NovelToon NovelToon
Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Pengantar CINTA Untuk Mbak Janda

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cintamanis / Janda / Cinta Seiring Waktu / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Resti_sR

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘪𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘦𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘬𝘪𝘳𝘪𝘮, 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘱𝘢𝘮 𝘤𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨.
𝘴𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵,
𝘑𝘢𝘷𝘢𝘴—𝘬𝘶𝘳𝘪𝘳 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘦𝘫𝘢𝘳 𝘫𝘢𝘯𝘥𝘢!"

Bagi Javas, seorang kurir dengan sejuta cara untuk mencuri perhatian, mengantarkan paket hanyalah alasan untuk bertemu dengannya: seorang janda anak satu yang menjadi langganan tetapnya. Dengan senyum menawan dan tekad sekuat baja, Javas bertekad untuk memenangkan hatinya. Tapi, masa lalu yang kelam dan tembok pertahanan yang tinggi membuat misinya terasa mustahil. Mampukah Javas menaklukkan hati sang janda, ataukah ia hanya akan menjadi kurir pengantar paket biasa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Resti_sR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Teman apa teman?

“Apa dengan tidak bertanya sekarang cukup untuk membuat mood Selena membaik?”

“Memberinya waktu memang perlu, tapi aku juga harus tahu kenapa dia dan Sera saling kenal. Dan apa yang sebenarnya mereka bicarakan tadi siang sampai Selena berubah sedrastis itu.”

“Aih… aku tidak bisa terus diam tanpa mencari tahu. Tapi mulai dari mana? Kalau aku tanya Selena sekarang, apa dia mau menjawab?”

“Apa tanya Sera saja? Jangan. Itu hanya akan membuat dia merasa punya celah. Demi Selena, aku tidak boleh memberi ruang pada wanita lain.”

Batin Javas terus bergejolak. Penasaran, cemas, dan rasa bersalah bercampur jadi satu. Sejak mengantar Selena dan Lala pulang tadi siang, pria itu bahkan belum benar-benar kembali ke kos. Waktu berjalan begitu saja, sudah lebih dari lima jam, tapi pikirannya masih tertinggal di wajah Selena yang dingin dan datar siang tadi.

Motor itu ia bawa tanpa tujuan jelas. Berputar dari satu jalan ke jalan lain, mencoba mencari tempat yang bisa sedikit meredakan sesaknya. Hingga akhirnya Javas berhenti di sebuah kafe. Satu minuman habis, lalu disusul gelas berikutnya. Entah sudah berapa yang ia pesan, bahkan pelayan kafe beberapa kali melirik heran karena pria itu tak kunjung pergi.

Pandangan Javas lurus ke depan, kosong.

“Selena sekarang gimana ya… sudah mendingan belum?” gumamnya pelan.

Tangannya meraih ponsel. Layar chat dengan nama Selena terbuka. Jempolnya menggantung di atas layar, ragu untuk mengetik satu kata pun. Berkali-kali ingin mengirim pesan, berkali-kali pula ia mengurungkan niat.

Hingga tiba-tiba ponselnya bergetar.

Nama Bibi Arumi tertera di layar.

Javas langsung mengangkatnya. “Halo?” sapanya cepat, nada suaranya refleks berubah heran.

“Den Javas, bisa minta tolong datang ke rumah? Nona Selena demam, Den. Panas sekali tubuhnya,” suara Bibi Arumi terdengar panik dari seberang.

Darah Javas seakan berhenti mengalir.

“Apa?” napasnya tersedak. “Saya ke sana sekarang, Bi. Tolong kompres Selena pakai air dingin. Saya usahakan sampai secepatnya.”

Panggilan itu langsung terputus. Javas bangkit dari kursinya, hampir menjatuhkan kursi di belakangnya. Tanpa peduli tatapan orang-orang di sekitarnya, dia berlari keluar kafe.

“Sel… pantas saja dari tadi kamu diam,” gumamnya lirih penuh sesal.

Javas duduk di atas motor, menyalakannya, namun sebelum menarik gas, ia kembali mengeluarkan ponselnya. Tangannya bergetar saat menghubungi nomor yang sangat ia kenal.

“Mommy,” ucapnya begitu sambungan terhubung, suaranya terburu-buru.

“Ya, sayang?” suara lembut dari seberang menjawab.

“Mommy bisa hubungi Dokter Arez sekarang? Tolong datang ke alamat Jalan Undana AA nomor tiga,” ucap Javas cepat, hampir tanpa jeda.

