hambar seperti ini.
Ditambah lagi, sahabat dekatnya, Tyas, setiap hari membisikkan racun di telinganya. Kata Tyas, selain tampang yang lumayan, Rio tidak punya apa-apa, di zaman sekarang, yang penting itu uang, tanpa uang, cinta cuma omong kosong.
Setelah diracuni berbulan-bulan, Vanya memang sudah berniat cerai. Hari ini dia hanya menemukan alasan sempurna untuk meledak.
Soal Kenzie? Vanya lebih mementingkan masa depannya sendiri.
Yang membuatnya heran, Rio tidak melawan, tidak berteriak balik, tidak membela diri, dia hanya duduk dengan wajah tenang yang aneh.
Sikap itu membuat Vanya sedikit was-was. 'Jangan-jangan dia punya kartu as yang gue gak tau?' pikirnya cemas.
Tapi dia langsung menggeleng dalam hati. 'Mustahil, gak mungkin.'
Tidur sekamar selama bertahun-tahun, Vanya paham betul kemampuan suaminya, hidup pas-pasan sih bisa, tapi kalau mau kaya dan hidup mewah? Jangan harap.
Setelah napasnya agak teratur, Vanya mengeluarkan selembar dokumen dari tasnya, dia melemparnya ke pangkuan Rio dengan gerakan kasar.
"Ini surat cerai yang udah gue minta lawyer buatin, semua harta di rumah ini buat lu, Termasuk Kenzie. Gue keluar tanpa bawa apa-apa," ucap Vanya dengan nada final. "Tapi gue tetep mau hak berkunjung buat ketemu anak gue."
Rio menatap kertas itu sekilas, lalu senyum tipis muncul di sudut bibirnya, senyum yang terlihat seperti mengejek.
Sama seperti Vanya yang paham dirinya, Rio juga paham istrinya.
'Lu cuma takut kena lilit utang gue, makanya ngajuin keluar bersih-bersih,' batin Rio dengan sinis.
Kalau Rio tidak punya utang, pasti Vanya bakal berantem habis-habisan soal pembagian harta, bahkan kalau Vanya sendiri tidak kepikiran, pasti si Tyas yang bakal ngebisikin.
Sayangnya, Vanya sama sekali tidak tahu apa yang baru saja dia lepaskan.
Tiga hari lalu, sesuatu yang luar biasa terjadi pada Rio.
Sistem informasi datang padanya.
Dan hadiah pertamanya? Informasi langka tingkat premium.
[Berita Finansial (Langka): Saham Galaksi Ventura akan mengalami lonjakan gila-gilaan mulai 1 April. Delapan hari, tujuh kali hit limit atas. Harga naik dari Rp 1.470 per lembar jadi Rp 5.010 per lembar. Total kenaikan lebih dari 340 persen.]
[Kabar Sekitar (Biasa): Vanya Lestari, di bawah hasutan Tyas Permata, sudah mulai serius mikirin perceraian.]
[Gosip Sosial (Biasa): Ponsel pintar merek bintang empat yang baru rilis punya masalah serius di baterai. Rawan meledak!]
[Informasi berikutnya akan dikirim seminggu lagi, ditunggu ya.]
Sistem informasi? Rio langsung paham. Ini rejeki nomplok yang gak boleh disia-siain.
Tanpa ragu, Rio langsung all-in. Ragu satu detik aja rasanya kayak ngehina sistem yang udah baik hati ngasih bocoran.
Buat ngumpulin modal sebanyak mungkin, Rio pakai semua cara. Saudara, teman, bank, pinjol, semua yang bisa dipinjem, dia pinjem habis.
Sebelum melakukan semua itu, Rio sebenarnya sudah siap mental buat bicara terus terang sama Vanya, selama dia mau di rumah dengan tenang dan jagain Kenzie, Rio gak keberatan buat nafkahin perempuan itu.
Tapi ternyata belum sempat ngomong, Vanya udah lihat isi ponselnya. Awalnya reaksi Vanya biasa aja, tapi begitu keluar dari kamar mandi, langsung kayak orang kesurupan.
Pasti ulah si Tyas.
Rio menatap Vanya dengan pandangan main-main. Ada hiburan tersendiri di matanya.
Orang bilang, satu malam jadi suami istri itu menciptakan ikatan seratus hari, mereka menikah lima tahun, meskipun perasaan sudah dingin, mereka tetap menjalankan kewajiban sebagai pasangan, bahkan hubungan fisik mereka masih cukup harmonis.
