LEGENDA PENDEKAR API ABADI

Ling Yan nampak menggertakkan giginya dan menatap tajam ke arah Feng Ao, setelah beberapa saat Ling Yan teringat akan sebuah teknik bertarung yang baru saja ia pelajari beberapa hari yang lalu.

"Benar juga, jika aku menggunakan teknik permainan api aku mungkin masih punya kesempatan untuk menang, tapi setelah menggunakan teknik itu tenaga dalamku akan terkuras setengahnya, dan setelah itu jika aku tidak mengalahkannya dalam 2 kali serangan maka tamatlah riwayatku." Ling Yan nampak agak ragu untuk mengambil keputusan.

Namun lawan yang sedang ia hadapi saat ini sepertinya tidak ingin memberikannya waktu untuk berpikir.

"Beraninya kau melamun saat berhadapan denganku." Feng Ao maju dengan pedangnya menyerang Ling Yan yang sedang melamun.

Beruntung Ling Yan dengan cepat tersadar dan menggunakan pedang darah api untuk menahan serangan itu dan dengan cepat melompat untuk kembali memperlebar jarak diantara mereka.

"Ada apa bocah, apakah kau sudah kehabisan tenaga saat ini." Feng Ao mengatakan itu seperti ia masih memiliki kekuatan yang cukup banyak, namun sebenarnya saat ini ia sedang mengontrol tenaga dalamnya agar tidak terkuras dengan cepat.

"Ck sial, tapi jika aku tidak mencobanya dan memanfaatkan kesempatan yang ada, semua akan menjadi sia-sia saja." Ling Yan kini memutuskan untuk mengambil kesempatan itu.

"Baiklah kalau begitu, lebih baik mencoba daripada tidak berusaha sama sekali." Ling Yan lalu menyarungkan pedang darah api lalu memusatkan tenaga dalam pada kedua telapak tangannya.

Terlihat di telapak tangan kanannya ia mengeluarkan bara api abadi yang berwarna biru terang dan bara api kehidupan berwarna ungu pada telapak tangan kirinya.

Feng Ao yang melihat kejadian itu membelalakkan matanya dan merasa sangat terkejut saat melihat Ling Yan mampu mengendalikan 2 jenis inti api spiritual sekaligus.

"Tidak, bagaimana mungkin dia memiliki 2 jenis api spiritual dan mampu mengendalikan keduanya di waktu yang bersamaan." Ucap Feng Ao.

Ling Yan lalu perlahan menyatukan kedua telapak tangannya untuk menggabungkan kedua api spiritualnya itu.

"Teknik permainan api jurus pertama, penggabungan 2 inti api spiritual." Ling Yan berhasil menggabungkan keduanya dan kini kekuatannya bertambah hingga 2 kali lipat.

"Bagaimana mungkin aura petarungnya meningkat pesat dalam waktu sesingkat itu, teknik bertarung apa yang baru saja ia gunakan." Feng Ao bersikap siaga dan melompat ke belakang untuk memperlebar jarak.

Setelah menggabungkan kedua api spiritual, Ling Yan merasakan kekuatannya meningkat 2 kali lipat, akan tetapi ia juga menggunakan separuh dari jumlah tenaga dalam yang ia miliki untuk menggunakan teknik itu.

"Sekarang aku hanya mempunyai 2 kesempatan untuk menyerangnya dengan teknik bertarung yang kumiliki, dan jika aku tidak bisa mengalahkannya dalam dua serangan itu maka habislah sudah." Batin Ling Yan.

Ling Yan menatap lawannya sejenak lalu kembali menarik pedang darah api dari sarungnya dan bersiap untuk melakukan serangan pertamanya.

"Dia pasti menggunakan banyak tenaga dalam demi menggunakan teknik itu, jika aku bisa mengulur waktu untuk menguras tenaga dalamnya maka aku akan keluar sebagai pemenang, tetapi tenaga dalam yang ku miliki juga tersisa sedikit." Batin Feng Ao sedikit ragu.

"Teknik pedang api membelah samudera." Seketika Ling Yan mengalirkan tenaga dalam pada pedang darah api dan muncul 2 kobaran api spiritual menyelimuti pedang itu.

Ling Yan maju menyerang lawannya dan pertarungan kembali berlanjut, dentingan suara pedang beradu menghiasi pertarungan keduanya.

