NovelToon NovelToon
Your Duplikat

Your Duplikat

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Slice of Life
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nukamah

setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 1. Kenyataan yang tak di harapkan

Dengan sorot mata sendu oliv menatap wajah barra yang tampak bingung dengan situasi mendesak itu.

"kau cukup ucapkan kalimat ini, bahwa anak itu adalah anakku" ujarnya

namun tak sedikitpun oliv bergeming dan mengatakan satu kata apapun lewat mulutnya, mengapa di saat situasi yang begitu mendesak itu bibirnya justru terkunci rapat.

"yumi adalah putriku, katakan bahwa dia adalah anak kita liv!" desak barra dengan sorot mata yang telah di penuhi genangan bulir air bening.

Berulang kali oliv menelan ludah susah payah dan berusaha menguatkan tekat untuk angkat bicara, namun seolah ia tak kuat menahan sesuatu yang hampir meledak, tubuhnya sampai gemetar dan tak berani menatap sepasang mata lelaki itu lagi.

"padahal akulah yang sudah menahan diri selama ini, tapi kenapa malah wajahmu yang terlihat sangat menderita? siapa yang membuatmu begitu putus asa seolah kau tidak pernah menghadapi kondisi genting sama sekali!" ujar oliv sembari menatap ke arah tanah yang ia pijaki, kondisi trotoar yang mulai basah membuat ujung jari kakinya memucat karena dingin.

"katakanlah oliv, tolong katakan itu sekarang" desaknya lagi

"benar, dia adalah anakmu barra" ujar oliv lantang sembari memegang lembut wajah mantan suaminya yang telah basah kuyup karena tetes hujan malam itu oliv menahan isak tangisnya.

"yumi adalah anak kita" ucapnya lagi, lantas tangis keduanya pun akhirnya pecah di kesunyian kota malam itu. Untunglah keadaan jalan sunyi sepi, kalau tidak mana mungkin akan terjadi adegan dramatis seperti malam itu.

7 tahun yang lalu tepatnya ketika pernikahan mereka masih berjalan baik baik saja, tiba-tiba oliv mendapati sebuah kenyataan pahit yang tak pernah terpikirkan sedikitpun olehnya.

"ini tidak mungkin, sungguh ini tidak mungkin terjadi" pekiknya panik, seketika wajahnya pucat pasi dan tangannnya gemetar ketika melihat dua garis merah tertoreh genah dari alat pengukur kehamilan di tangannya. Saat itu usianya baru menginjak 22 tahun dan statusnya masih menjadi mahasiswa tahun ke 3.

"tidak tidak tidak, ini pasti alatnya yang rusak, bagaimana aku bisa hamil sedangkan malam itu sudah pasti dia pakai alat kontrasepsi" gerutunya sembari mengacak acak rambutnya sendiri. Mulutnya terus berkomat kamit dan pikirannya berkabung kemana-mana mencoba mengingat malam malam panas yang pernah ia lewati bersama suami kontraknya.

"tidak, ayo tenang dulu.. Aku harus tenang" ucapnya sembari berupaya untuk berpikir jernih

"ah, aku tidak bisa tenang! Dimana letak kesalahannya? Mana mungkin barra tega melakukan itu padaku? Sebelumnya kita kan sudah membuat kesepakatan harus pakai kontrasepsi setiap kali melakukannya, kalau begitu sebenarnya apa ini? Apa yang harus aku katakan padanya? Apa dia mau pergi ke rumah sakit denganku atau jangan-jangan dia justu akan marah kalau ku beritahu?" gumamnya tak ada habis menyalahkan keadaannya kala itu.

"tidak, kenapa benda ini harus merah? Kenapa ketiga benda ini harus garis dua? Ini sudah jelas salahnya, dasar barra dewanto ini semua salahmu!" pekiknya kesal, sembari menuding ketiga tespack yang tergeletak di wastafel toilet.

Tiba-tiba getar ponsel di di saku celana mengagetkannya.

"astaga !! Jam berapa sekarang? Oh iya aku lupa dengan janjian makan malam keluarga! Argh ... Bisa bisa kau lupa acara sakral itu olivia!" gerutunya sendiri.

Di tengah dinginnya musim penghujan oliv berjalan terburu-buru untuk menemui barra di tempat janjian.

"Hei barra!!" Teriak oliv begitu melihat pasangan kontraknya masih bertengger di depan restoran yang mereka tuju.

