NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 1.

Ssss ...

Ahhh ...

Suara meresahkan terdengar mengusik telinga gadis berhijab moka, ia tutup telinganya dengan bantal. Sangat menyebalkan, setelah adik tirinya menikah dengan pria yang sudah lama ia pacari itu, hampir setiap waktu mereka melakukannya padahal sudah bukan pengantin baru lagi.

Hatinya teriris lagi, kemudian menangis lagi mendengar suara-suara manja disertai desahan kedua insan, yang bercumbu dibalik dinding GRC itu. Dulu kamar tersebut luas dan hanya miliknya, boneka-boneka cantik dan imut menghiasi setiap sudut kamarnya, juga lemari besar yang banyak sekali pakaian manis dan imut sebagai putri semata wayang.

Namun semua berubah tiba-tiba, setelah sang ayah diam-diam berpoligami dengan sahabat ibunya sendiri, tiap malam ia melihat ibunya menangis diatas sejadah biru peninggalan sang nenek, hingga akhirnya ia kehilangan satu-satunya tumpuan kasih dan sayangnya untuk selamanya, ibunya meninggal diatas sejadah tersebut dalam keadaan bersujud.

Kamar miliknya yang luas itu dibagi menjadi dua dan hanya terhalang dinding GRC sebagai pemisah, barang-barang yang dulu menjadi miliknya semuanya direbut oleh adik tirinya, sedangkan ia hanya disisakan lemari plastik berukuran kecil dengan ranjang kayu ukuran single, tak hanya itu luas kamarnya pun lebih kecil dibanding kamar adik tirinya yang cukup menampung ranjang king size dan lemari besar, sangat tak adil bukan.

Kemudian pakaian ibunya, barang milik ibunya semuanya dibuang tanpa ia ketahui, menyisakan sejadah biru yang saat itu ia simpan untuk ia pakai sebagai kenangan saat beribadah bersama sang bunda.

"Bunda, sasa kangen," lirihnya mencium sejadah biru yang menjadi satu-satunya peninggalan almarhumah.

Ia peluk erat sejadah itu, hingga tanpa terasa air matanya menetes membasahi alas sholat tersebut, masih terbayang kenangan indah bersama ibunya, ketika melaksanakan ibadah meski sudah bertahun lamanya.

Kini ia sendirian, hanya memeluk kehampaan yang hampir setiap hari ia rasakan, kerinduan itu tak bisa ia redakan hanya dengan sebuah do'a yang setiap kali ia lakukan selesai beribadah.

"Ah, mas. Nikmat banget," suara adik tirinya kembali terdengar dengan nada manja.

Dibalik dinding bercat putih itu bahkan deritan ranjang pun terdengar, membuat sasa merasa kesal setiap kali berada dikamarnya, walaupun berusaha tak mendengarkan, tetap saja suara itu terdengar, seolah disengaja agar bisa terdengar olehnya.

Sasa atau gadis bernama lengkap syahla adzkia, berusia 26 tahun itu mengumpat dalam hatinya mendengar suara-suara yang meresahkan itu, seharusnya dua bulan lalu dirinyalah yang menikah dengan ilham bukan adiknya, alesia.

"Dasar pasutri mesum!" umpatnya lagi namun dengan nada yang terdengar tinggi.

Biar saja mereka mendengarnya, sasa tak peduli lagi, ia sudah benci dengan pasangan suami istri yang bercumbu mesra dibalik kamarnya tersebut, sepulang ia kerja dua insan itu sudah menghabiskan waktu bersama dikamar mereka.

Syahla bekerja di puskemas dengan gaji yang lumayan untuk memenuhi kebutuhannya, tiap hari ia harus berangkat pagi dan pulang sore kadang juga malam hari, karena puskemas tersebut belum memiliki perawat yang banyak dan dokter yang lengkap juga fasilitas-pun masih tak memadai, ya, namanya juga desa pesisir.

Dia tinggal di kecamatan Pameungpeuk, kabupaten Garut yang terkenal dengan pantai sayang heulang dan pantai santolo-nya yang indah, namun keindahan desa tersebut tak seindah kisah hidupnya yang dipenuhi kemalangan.

Brak

"Dasar pengganggu!" umpat dari kamar sebelah yang ia hapal sudah pasti alesia, siapa lagi coba.

"Dasar ale-ale!" balas Syahla saking kesalnya, kembali mengumpat.

Jangan tanya seperti apa hidupnya, semasa ibunya meninggal ia tak pernah dianggap keluarga, semua sibuk mengurus hidupnya alesia, sedangkan syahla hanya bisa gigit jari karena ibunya berasal dari keluarga miskin.

Berbeda dengan ibu tirinya yang berasal dari keluarga sepadan dengan keluarga ayahnya, keluarga dari ayahnya pun tak ada satupun yang peduli pada syahla kecuali jika soal uang, iya uang, ngutang terus tapi tak mau mereka membayarnya.

