Apa jadinya jika cinta pertama dan cinta yang meninggalkan luka kembali saat usia sudah tak lagi muda, itulah yang di alami Nin Kasih di usianya yang saat ini sudah memasuki lima puluh tahun.
Saat Nin kasih ingin menikmati masa tuanya dengan tenang, kenangan buruk masa lalunya kembali terbuka saat dirinya tak sengaja bertemu dengan laki laki yang tak sengaja iya temui saat dirinya berada di pemakaman suaminya seorang diri.
Apakah semua kenangan buruk itu akan berganti dengan kebahagiaan setelah kesalahpahaman itu di luruskan !
Dan apakah kebahagiaan itu akan mudah mereka raih di usia mereka yang tak lagi muda ?
Ikuti cerita Nin kasih yang hanya ingin bisa hidup tenang dan bahagia di usianya yang sudah tak muda lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R-kha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia !!
" Nin, mau Nanda temani ke makam kakek ?" tanya Nanda cucu satu satunya Nin kasih.
" iya Bu, Nanda dan Zoya akan menemani ibu ke makam ayah hari ini " ucap Zoya putri satu satunya Nin kasih yang saat ini sudah berusia dua puluh tujuh tahun.
" tidak usah, Nin bisa sendiri "
" kamu juga pasti masih sibuk dengan semua pesanan kue yang sedang kamu buat " ucap Nin kasih yang sepertinya sedang ingin menikmati kesendirian di makam suaminya yang bahkan sudah dua puluh tahun meninggalkan dirinya .
Nin Kasih adalah seorang wanita paruh baya karena saat ini usianya sudah memasuki lima puluh tahun, Nin Kasih juga seorang janda yang sudah di tinggal meninggal suaminya dua puluh tahun lalu, tapi meski hidup dengan kesendirian setelah kepergian suaminya tak pernah sekalipun terpikir dalam benak Nin Kasih untuk kembali menikah bahkan saat usianya masih tergolong muda.
" ya sudah jika ibu maunya seperti itu, tapi cepat hubungi Zoya jika terjadi sesuatu sama ibu di jalan nanti " ucap Zoya yang selalu mengkhawatirkan ibunya.
" kamu tenang saja, ibu pasti akan baik baik saja " ucap Nin Kasih yang tau bagaimana khawatirnya Zoya pada dirinya akhir akhir ini.
Hanya butuh waktu tiga puluh untuk Nin Kasih agar bisa sampai ke pemakaman yang selalu Nin Kasih datangi setiap bulannya, tapi saat Nin Kasih sampai di makam suaminya terdengar suara tangis seorang anak kecil meski hanya terdengar samar samar di telinga Nin kasih.
" suara itu ? "
" mana mungkin ada anak kecil menangis di tengah pemakaman seperti ini ? " tanya Nin Kasih yang bukannya takut tapi malah penasaran dengan suara tangisan yang semakin terdengar jelas telinga Nin Kasih.
Nin kasih mulai menyisir seluruh pemakaman dengan matanya tapi Nin Kasih tak menemukan dimana asal suara itu, hingga suara dedaunan yang bersenggolan mengalihkan perhatian Nin kasih dan disana Nin Kasih melihat seorang anak kecil yang seusia dengan cucunya Nanda.
" hai nak, sedang apa kamu di pemakaman seperti ini ?" tanya Nin Kasih yang langsung berjalan menghampiri anak laki laki yang terlihat sedang ketakutan bahkan tak segan anak laki laki itu memeluk Nin Kasih begitu erat seolah menemukan tempat ternyaman untuk menyalurkan rasa takutnya saat ini.
" tolong nek, Dewa mau di culik " Ucap Dewa penuh ketakutan.
" di culik ? "
" bagaimana bisa ?"
" siapa yang menculik mu ?" tanya Nin Kasih berturut turut tapi hanya gelengan kepala yang Nin Kasih dapatkan dari anak laki laki yang ada di hadapannya.
" ada yang bisa nenek hubungi untuk bisa menjemputmu disini ?" tanya Nin Kasih yang memang tak mengenal bahkan baru kali ini bertemu dengan bocah laki laki ini.
" kakek Wirya" ucap bocah kecil itu yang entah hanya memiliki kakeknya atau hanya kakaknya yang bisa iya ingat dalam kepanikan seperti ini.
" apa kamu tau nomor handphone kakekmu ?" tanya Nin kasih yang tak menaruh curiga sedikitpun saat mendengar nama itu karena Nin Kasih percaya jika dunia ini sangat luas dan banyak orang di dunia ini yang bernama sama dengan orang di masa lalu nya.
