Hidup Naura yang sudah menderita itu, semakin menderita setelah Jessica anak dari Bibinya yang tidak sengaja menjebak Naura dengan seorang pria yang dikenal sebagai seorang preman karena tubuhnya yang penuh dengan tato, berbadan kekar dan juga wajah dingin dan tegas yang begitu menakutkan bagi warga, Naura dan pria itu tertangkap basah berduaan di gubuk hingga mereka pun dinikahkan secara paksa.
Bagaimana kelanjutannya? siapakah pria tersebut? apakah pria itu memang seorang preman atau ada identitas lain dari pria itu? apakah pernikahan mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Menunggu Kamu
"Kurang ajar! kau pikir Nyonya Naura ini maling, Nyonya Naura ini istri dari pemilik Andrean Group, kau sudah salah besar berurusan dengan Nyonya Naura bahkan menghinanya, kau harus diberi pelajaran," ucap Justin dan maju hendak memukul Fatin.
Naura yang melihat hal itupun segera menghentikannya, "Sudahlah Justin, saya tudak mau memperpanjang masalah ini, biarkan saja dia. Saya sudah tidak ingin berbelanja, lebih baik kita pulang saja," ucap Naura.
"Baik, Nyonya. Awas saja kau!" ucap Justin dan mengancam Fatin.
Naura dan Justin pun pergi, sedangkan Fatin hanya diam, wajahnya pucat dan tangannya gemetar. "Sa, aku harus gimana ini?" tanya Fatin.
"Minta maaf," ucap Risa lalu meninggalkan Fatin.
"Minta maaf," gumam Fatin, ia pun berlati keluar butik dan sayangnya mobil yang ditumpangi Naura sudah meninggalkan butik.
"Aku hatus gimana? aku gak mau dipecat, semoga saja mereka melupakan ini semua dan berbaik hati mau memaafkanku," gumam Fatin.
"Maafkan saya, Nyonya. Seharusnya saya tidak meninggalkan Nyonya sendirian tadi, saya akan segera menghubungi Tuan Aiden dan menceritakan apa yang terjadi. Pelayan itu harus dipecat dan butik itu harus diberi pelajaran karena berani tidak menghormati Nyonya," ucap Justin setelah mereka masuk kedalam mobil.
"Jangan, Justin. Tolong jangan beritahu Mas Aiden," ucap Naura, ia tidak ingin urusan ini menjadi panjang.
"Tapi, Nyonya...," ucapan Justin terhenti lantaran Naura menyelanya.
"Saya tidak mau Mas Aiden repot dan marah hanya karena masalah kecil seperti ini, lagipula saya tidak terluka, hanya sedikit kaget. Kalau kamu bilang pada Mas Aiden, dia pasti akan membuat keributan besar. Saya tidak mau itu terjadi, jadi biarkan saja. Saya tadi memang tidak maj belanja, jadi tidak ada ruginya kan," ucap Naura.
"Tapi Nyonya, status Nyonya...," ucapan Justin kembali dipotong oleh Naura.
"Status saya tidak membuat saya berhak menyingkirkan orang lain, Justin. Saya hanya ingin pulang, jadi saya harap kamu jangan bilang apa-apa pada Mas Aiden ya," ucap Naura.
Melihat ketegasan di mata Naura, Justin akhirnya menghela napas. "Baik, Nyonya. Saya akan menuruti permintaan Nyonya, tapi jika Nyonya ingin berbelanja lagi, saya akan pastikan butik itu berlutut di hadapan Nyonya," ucap Justin.
Naura tersenyum tipis mendengar perkataan Justin, "Terima kasih, Justin," jawab Naura
Sesampainya di rumah, Naura langsung menuju kamar. Ia duduk di pinggir ranjang, menatap kakinya. Sandal jepit yang ia pakai memang sangat sederhana, tetapi itu adalah pemberian Aiden. Tiba-tiba, ia teringat kata-kata Aiden saat sarapan.
"Aku sekarang Naura istrinya Mas Aiden, kalau aku berpenampilan seperti ini yang malu adalah Mas Aiden, nanti banyak yang menghujat Mas aiden karena memiliki istri yang tidak bisa berpenampilan yang menarik," gumam Naura.
Naura bangkit lalu berjalan ke lemari dan mengeluarkan salah satu dress pemberian Aiden yang paling elegan, sebuah gaun selutut berwarna cream yang sangat lembut, Naura juga mengambil sepasang sepatu hak rendah yang terlihat jauh lebih berkelas daripada sandal jepitnya.
