Dokter Sherly Sakitnya Diselingkuhi

Sudah dia tahun Sherly menjabat sebagai direktur dirumah sakit ini, banyak kemajuan yang terjadi dari segi fasilitas, pelayanan dan dekorasi rumah sakit. Resume pasien dan keluarga mereka sangat baik dan mereka berpendapat senang.

Hari ini dokter Sherly menerima kejutan dari semua staf rumah sakit ini. Perayaan ulang tahun yang ke tiga puluh empat tahun dirayakan sangat meriah. Di jam empat sore. Tampak hadir suaminya dokter Timotius Johanes , dan kedua anaknya Noah David Johanes yang sudah berusia tiga belas tahun dan Nora Daniella Johanes yang sudah berusia dua tahun. Mereka datang dengan membawa kado masing - masing. Sherly yang mau meniup lilin dibuat kaget, karena seharian dia dicuekin oleh suami dan anaknya yang pertama. Sampai air matanya keluar.

"Sori mami, sori sayang kami cuek seharian dengannya karena demi mewujudkan kejutan dari staf mami. Maafkan kami sayang." Timo langsung mencium bibir istrinya.

"Tetapi kami, papi, Noah dan Nora berdoa kok sama Tuhan atas bertambah setahun usia mami. Kami sayang mami." Noah yang tingginya hampir sejajar dengan maminya seratus enam puluh sembilan sentimeter ini langsung mencium maminya.

"Ade juga mau dicium papi dan kaka." Langsung Timo mengendong putri kecilnya dan mencium begitu pula dengan kakanya.

"Inilah anak kami yang kedua. Dia ini saingan maminya, kalau apa yang maminya dapat harus dia juga dapat. Seperti ini."

"Mami selamat ulang tahun, dede sayang mami." Langsung Nora mencium maminya.

"Terima kasih suami dan kedua anakku, terus terang sehari ini saya kecewa dengan sikap mereka ternyata ada misi bersama staf di kantor ini. Terima kasih buat kalian semua atas doa dan kejutan indah ini." Acara belangsung hanya satu jam semua bagian yang tidak ada disini, bagiannya diserahkan ke ruangan - ruangan mereka. Akhirnya Roy pulang kerumah dengan hadiah yang banyak dari stafnya. Sekalian menjemput mama, papa, sus Tini, bibi dan pak Eko. Kita akan makan malam bersama disebuh restoran yang sudah dipesan Timo buat mereka. Di mobil Sherly membuka kado dari suami dan kedua anaknya. Semua kado langsung digunakan olehnya. Timo suaminya memberi tas mewah, branded terkenal, Noah memberi Ipad terbaru buat maminya. Dan Nora membeli jam tangan mewah.

Selain keluarga mereka juga ada keluarga Jefry dan Grace serta kedua anak mereka. Sekarang Grace sedang hamil anak ketiga. Anak buah cintanya dengan Jefry. Sherly mengetahui ini dari Noah karena Dara yang menceritakannya.

Ternyata di restoran itu ada sosok yang sangat membenci mereka, terutama Sherly. Dia menatap kemesraan keluarga itu.

"Cukup sayang, empat tahun sudah cukup. Tunggu balasanku."

Leny Marlina, setelah diungsikan oleh kedua orangtuanya ke Jerman selama empat tahun, dia kembali ke Indonesia, kembalinya ke Indonesia karena papinya baru meninggal. Ya papi dan maminya sekarang memilih tinggal di Jakarta. Leny tidak menjadi dokter lagi, karena sakitnya. Dia sudah menikah dan anaknya satu di Jerman sana.

Di mall ini Leny sedang reuni dengan temannya yang dulu di Jerman sama - sama namun sudah kembali ke Jakarta dan bekerja disini. Leny mulai teringat bahwa tanggal ini adalah hari ulang tahun Sherly Isabel Carlos sahabatnya.

"Bahagia sekali kamu sayang." Leny kembali menggerutu pasangan suami istri ini. Ternyata empat tahun tidak bertemu penyakit hatinya belum juga sembuh. Dia tidak sadar bahwa perbuatan empat tahun lalu hampir membuatnya menjadi tahanan puluhan tahun. Leny kembali memerintah pasangan selingkuhnya untuk mencari informasi terkini tentang pasangan suami istri ini.

Disebuah apartemen mewah Leny Marlina tinggal bersama selingkuhannya. Dia setiap ke Jakarta meninggalkan anak dan suaminya selalu menemui Maxi teman enak - enakkan nya.

"Ngapain sih masih sibuk dengan mereka?"

"Kamu ngak mau menolong???"

"Beb, pikir panjang, yang rugi kamu. Kasihan anakmu??"

"Biasa - bisanya kamu mikir anakku? Kita melakukan hal ini, kamu ngak mikir?"

"Ya ini kan kita sama - sama suka. Aku bebas beb, kamu?"

"Siiit persetan dengan kamu. Keluar dari apartemen ku. Aku ngak butuh kamu sekarang."