“Ada apa? Kamu yang sakit? Itu alamat kos kamu kan? Mommy jemput sekarang saja, kita ke rumah sakit,” suara ibunya langsung panik.

“Bukan aku, Mommy,” potong Javas tegas. “Teman aku yang sakit. Tolong hubungi dokter sekarang. Mommy tidak perlu datang, dan itu bukan kos aku.”

Di seberang terdengar helaan napas singkat. “Baiklah… Mommy hubungi dokternya sekarang.”

“Tolong bilang ke Dokter Arez untuk datang lebih cepat dan bawa obat demam,” pinta Javas sebelum menutup panggilan.

Tanpa menunggu lebih lama, gas motor ditarik dalam. Javas melaju meninggalkan area kafe dengan wajah tegang, rahangnya mengeras, dan satu pikiran memenuhi kepalanya.

Dia harus sampai ke Selena secepat mungkin.

...****************...

Sampai di depan halaman rumah Selena, Javas kebetulan berpapasan dengan dokter Arez yang baru juga sampai. Dokter itu memilih membawa motor karena desakan dari Mommy Kanaya di telepon tadi.

"Dok," panggil Javas, dan dokter Arez yang mau melangkah masuk pun berhenti mendengar panggilan itu. Dia menatap Javas dengan kening mengerut heran.

"Loh, Javas. bukan kamu yang sakit?" tanya pria itu.

"Bukan aku, dok. emang mommy tidak beritahu?"

gelengan sang dokter membuat Javas mendengus, "kebiasaan!" Gumamnya.

"Jadi?"

"Ayo masuk, dok. Di dalam teman saya yang sakit," ujar Javas terkesan terburu-buru, dan itu menyisakan tanya di kepala dokter Arez.

"Teman apa teman, Jav? itu kamu kelihatannya panik banget, saya curiga—"

"Nanti aja curigaannya, Dok. ayo kita masuk, daripada saya bilang Daddy nanti untuk di pecat, gimana?" jurus mengancamnya membuat Dokter Arez tak berkutik. pria berpakaian rapi dengan jas putih itu masuk mengikuti langkahnya.

"Pintar banget bocah ini mengancam," batin Dokter Arez pasrah.

Javas mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama, Bibi Arumi membukanya dari dalam.

"Bi, bagaimana Selena?" tanya Javas cepat.

Bibi Arumi menatap Javas, lalu bergantian melihat dokter yang berdiri di belakang pemuda itu sambil menjinjing tas medis.

"Di dalam, Den Javas. Dari tadi masih menggigil terus. Silakan masuk," ujar Bibi Arumi, kemudian mempersilakan keduanya masuk.

Wanita paruh baya itu membawa mereka menuju kamar Selena.

Langkah Javas terhenti di ambang pintu. Tubuh Selena terlihat meringkuk di bawah selimut. Wajahnya pucat, bibirnya bergetar, matanya terpejam, namun sesekali mulutnya bergerak meracau pelan.

Ada sesuatu yang mengencang di dada Javas.

Dokter Arez segera mendekat. Ia membuka tas medis dan mulai mengeluarkan beberapa alat, lalu memeriksa kondisi Selena dengan cekatan.

Javas, Bibi Arumi, dan Lala berdiri agak menjauh, memperhatikan dalam diam. Tidak ada yang bersuara, hanya ketegangan yang memenuhi kamar itu.

Usai memeriksa, Dokter Arez menghela napas kasar. Ia meluruskan punggungnya, lalu menatap satu per satu wajah mereka.

"Kalau boleh tahu, sebelumnya Nona ini melakukan apa, Bu?" tanyanya memastikan.

Bibi Arumi menarik napas dalam, jelas masih diliputi cemas.

"Dok, setelah pulang sejak siang tadi, Nona Selena tidak keluar kamar sampai sore. Kami pikir beliau tidur. Karena terlalu lama, saya memberanikan diri membuka pintu kamar. Tapi ternyata Nona tidak tidur, melainkan berada di kamar mandi. Tubuhnya berada di bawah shower dalam waktu lama. Entah sejak kapan pastinya, mungkin dari siang. Yang jelas, saat saya buka pintu kamar mandi, Nona sudah menggigil dan sangat lemas," jelasnya panjang lebar.

Dokter Arez mengangguk pelan, wajahnya tampak memahami.

"Pantas saja," ujarnya lirih.

Ia kembali menatap Selena yang terbaring lemah.