Sekarang Vanya sama sekali gak peduli masa lalu mereka. Rio jadi penasaran, sepuluh hari lagi ketika Vanya tahu dia baru aja untung besar dari saham, kira-kira ekspresinya bakal kayak apa ya?
Berusaha balikin hubungan? Mustahil, perempuan ini udah bulat tekadnya buat cerai dan Rio juga gak mau jadi tukang jilat.
Sebelum sistem datang, Rio ngalah terus demi keluarga ini. Nurut aja, kerja keras tanpa keluhan.
Tapi sistem udah datang, masa iya dia masih harus tunduk-tunduk? Buat apa sistem datang kalau Rio tetep jadi budak?
Kata orang, tiga kebahagiaan terbesar hidup cowok itu: naik jabatan, dapet duit, dan istri meninggal.
Rio sekarang tinggal kurang satu: naik jabatan, dua lainnya? Hampir kelar.
Rio bangkit dari ranjang dan berjalan keluar kamar.
Di ruang tamu, adik ipar perempuannya, Kiara, sedang memeluk Kenzie sambil nonton Upin Ipin di televisi, tapi wajah gadis itu penuh kekhawatiran, matanya sesekali melirik ke arah kamar, jelas cemas memikirkan kakaknya dan Rio.
Begitu melihat Rio keluar, Kiara langsung bertanya dengan nada was-was, "Kak Rio, kalian..."
Rio tersenyum ringan, memotong pertanyaan Kiara sebelum selesai. "Gak papa kok. Tolong jagain Kenzie sebentar ya, gue sama kakak lu mau keluar, bentar doang."
Mendengar itu, jantung Kiara langsung berdegup kencang, perasaan buruk menyergap dadanya.
Tadi kata-kata Vanya dari dalam kamar kedengeran jelas sampe ke ruang tamu, meskipun pintunya tertutup.
'Gimana bisa Kak Vanya tega ninggalin Kenzie? Anak secakep dan sebaik ini?' pikir Kiara miris.
Dalam pandangan Kiara, Rio sebagai kakak ipar sebenarnya gak jelek-jelek amat. Tampang oke, badan proposional, sifat juga baik, perhatian sama istri dan anak, tahu cara menghormati orang tua.
Vanya udah bertahun-tahun jadi ibu rumah tangga, gak pernah kerja sehari pun, tapi Rio gak pernah bikin dia kekurangan, uang belanja sepuluh juta per bulan, itu termasuk banyak loh.
Belum lagi semua urusan rumah tangga ditanggung Rio sendirian, kadang Kiara sendiri gak tega ngeliatnya.
Ketika Vanya keluar dari kamar dengan wajah dingin, Kiara gak bisa menahan diri.
"Kak, udah cukup belum dramanya? Apa-apa belum jelas, udah teriak-teriak mau cerai, kak Rio kurangin makan atau pakaian Kakak? Dengan kondisi Kakak sekarang, menurut Kakak sendiri, kalau cerai, bisa dapet yang lebih baik dari Kak Rio?" tanya Kiara dengan nada tajam, tidak biasanya.
Wajah Vanya langsung mengeras. Dia gak nyangka adik kandungnya sendiri malah bela Rio.
"Tutup mulut lu! Lu adik siapa sih sebenernya? Lu pikir dia sebagus itu, kenapa lu gak nikah aja sama dia?" bentak Vanya ketus.
Mendengar kalimat pertama, jantung Kiara langsung berdetak gak karuan, ada perasaan aneh yang muncul, bikin dadanya sesak.
Tapi begitu mendengar lanjutan kalimat kakaknya, Kiara segera membalas, "Iya, Kakak yang beliin, tapi Kakak mikir gak, uangnya dari mana? Kakak kan gak kerja. Ya dari Kak Rio lah! Tas MCM yang Kakak bawa kemana-mana itu, harganya empat jutaan lebih. Itu juga Kak Rio yang beliin waktu Valentine tahun lalu. Kakak bilang Kakak yang urus rumah ini, tapi yang nyari duit siapa? Yang beresin rumah juga siapa? Kakak emang jagain Kenzie, itu bener. Tapi coba tanya Kenzie, dia lebih deket sama siapa? Sama Kakak, atau sama Kak Rio?" Ucap Kiara dengan nada frustasi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...