"Hai, mikir kalau ngomong. Kita berhubungan ini bukan baru setahun dua tahun sudah belasan tahun, perna kah kamu melihat atau mendengar aku membawa wanita lain Len? Tidak perna karena saya menghargai kamu lebih dari Semua ini karena aku sayang kamu. Aku cinta kamu Len."

Max adalah seorang aparat dia sudah lama berhubungan dengan Leny, sebenarnya dia mencintai Leny dengan tulus, sampai sekarang dia belum berumah tangga. Bahkan tidak mempunyai pacar, memang dia lebih mudah lima tahun dari Leny, namun hatinya tidak bisa berbohong dia jatuh cinta sama sosok Leny ini yang adalah dokter, sekarang dia menjadi dokter kencantikan dan punya usaha skincare bekerja sama dengan rekan pengusaha di Indonesia, produk mereka best seller.

Maxi meninggalkan Leny seorang diri. Dia tahu hubungannya ini juga masih salah, jika ketahuan sama suaminya, akan berakibat buruk bagi pekerjaannya.

Satu minggu maxi tidak menghubunginya bahkan memperlihatkan dirinya. Maxi mau Leny berubah, karena disayang. Namun secara diam - diam Maxi memperhatikan pergerakan Leny takut dia bertindak salah, karena penyakit hatinya itu. Maxi yang tugasnya sebagai intel tidak muda untuk memantau pergerakan Leny. Benar dia melihat Leny bertemu dengan preman memberi uang.

Namun ketika Leny ,pergi Maxi menghampiri preman itu dan membatalkan rencana Leny. Sampai satu ketika Leny mengetahui bahwa beberapa kali Maxi membatalkan rencananya. Dia menghubungi Maxi, namun tidak bisa Leny sangat marah, sampai dia mendatangkan kesatuan Maxi dan mengaku sebagai istrinya. Namun sebagian anggota menertawakannya.

"Kasih tahu dia Istrinya Leny Marlina mencarinya."

Maxi yang sedang berdinas di luar waktu pulang digodain sama teman - temannya.

"Ting ada tante - tante cari kamu?"

"Tante???"

"Iya." Mereka menunjukan fotonya Leny. "Ngakunya istri kamu." Maxi tertawa. Dia langsung menghubungi Leny.

"Kenapa cari saya??"

"Ketemu sekarang."

"Kamu ngak mau lihat saya kan?"

"Ketemu sekarang."

"Ngak aku lagi dinas." Sebelum menutup telepon dia mendengar teriakan Leny. Maxi membiarkan saja. Paling sadar sendiri, namun hati kecilnya berkata lain.

Malam hari pukul tujuh, Maxi ke apartemen Leny. Waktu menempelkan jarinya apartemen itu terbuka, gelap dan sangat berantakan. Rumah sudah diacak oleh Leny, pecahan botol banyak dilantai Sedangkan Leny sudah terbaring dilantai karena mabuk. Maxi mengangkat tubuh lemah itu ke kamar. Dan dia membersihkan kekacauan yang terjadi. Tampak laptop terbuka ada email dari suaminya surat perceraian. Dan ada pesan dari mantan suaminya, bahwa dia akan mengirim semua barang - barangnya Leny ke Indonesia.

Maxi melihat sosok tak berdaya itu dari pintu kamar. Maxi akan kembali ke messnya. Namun Leny yang menyadari kedatangan Maxi langsung berlari dan memeluknya dari belakang.

"Jangan tinggalin aku."

"Kenapa tidak boleh?"

"Aku sayang kamu Maxi." Yang disayang tersenyum. Dia membalikan badannya dan menatap Leny. "Aku sayang kamu Maxi. Tolong tetap disisiku."

Maxi langsung mendorong tubuh itu hingga mengenai tempat tidur dan tertidur disana. Dia langsung merobek baju Leny dan melakukan penyatuan tanpa pemanasan, meskipun dalam keadaan mabuk Leny tetap menjerit.

"Sakit beb." Maxi tidak memperdulikan kesakitan dari Leny. Dia tetap melancarkan aksinya dengan sedikit kasar sampai mereka melakukan pelepasan bersama - sama. Maxi sudah tertidur disamping tubuh lemah itu.

"Kamu kenapa?"

"Tidak ada yang sayang sama saya beb?"

"Mata dan hatimu muta, aku yang selalu sayang sama kamu. Kamu yang selalu mengecewakan ku. Dari Jogja sampai Jakarta."

"Tapi aku wanita tidak baik. Aku janda berkali - kali. Kamu pantas dapat yang terbaik."

"Jadi kamu iklas saya cari cewek lain, yang sepantaran dengan saya?"

"Ngak, aku ngak mau." Maxi tersenyum.

"Dari dulu sampai sekarang cintaku tidak perna berubah. Aku selalu bersabar menantimu. Berhentilah menjadi orang jahat, kamu itu cantik pintar."

"Tetapi aku tua beb."

"Umur, tetapi goyanganmu yang bisa membuatku puas."

"Mesum."

"Hanya sama kamu."