"Nona Selena mengalami hipotermia ringan akibat terlalu lama berada di kondisi dingin. Suhu tubuhnya tadi berada di bawah tiga puluh lima derajat. Tubuhnya bekerja keras untuk menghangatkan diri, ditambah kelelahan fisik dan tekanan pikiran. Itu sebabnya sekarang justru muncul demam tinggi," jelas Dokter Arez sambil mengeluarkan beberapa tablet obat dari tas medisnya.

Javas mengepalkan tangannya tanpa sadar. Tatapannya tak lepas dari tubuh Selena yang masih meringkuk rapuh di balik selimut tebal itu.

"Ini ada obat untuk menurunkan demam. Bisa diberikan setelah dia makan malam nanti. Kalau besok pagi demamnya masih belum turun juga, sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit," lanjut Dokter Arez sambil merapikan kembali isi tas medisnya.

Bibi Arumi menerima beberapa strip tablet, lalu meletakkannya dengan hati-hati di meja samping tempat tidur Selena.

"Kalau begitu, saya pamit dulu," ujar Dokter Arez sambil berdiri. Pandangannya beralih pada Javas. "Jangan panik berlebihan. Kondisinya masih bisa ditangani. Dia pasti sembuh."

Javas mengangguk kecil, lalu ikut mengantar dokter itu keluar.

Sampai di depan rumah, Javas berhenti.

"Makasih banyak, Dok," ucapnya tulus.

"Sama-sama, Jav." Dokter Arez menepuk bahu Javas ringan, lalu tersenyum jahil. "Ngomong-ngomong, itu siapanya? Ada kabar baik, ya?"

Javas melirik singkat ke arah rumah, lalu kembali menatap dokter itu.

"Saya hubungi Daddy dulu—"

"Eh, iya, jangan!" potong Dokter Arez cepat, refleks mundur setapak. "Dasar anak kurang ajar."

Javas hanya mengangkat bahu tipis.

"Ya sudah, saya pamit," lanjut Dokter Arez sambil berjalan cepat ke arah motornya. Tak lama, suara mesin menyala, dan ia meninggalkan halaman rumah Selena.

Javas berdiri beberapa detik, menatap kosong ke arah jalan sebelum akhirnya berbalik masuk, pikirannya masih tertinggal pada satu sosok yang terbaring lemah di dalam kamar.

...----------------...

"Jangan... jangan pergi, tolong... Jangan tinggalin Selena, kak..."

TBC...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Cibby
yuk jadian yuk🤭
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
pepet terus mas, gpp kaku tangan demi cinta🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: gini banget pepet janda🤣🤣
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
bagusss cerita nya thor ada lucu lucunya 🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Terima kasih kak🥰🥰
total 1 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
cinta dengan tulis ya javes
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
ada ada aja😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
🤣🤣🤣🤣🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
yang lagi viral skg namanya mas🤣 menguasai 3 negara, Indonesia korea n malaysia🤣😂
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ: iy thor🤭
total 2 replies
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
gubrak🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
wkwkwkwkwk... anterin aja ke alamat pertama mas kurir🤣
ׅ꯱ɑׁׅƙׁׅυׁׅꭈׁׅɑׁׅ
mampir thor 🤣🤣🤣🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduhh, jangan jadi pebinor Javas🤣🤣, tpi klau statusnya janda, ya lain lagi🤣🤣
🟢≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥: waduhhh, seketika bulu kuduk ku berdiri😬😬
total 2 replies
Lola Maulia
🥰🥰🥰🥰
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Makasih kak🥰
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto: sama2 👍👌
total 2 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Efy
curahan hati kang Kurir paket,ya ampun disaat costumer nungguin lama ternyata kang paket juga berharap cepat sampe ke tuannya,tapi si gogle map masih ngerjain muter-muter alamat rumah nya😄
Efy: ya ampun,iya juga y😅
total 3 replies
Va🍃🍂
emang si Javas plek ketiplek sama bapaknya🤣🤣😭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ya kan, emang jiplakan bapaknya🤣
total 1 replies
Cibby
Jule.., autor juga tidak ketinggalan ya🤭🤭
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: 🤣🤣🤣ya memanfaatkan
total 1 replies
Tulisan_nic
plus racun ya,mau?🤣🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Javas: Ya jangan dong, kasian mbak Selena Jandanya berkelanjutan kalau akuu di racun😭
total 1 replies
Tulisan_nic
gundulmu iku🤣🤣🤣
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀: Ampun kak🤣🙏
total 1 replies
Tulisan_nic
adalah,ada hati yang mulai berbunga-bunga 👻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!