Setelah berganti pakaian dan mencoba merapikan rambutnya, Naura menatap bayangannya di cermin. Ia terlihat jauh berbeda, lebih anggun, lebih dewasa dan yang terpenting ia merasa sedikit lebih percaya diri.
Naura memutuskan untuk mengisi waktu luangnya dengan membaca buku di perpustakaan kecil milik Aiden di lantai atas, di mana Aiden sudah mengizinkan Naura untuk datang ke perpustakaan tersebut.
Naura berada di perpustakaan sampai sore, setelah itu ia pergi ke dapur dan menyiapkan makan malam untuk sang suami, lalu Naura kembali ke kamar dan beristirahat menunggu Aiden pulang. Namun, ketika Naura bangun, Aiden belum juga pulang apalagi jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam.
"Kok Mas Aiden belum pulang ya," gumam Naura
Sekitar pukul satu dini hari, suara mobil Aiden terdengar di halaman. Naura segera bergegas turun dan melihat Aiden masuk ke dalam rumah, tampak lelah, tetapi begitu melihat Naura, senyumnya langsung muncul.
"Kenapa belum tidur?" tanya Aiden sambil melepas jasnya dan meletakkannya di lengan Justin.
"Aku menunggu kamu, kenapa kamu baru pulang?" tanya Naura.
"Maaf ya, tadi pertemuannya cukup sulit dan banyak yang harus dibahas buat persiapan melawan musuh," ucap Aiden.
"Mas udah makan?" tanya Naura.
"Belum," jawab Aiden.
"Kalau gitu, Mas mandi dulu. Aku udah siapin air hangat buat Mas Aiden, terus Mas turun soalnya aku juga udah siapkan makan malam buat Mas Aiden," ucap Naura dan diangguki Aiden.
Setelah mandi dan makan malam, Aiden dan Naura pun mengobrol sebentar di meja makan. "Gimana pas di butik tadi? kamu udah pilih baju yang banyak?" tanya Aiden.
"A-aku gak dapat baju yang aku suka Mas, jadinya aku gak pilih apa-apa," jawab Naura.
"Kamu gak ke tempat lain?" tanya Aiden dan mendapat gelengan dari Naura.
"Yasudah gapapa, pas hari libur nanti aku temani kamu buat beli baju ya, sekarang kita ke kamar ya, udah malam soalnya" ucap Aiden dan diangguki Naura.
"Aku ambil air dulu ya Mas baut di bawa ke kamar," ucap Naura.
"Iya," jawab Aiden.
Saat Naura membelakangi Aiden dan Justin untuk mengambil air minum, Aiden pun melihat Justin dan memberikan sebuah kode pada asistennya. Justin yang mengerti arti kode dari Aiden pun mengangguk patuh, lalu ia pergi meninggalkan aiden dan Naura.
"Ayo, Mas," ucap Naura lalu Aiden pun berdiri dan menggandeng tangan Naura untuk kembali ke kamar.
Disisi lain, Justin tengah sibuk mengurus butik tempat tadi Naura belanja. Justin memang sudah mengatakan apa yang terjadi pada Naura ketika di butik dan Aiden pun marah, karena itu Aiden memberikan kode untuk Justin membereskan masalah tersebut.
Justin segera menghubungi beberapa koneksi yang ia miliki. Sebagai asisten pribadi dari pemilik Andrean Group, kekuatannya tidak bisa dianggap remeh, bahkan di mata pemilik butik besar sekalipun.
Pukul 2 dini hari, telepon berdering di rumah mewah Bu Evelyn yaitu pemilik butik tempat Naura belanja tadi, Bu Evelyn mengangkat telepon dengan kesal karena tidurnya terganggu.
[Halo! Siapa ini malam-malam begini?]
^^^[Selamat malam, saya asisten pribadi Tuan Andrean]^^^
Mendengar nama Andrean, mata Bu Evelyn langsung terbelalak, keningnya langsung berkeringat dingin. Andrean Group adalah raksasa bisnis yang bisa menghancurkan jaringan butik miliknya hanya dengan satu sentuhan.
[I-iya, kalau boleh tahu. Ada apa ya anda menghubungi saya jam 2 dini hari? apa ada urusan penting atau proposal yang pernah saya ajukan sudah diterima?]
^^^[Istri Tuan Andrean, hari ini mengunjungi salah satu butik anda yang ada di pusat kota dekat tamam kota dan sayangnya pelayan disana memperlakukan Nyonya Andrean dengan tidak sopan]^^^
.
.
.
Bersambung.....
Naura come on upgrade i now you can do it