Saat itu usia barra masih 26 tahun dan juga masih menjadi seorang mahasiswa di tahun ke-4, jarak pendidikannya hanya selisih satu tahun dengan olivia. Pria itu terpaksa menikah di usia belia karena desakan kondisi keluarga, yang tak lain hanya karena ikatan bisnis antara kedua orang tua masing masing yang harus terjalin kuat demi kepentingan bisnis mereka.

"Kenapa kau datang seperti itu?" Ucapnya berkomentar

"Loh, memangnya kenapa?"

"Pakaianmu terlalu tipis, nih pakai jasku supaya enggak masuk angin" ucapnya seraya menyodorkan jas tebalnya.

Meskipun cuma menikah secara kontrak, namun pihak dari kedua keluarga tak ada yang tahu perihal perjanjian rahasia di balik pernikahan bisnis mereka. Mereka berdua memilih untuk merahasiakannya sampai alasan untuk bercerai telah di temukan nantinya.

Dan saat ini pernikahan mereka berdua masih berjalan sekitar 6 bulan lamanya.

Tak ada yang tahu takdir telah mempertemukan mereka sebelumnya di negara barat dan pada akhirnya berujung pada pernikahan kontrak yang tengah mereka lalui bersama sampai saat ini.

Berawal saat musim liburan suatu hari di Australia, setelah kelaparan dua hari karena lost kontak dengan keluarga saat berlibur di sana, tak sengaja oliv bertemu dengan barra, oliv menangis di depan supermarket dan bertemu dengan pria ini. Dalam kondisi tak saling kenal di negara orang, pria itu tak ragu meminjamkan uang padanya yang tak bisa membeli makanan. Memang tak bisa di pungkiri sejak awal pertemuan dia adalah pria yang baik untuk kesan pertamanya, dia orang yang ramah dan sangat bisa di andalkan, bahkan sampai sekarangpun baginya barra adalah pria sempurna yang pernah ia temui.

"Apa apaan sih! Aku kan juga punya style sindiri, kenapa aku harus pakai mantel raksasa ini!" Protes oliv dengan mulut mengembung bagai ikan buntal. Melihat kelucuan istrinya tatkala sedang merajuk barra jadi terkekeh kecil sembari memakaikan mantel ke tubuh oliv yang kecil dan mungil.

"Udaranya dingin, lagi pula Itu sangat cocok kok untukmu!" Ujarnya sambil tersenyum manis

"Cocok apanya, aku bahkan sudah tak ada bedanya dengan orang orangan sawah!" Gerutunya seraya tersipu malu.

"Tapi apakah alat kontrasepsinya akurat? Atau apakah gairah pria ini bisa di bilang cukup aman?" Lagi lagi prasangka buruk itu terus berputar bak roll coaster di kepalanya.

"Ada apa?" tanya barra heran melihat raut wajah oliv yang tampak gelisah.

"enggak"

"Ayo masuk!"

"Nanti aku akan masuk, kakak masuk duluan saja!" Ucap oliv agak getir.

"Loh kenapa? Kamu sedang enggak enak badan? Atau kamu enggak suka makan di restoran chinese?"

"Enggak bukan itu"

"Kalau kamu tidak nyaman bilang saja tidak usah memaksakan diri, atau bagaimana kalau kita makan sendiri saja di luar?" usulnya

"Eh, tidak usah kak!"

"Kau tidak mau makan?"

"Eh, iya .. anu soalnya perutku agak sakit" ucap oliv ragu-ragu

Dengan lembutnya tangan besar itu memeriksa suhu tubuh oliv dengan teliti, seketika tatapannya juga sendu seolah sangat mengkhawatirkan kesehatan oliv saat itu.

"Ya sudah kita pulang saja!"

"Loh kok pulang, bagaimana dengan makan malamnya kak? Kedua orang tua kita pasti marah kalau kita kabur seperti ini?" Ucap oliv panik

"Enggak apa apa, sekali ini saja kita abaikan aturan keluarga, kalau aku bilang kamu lagi enggak enak badan nantinya mereka juga bakal ngertiin kok" ujarnya santai.

1
Juliana Vicky Vicky
makasih thor...lanjut🤣
Juliana Vicky Vicky
up dong thor.....
Oriana
Wah seru!
yongobongo11:11
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Professor Ochanomizu
Ide ceritanya kreatif banget, pengen terus-terusan baca meleleh terus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!