Bocah kecil itu pun menyebut nomor yang selalu kakeknya ingatkan jika dirinya sedang membutuhkan bantuan ataupun sedang merindukan dirinya.
" baiklah, nenek hubungi kakek mu dulu agar kakekmu bisa menjemput mu di sini " ucap Nin Kasih yang tanpa pikir panjang langsung menghubungi nomor yang di berikan bocah laki laki itu.
" oh iya siapa nama mu nak ?" tanya Nin Kasih pada bocah kecil yang hingga saat ini belum diketahui namanya.
" Dirga Wiratama " baru juga Nin Kasih akan berkomentar tentang nama bocah laki laki itu, sambungan teleponnya sudah di angkat dan tanpa mendengar suara dari seberang sana Nin Kasih langsung memberikan handphone nya ke bocah laki laki itu.
" sepertinya kakekmu sudah mengangkat sambungan teleponnya " ucap Nin kasih yang masih terdengar di sambungan telepon meski samar.
" kakek, tolong jemput Dirga " ucap Dirga di sela Isak tangisnya saat mendengar suara kakeknya dari balik sambungan telepon.
" sayang, jagoan kakek tenang ya "
" coba jelaskan kamu dimana sekarang ?" tanya kakeknya Dirga yang tak tau dimana harus menjemput Dirga jika Dirga tak menjelaskan dimana posisinya saat ini.
" Dirga di pemakaman .." Dirga melihat ke arah Nin Kasih seolah bertanya nama pemakaman tempat mereka berada saat ini.
" pemakaman Senopati " ucap Nin Kasih tapi matanya melihat beberapa orang yang terlihat berpenampilan seram memasuki area pemakaman.
" Dirga tutup teleponnya mereka ada disini " ucap Nin Kasih yang langsung menarik Dirga agar bersembunyi di balik pohon Kamboja yang cukup besar.
Bukan hanya Nin Kasih yang panik saat orang orang yang mungkin saja penculik berjalan mendekat ke arah mereka, begitu juga dengan kakeknya Dirga yang bergegas menuju pemakaman Senopati yang setidaknya butuh waktu empat puluh lima menit untuk bisa sampai ke pemakaman itu.
" ya tuhan, tolong lindungi cucu ku dimana pun dan dengan siapapun dia berada saat ini" ucap kakeknya Dirga yang saat ini masih mengemudikan mobilnya menuju jalan Senopati.
Berbeda dengan Nin Kasih dan juga Dirga yang semakin ketakutan karena pada penjahat itu semakin dekat dengan lokasi mereka saat ini.
" nek, Dirga takut " ucap Dirga pelan tapi masih terdengar di telinga Nin Kasih.
" nenek juga takut tapi kamu harus percaya jika tuhan tak akan membiarkan sesuatu yang buruk terjadi pada kita " Ucap Nin kasih yang sejujurnya kata kata itu bukan hanya di tujukan untuk Dirga tapi juga untuk dirinya karena Nin Kasih bahkan tak percaya di usianya yang tak lagi muda harus menghadapi situasi menegangkan seperti saat ini.
" sepertinya anak itu tak ada di sini bos " ucap salah satu anak buah para penjahat yang masih menyisir setiap sudut makam.
" kita cari ketempat lain sebelum bocah itu berhasil meminta bantuan warga sekitar " ucap laki laki yang jika di perhatikan seperti pemimpin dari orang orang jahat itu.
Setelah yakin para penjabat itu pergi, Nin Kasih dan juga Dirga baru bisa bernafas lega setidaknya saat ini mereka berdua selamat.
" kita jalan ke depan ya agar kakekmu bisa melihat kamu " ucap Nin kasih yang tak ingin lebih lama lagi di tempat ini.
Nin kasih dan Dirga pun berjalan keluar dari tempat pemakaman itu setelah memastikan jika para penjahat itu sudah pergi dan tak butuh waktu lama sebuah mobil hitam berhenti tak jauh dari posisi mereka saat ini.
" itu mobil kakek " tunjuk Dirga saat seorang laki laki paruh baya yang bahkan masih terlihat gagah turun dari dalam mobilnya.
" dia... Apa mungkin itu memang dia ?" tanya Nin kasih yang masih tak percaya harus bertemu dengan laki laki yang memberinya luka yang hingga saat ini tak akan bisa iya lupakan selama hidupnya.
" ayo nek, Dirga kenalkan sama kakek "
✍️✍️✍️ Hai hai hai... ketemu lagi sama R-kha author receh yang kali ini mengangkat cinta di usia yang tak muda lagi dan R-kha harap kalian suka dan selalu mensupport R-kha
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian tak ketinggalan update setiap episode nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