Kekuatan keduanya kini sama-sama seimbang dan tak menunjukkan celah sedikitpun, kekuatan dan kecepatan serta kemampuan mengontrol tenaga dalam sangat mereka perhitungkan dalam pertarungan ini.

Keduanya terus bertarung hingga perlahan tenaga dalam keduanya sama-sama terus berkurang, entah sudah berapa kali terdengar suara dentingan pedang yang terus beradu.

Perlahan Feng Ao mulai kehabisan tenaga dalamnya, Ling Yan juga merasakan hal yang sama tetapi tidak lebih buruk dari pada lawannya.

Karena merasa terpojok akhirnya Feng Ao berusaha untuk mengambil jarak dari Ling Yan, namun Ling Yan yang menyadari lawannya sudah kehabisan tenaga dalam tidak ingin memberikan kesempatan sedikitpun.

Dan akhirnya pada saat mendapatkan celah pada pertahanan lawannya Ling Yan berhasil membuat pedang ditangan Feng Ao terlepas dari genggamannya dan menancap ditanah.

Akan tetapi karena terlalu tergesa-gesa, pedang darah api yang ia genggam juga terlepas dari genggamannya.

Dan disaat melihat pedang di tangan Ling Yan terlepas dari genggamannya Feng Ao tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan di depan matanya.

Dengan sisa sisa tenaga dalam yang ia miliki, ia memusatkan tenaga dalamnya pada kedua tinjunya dan bergerak menyerang Ling Yan dengan tinju api petirnya.

Namun sayangnya Ling Yan bereaksi lebih cepat dan sudah lebih dulu menghindar dari serangan itu.

"Teknik tinju kobaran api!!" Ling Yan mengalirkan tenaga dalam yang tersisa pada tinjunya dan menyerang Feng Ao dengan seluruh kekuatan yang tersisa.

Aura 2 jenis api spiritual pada serangan yang dilakukan oleh Ling Yan kini mengarah pada Feng Ao, dan karena jarak diantara keduanya yang terbilang cukup dekat, membuat Feng Ao tidak sempat bereaksi dan hanya menerima serangan itu.

Tinju kobaran api Ling Yan kini mendarat dengan telak pada tubuh Feng Ao dan membuatnya terhempas cukup jauh, sampai akhirnya berhenti karena menabrak pohon besar dibelakangnya hingga tumbang.

Feng Ao memuntahkan darah segar dari mulutnya sebelum tewas seketika dengan mata yang terbelalak karena luka dalam yang ia terima dari serangan yang dahsyat itu.

Sementara itu Ling Yan yang kini juga sudah kehabisan tenaga dalamnya langsung jatuh terduduk hingga pingsan tak sadarkan diri.

*****

"Bocah, bangunlah." Terdengar sebuah suara ditelinga Ling Yan.

"Siapa itu." Ling Yan mencoba mengerjakan matanya dan perlahan mulai sadar dari pingsannya.

Dan disaat ia sudah sadar dari pingsan, Ling Yan bisa melihat saat ini ia sedang berada di dalam alam bawah sadarnya dan menemukan api abadi dan juga api kehidupan sedang menatapnya lekat.

"Akhirnya kau sadar juga bocah, bisa-bisanya kau memaksakan diri dan berakhir menyedihkan seperti ini." Ucap api abadi.

"Ugh." Ling Yan mencoba bangkit untuk berdiri namun ia tidak dapat bergerak dan merasakan sekujur tubuhnya yang mati rasa.

"Kau terlalu memaksakan diri saat menggunakan teknik permainan api milik tuan Shen Long, dan seharusnya kau berterima kasih padaku, karena seandainya saja kau belum menyerap inti kekuatanku, mungkin kau sudah mengikuti jejak lawan mu menuju alam baka." Ucap api kehidupan.

Ling Yan tidak membantah pernyataan api kehidupan karena pernyataannya memang benar, selain memiliki kekuatan yang besar, api kehidupan juga memiliki energi kehidupan yang sangat besar dan akan memulihkan tenaga dalam penggunaannya dengan cepat.

"Terima kasih telah menolongku." Ling Yan akhirnya sudah berhasil bangkit dari posisinya dan kini sedang duduk dihadapan kedua api spiritual itu.

"Tadi kau mengatakan bahwa teknik permainan api adalah milik tuan Shen Long, apakah kau adalah salah satu api spiritual yang menemani senior Shen Long pada masa kejayaannya." Ucap Ling Yan.