NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30: Perjanjian 365 Hari

Perjanjian tiga ratus enam puluh lima hari itu tergeletak dengan sangat-sangat kaku di atas meja kerja yang permukaannya nampak sangat-sangat hitam dan sangat-sangat dingin.

Kaila merasakan seluruh sendi tubuhnya seolah-olah membeku saat matanya menangkap deretan kalimat yang tertulis dengan huruf-huruf yang sangat-sangat tajam.

Setiap kata yang tertera di sana nampak seperti sebuah belati yang sedang menguliti perlahan-lahan seluruh harapan yang sempat tumbuh di dalam benaknya.

"Baca dengan sangat-sangat teliti karena aku tidak ingin kau mengaku tidak tahu apa pun saat kontrak ini berakhir nanti," perintah Adnan.

Suara Adnan terdengar sangat-sangat datar tanpa ada sedikit pun riak emosi yang tersisa di dalam nada bicaranya yang nampak sangat-sangat berwibawa itu.

Pria itu berdiri di dekat jendela besar sambil menatap kerlip lampu kota yang nampak sangat-sangat kecil di bawah kaki menara kaca yang sangat-sangat tinggi.

Kaila membalik halaman pertama dengan tangan yang nampak sangat-sangat bergetar hingga menimbulkan suara gesekan kertas yang sangat-sangat menyayat hati.

"Jadi selama ini pernikahan kita memang benar-benar hanya sebuah sandiwara untuk memenangkan kursi direktur utama perusahaan ini?" tanya Kaila lirih.

Adnan berbalik perlahan-lahan lalu menatap Kaila dengan sebuah pandangan yang sangat-sangat kelam dan sangat-sangat sulit untuk ditembus oleh akal sehat.

Ia berjalan mendekati Kaila dengan langkah yang nampak sangat-sangat mantap hingga bayangannya menelan seluruh tubuh kecil gadis yang nampak sangat-sangat rapuh itu.

Suasana di dalam ruangan kerja tersebut seketika menjadi sangat-sangat mencekam seiring dengan semakin dekatnya jarak di antara mereka berdua saat ini juga.

"Kau sudah mendapatkan biaya pengobatan kakekmu yang sangat-sangat mahal jadi jangan pernah mencoba untuk menuntut lebih dari itu," tegas Adnan.

Air mata Kaila mulai merembes keluar dan jatuh-jatuh membasahi dokumen perjanjian yang sangat-sangat kejam dan sangat-sangat tidak berperasaan tersebut di hadapannya.

Ia merasa sangat-sangat bodoh karena sempat berpikir bahwa perhatian Adnan selama beberapa hari terakhir adalah sebuah ketulusan yang nampak sangat-sangat nyata adanya.

Ternyata semua itu hanyalah bagian dari skenario yang sudah dirancang dengan sangat-sangat teliti agar Kaila tetap patuh dan tetap berada di dalam kendalinya.

"Saya mengerti tuan saya akan segera menandatangani dokumen ini agar Anda bisa mendapatkan apa yang Anda inginkan sejak awal," bisik Kaila pedih.

Kaila meraih sebuah pena emas yang nampak sangat-sangat mewah namun bagi dirinya pena itu terasa sangat-sangat berat seolah-olah terbuat dari bongkahan batu besar.

Ia membubuhkan tanda tangannya di atas meterai dengan gerakan yang nampak sangat-sangat lemah dan sangat-sangat tidak bertenaga lagi karena jiwanya sudah hancur.

Setelah selesai ia segera berdiri dan mencoba melangkah pergi meskipun rasa perih di kakinya kembali terasa sangat-sangat menusuk-nusuk ke dalam tulang belulangnya.

"Setelah satu tahun ini berakhir kau akan pergi dan kita akan kembali menjadi dua orang asing yang sama sekali tidak pernah saling mengenal," ujar Adnan.

Kaila mengangguk pelan tanpa berani menoleh ke arah suaminya yang nampak sangat-sangat predator dan sangat-sangat tidak memiliki belas kasihan sedikit pun kepadanya.

Ia berlari kecil menuju kamarnya sambil terus terisak-isak menahan rasa sesak yang seolah-olah sedang mencekik seluruh pernapasan di dalam rongga dadanya yang mungil.

Malam itu Kaila menyadari bahwa menara kaca ini bukanlah sebuah istana impian melainkan sebuah penjara emas yang sangat-sangat sunyi dan sangat-sangat mematikan.

"Kakek maafkan saya karena saya harus menjual masa muda saya demi melihat Anda tetap bisa bernapas di dunia yang sangat-sangat kejam ini," isak Kaila di balik bantal.

Namun sebuah kejutan besar kembali terjadi saat Kaila baru saja ingin memejamkan matanya yang nampak sangat-sangat sembab dan sangat-sangat merah karena terlalu banyak menangis.

Pintu kamarnya tiba-tiba saja didobrak dengan sangat-sangat keras oleh sekelompok pria tidak dikenal yang mengenakan penutup wajah berwarna hitam pekat dan sangat-sangat menyeramkan.

Kaila berteriak sangat-sangat histeris saat salah satu dari mereka membekap mulutnya dengan selembar kain yang memiliki aroma kimia yang sangat-sangat menyengat dan sangat-sangat tajam.

"Jangan melawan atau nyawa suamimu yang sangat-sangat hebat itu akan segera berakhir di tangan kami malam ini juga!" ancam salah satu penculik itu.

Kaila merasa pandangannya mulai menjadi sangat-sangat gelap dan sangat-sangat kabur seiring dengan hilangnya seluruh kesadaran yang ia miliki di dalam pelukan para penjahat.

Peristiwa penculikan ini seolah-olah menjadi pertanda bahwa badai yang lebih besar akan segera menghantam kehidupan mereka berdua setelah penandatanganan perjanjian tiga ratus enam puluh lima hari.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!