Syahla sendiri harus mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri, ia ingin pergi dari rumah bangsat yang dipenuhi dengan iri dan dengki itu, setelah menikah dengan kekasihnya yang sudah lima tahun ia pacari, namun malangnya justru lelaki itu tergoda pada adik tirinya dan kini mereka sudah dua bulan menikah.

Rumah yang ia tinggali pun cukup sederhana, tidak besar tidak kecil pula, dengan dinding tembok dan keramik merah yang menempel sebagai alasnya juga genting tanah sebagai atapnya. Halaman rumahnya pun cukup luas dan ada beberapa pohon yang tumbuh lebat ditanah tersebut, ada juga bunga-bunga yang ditanam oleh ibunya sasa yang berderet rapi dibawah teras rumah.

Rumah itu milik sang ayah yang membuka toko kelontong dipasar, dulu seorang karyawan sukses namun sekarang tak lagi, karena ibu tirinya tak ingin ditinggal pergi kerja ke kota.

Hari semakin sore perlahan warna jingga memudar berganti dengan kelabu, biasanya sore begini ayahnya sudah pulang bersama ibu tirinya.

Syahla beranjak dari kasur kapuknya yang keras itu, ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju dapur, sudah waktunya ia menyiapkan makanan untuk makan malam, sebelum ibu tiri galaknya pulang meminta jatah perutnya.

Sambil memasak ia mencuci piring kotor yang menumpuk, padahal setiap pagi sudah ia cuci sebelum berangkat kerja. Ia mendesah pelan, hatinya lelah setiap hari seperti inilah hidupnya, entah sampai kapan, ia menuruti perintah ibu tirinya itu.

Klek

Suara pintu terbuka, membuyarkan lamunan indahnya yang mengkhayal hidup yang penuh ketenangan dan kedamaian.

"Sasa" teriak wanita paruh baya, dari ruang tamu memanggil namanya.

"Iya" sahut Syahla segera.

Gadis itu beranjak meninggalkan dapur menuju ruang depan, setelah mencuci tangannya dari sisa busa sabun pencuci piring.

Tampak ayah dan ibu tirinya tengah duduk dikursi sofa dengan ukiran kayu jati, sambil menyandarkan kepalanya pada bantal kursi itu, mungkin lelah setelah seharian menjaga toko. Sasa maklum-in, tapi apa ada yang memakluminya? Ia juga lelah baru pulang kerja.

Apalagi hari ini ada pasien kecelakaan, sehingga membuatnya harus bekerja ekstra.

"Ada apa? Mah," tanya Sasa sembari mengelap tangannya yang basah.

"Itu" ibunya menunjuk ke arah keranjang plastik, yang ada dibawah meja.

"Belanjaannya bawa ke dapur dan masukan ke kulkas, sekalian kamu bikinin mamah sirup dan kopi buat ayah," titah ibu negara tersebut.

"Sekalian buat kita juga," seloroh Alesia datang bersama ilham, mereka duduk dikursi tamu tersebut bergabung dengan ibu tirinya.

Syahla mengambil keranjang tersebut dan langsung meninggalkan ruang itu tanpa menolak perintah, karena jika ia bantah sudah pasti ia kena amukan nyai berangah tersebut.

Bukan tak bisa melawan, tapi syahla juga capek karena tak ada satu pun yang membelanya, ia sendirian sedangkan mereka berdua, dan paling kesalnya adalah ayahnya yang selalu menyuruhnya mengalah dan mengalah.

Ia memasukan sayuran dan buah-buahan juga lainnya, seperti camilan, dilanjutkan dengan membuat sirup dan juga kopi. Disamping itu, ia melanjutkan menggoreng ayam dan juga memasak lainnya.

"Sasa! Cepetan dong! Mamah haus ini," teriak ibu tirinya.

"Iya, nih. Lama banget, cuma ngambil minuman doang," timpal Alesia.

Syahla hanya mendengus sebal mendengar suara-suara dua siluman itu, tangannya gatal ingin menjambak rambut panjang mereka yang diwarnai kuning kecoklatan itu, juga mencakar wajah mereka yang dilapisi make up 3 centi yang terlihat menor itu.

Setelah selesai menggoreng, segera ia antarkan pesanan dua wanita itu, ibu dan anak tersebut, ia taruh minuman tersebut di atas meja tepat dihadapan masing-masing.

Seperti orang kepanasan, ibu dan saudara tirinya segera meraih dan meneguk sirup orange yang dibawa sasa.

"Cih, apaan ini? Kok gak dingin?" ujar ibunya, yang langsung menumpahkan sirup tersebut pada baju sasa.

Karena tak siap dan tak tahu akan diperlakukan seperti itu, sasa hanya diam, lalu mengelap cipratan itu.

"Mah, baju aku jadi kotor," keluh Syahla mengibaskan baju gamisnya.

"Alah, baju murahan begitu. Lagian kamu, kenapa sirupnya gak pake es batu sih? Kan jadinya gak dingin," sewot ibu tirinya itu, dengan bibir yang bergerak sinis.

"Es batunya habis, aku gak tahu karena baru pulang kerja juga," sahut Sasa membela diri.

"Alah, paling kamu malas," sergah ibu tirinya.

"Kenapa mamah gak suruh alesia saja yang bikin? Aku capek pulang kerja harus ngurus rumah dan masak, sedangkan dia cuma ongkang-ongkang saja dirumah," protes Syahla.

"Dia itu lagi bikin cucu buat kami, lagi pula kamu jomblo dan belum menikah, apa salahnya kalo kamu yang melakukannya?" ucap ibu tirinya membela alesia.

sedangkan adik tirinya itu hanya tersenyum simpul mendengarnya, seberapa kali sasa protes tetap ia yang dibela, anak tiri itu siapa? Cuma numpang hidup, pikir alesia.

"Iya, ka sasa. Aku ini capek loh, walau dirumah aja," Alesia menatap wajah ilham yang sedari tadi hanya memasang wajah datar, "Iya kan, sayang," panggilnya mesra.

Tanpa tahu malu alesia langsung bergelayut manja pada suaminya itu, tepat dihadapan syahla yang hanya bisa diam melihatnya. Bayangkan saja, lima tahun pacaran dengannya tapi menikah dengan adik tirinya berasa cuma jagain jodoh orang, bukan.

"Tapi, ini gak adil buat sasa__" ucapan sasa terhenti kala suara sang kepala keluarga akhirnya menyela.

"Cukup!" bentak ayahnya.

Semua orang terkejut, termasuk sasa yang langsung menundukkan kepalanya, ia telan salivanya yang terasa berat, firasatnya buruk jika ayahnya sudah mulai bersuara.

"Sasa, kamu ini kenapa, sih? Kalo kamu gak mau ngerjain pekerjaan rumah, kamu boleh pergi dari rumah ini," ujar ayahnya, dengan tajam menatap wajah putri sulungnya.

Syahla memainkan ujung hijabnya, ucapan ayahnya terasa seperti batu yang menghantam dadanya, sakit dan menyesakkan. Apa maksud perkataan ayahnya itu? Apa ia telah diusir? Dari rumah yang sejak kecil ia tinggali.

Air mata gadis itu menetes tanpa ijin, menandakan rasa nyeri yang tak bisa ia tahan, namun secepatnya ia hapus dengan kasar.

"Yah, jangan begitu! Sasa itu perempuan, terlalu bahaya untuk tinggal sendiri," ucap Ilham berusaha mencegah dan membela.

Alesia menyenggol lengan suaminya, ia tak suka ilham membela kakak tirinya, matanya melotot pada lelaki itu tanda bahwa ia marah, membuat ilham akhirnya diam.

Sasa beranjak dari tempatnya berdiri, mencoba pergi dengan luka yang ayahnya buat, ia sudah tidak tahan ingin menangis sepuasnya dikamar kecilnya, kalau boleh ia ingin mengadu tentang rasa sakitnya.

"Mau kemana kamu? Ayah belum selesai bicara," ujar ayahnya yang bernama mustofa itu.

Sasa menghentakkan kakinya pelan, "Sebentar lagi maghrib, sasa mau ke mushola," sahutnya dengan nada yang tinggi.

1
Rian Moontero
lanjuuutt🤩🤸
vj'z tri
mis komunikasi lah gala sama Sasa 🤭 🤭🤭🤭
Mbak Ima
lanjutanx aq tunggu
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣 malahane pada main petak umpet 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
Jena kauuuuu 😤😤😤😤😤😤😡😡😡😡😡
vj'z tri
itu udah bawaan dari Sono nya mas gala kalau masalah per ileran 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
waduh ketawan ni rahasia gala 🫣🫣🫣🫣🫣
vj'z tri
laluuuu ...bersambung 🤣🤣🤣🤣😅😅😅🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
nyumput di belakang gandi salah tempat sasa 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 hayooo gala ada yang ngambek ,lu sih bukan nya langsung ngenalin ke jena 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
galaaaa nyindir akohhh kamu 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 plus sayur asam 🤤🤤😬
vj'z tri
modus lah Thor biar bisa lama2 liat Sasa 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
gak bisa tipu tipu papi Jen kamu gala ...papi Jen suhu nya 🤣🤣🤣🤣
Anyah aatma
duhhh satset ya bang
Azthar_ noor: gpp nyantei aja... tetap semangat ya
Anyah aatma: aku baru baca yg ini aja. ntar KLO dah selese nyicil baca, pindah ke yg lain😅
total 3 replies
Anyah aatma
dia nggak di saksikan org ngelakuinnya lgsg, udah kek yakin aja laporannya.
Anyah aatma
gue bacanya pke logat. suka bgt sama bahasa Sunda, kan ya?
Azthar_ noor: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ wellcome sayang. ..🥰
total 1 replies
Anyah aatma
dugaan gue sama kek Sasa. wkwk
Anyah aatma
genderuwo kah? haha
rambut panjang trus laki.
Anyah aatma
Malaikat dong. Bisa2nya Sasa kepikir kesana. wkwk
Anyah aatma
ya Ibunya lah. Anda kan jahat pak.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!